Rabu, 01 Oktober 2014

PEMERIKSAAN FISIK DAN PENGKAJIAN KESEHATAN



1.       Tujuan pemeriksaan fisik
a.       Pengumpulan riwayat kesehatan
(814) “Ada beberapa prinsip sehingga kita dapat melakukan pelaksanaan riwayat kesehatan dengan sukses. Yang pertama, beri kesempatan klien berbicara, dan beri rasa nyaman pada kien”.
b.      Membuat diagnose dan rencana asuhan keperawatan
(815) “Riwayat kesehatan keperawatan memungkinkan untuk mengumpulkan data yang lengkap dan terperinci tentang status kesehatan klien. Satu temuan pengkajian tidak dapat secara konklusif memunculkan sifat abnormalitas”.
c.       Menatalaksanaan masalah klien
(815) “Ketika merawat klien, perawat membuat banyak observaai dan melakukan berbagai terap”i.
d.      Mengevaluasi asuhan keperawatan
(815) “Perawat bertanggung jawab untuk asuhan keperawatan yang mereka berikan dengan mengevaluasi hasil intervensi keperawatan. Perawat membuat pengukuran yang akurat, terperinci, dan objektif melalui pengkajian fisik”. 
2.       Sensitivitas Budaya
(816) “Seperti halnya kasus pada aspek keperawatan lainnya, pemeriksaan fisik juga harus dilakukan dengan cara dimana perawat menghormati perbedaan budaya yang dimiliki klien. Sangat pentig bagi perawat untuk tetap waspada cara budaya dan untuk menghindari stereotip berdasarkan jenis kelamin atau ras”.
3.       Integrasi Pengkajian Fisik Dengan Asuhan Keperawatan
(816) “Keterampilan pengkajian fisik memungkinkan perawat mendapatkan hasil pengkajian yang lebih komprehensif dan relevan”.
4.       Ketrampilan pengkajian fisik
a.       Inspeksi
(816) “Inspeksi adalah proses observasi. Untuk menggunakan inspeksi secara efektif, perawat mengobservasi prinsip berikut ini:
1.       Pastikan pencahayaan yang baik
2.       Posisikan dan pajankan bagian tubuh sedemikian rupa sehingga semua permukaan tubuh dapat dlihat.
3.       Inspeksi setiap area untuk ukuran, betuk, warna, kesimetrisan,posisi, dan abnormalitas.
4.       Jika mungkin, bandingkan setiap area yang di inspeksi dengan area yang sama di sisi tubuh yang berlawanan
5.       Gunakan lampu tambahan untuk menginspeksi rongga tubuh.
6.       Jangan terburu-buru ketika melakukan inspeksi. Beri perhatian pada hal-hal detail”.

b.      Palpasi
(816) “setelah inspeksi bagian tubuh selesai dilakukan, hasilnya dapat mengindikasikan pemeriksaan lebih lanjut. Palpasi sering digunakan bersama atau setelah inspeksi visual. Perawat dapat menggunakan berbagai tangan ketika menyentuh kulit  untuk mendeteksi karakteristik seperti tekstur dan temperature”.
c.       Perkusi
(818)“Perkusi melibatkan pengetukan tubuh dengan ujung-ujung jari guna mengevaluasi ukuran, batasan, konsistensi organ-organ tubuh dan menemukan adanya cairan didalam rongga tubuh”.
d.      Auskultasi
(819)”Auskultasi adalah mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh. Untuk mengauskultasi perawat harus mempunyai ketajaman pendengaran yang baik, stetoskop yang  baik, dan pengetahuan tentang bagaimana menggunakan stetoskop yang benar. Melalui auskultasi , perawat memperhatikan beberapa karakter bunyi berikut ini:
1.       Frekuensi
2.       Kekerasan
3.       Kualitas
4.       Durasi.
e.      Olfaksi
“Ketika mengkaji pasien, perawat harus mengenali sifat sumber bau  badan. Olfaksi membantu perawat mendeteksi abnormalitas yand tidak dapat dikenali oleh cara lainnya”.
5.       Persiapan Pemeriksaan
(820) “Persiapan lingkungan, alat dan klien yang tepat memastikan pemeriksaan fisik yang lancar dengan sedikit gangguan. Pendekatan yang tidak teratur ketika mempersiapkan  pemeriksaan fisik dapat menyebabkan kesalahan atau ketidaklengkapan hasil”.
a.       Pengendalian infeksi
b.      Lingkungan
c.       Peralatan
d.      Klien
·   Persiapan fisik
·   Persiapan psikologis
·   Pengkajian kelompok usia
6.       Pengaturan Pemeriksaan
(825) “Informasi pemeriksaan fisik menambahkan informasi dari riwayat dan digunakan untuk menginformasi atau menyanggah data. Pemeriksaaan sistematik dan terorganisasi dengan baik pengkajian penting tidak akan terleawatkan, berikut tips pemeriksaan terorganisir secara baik:
1.       bandingkan kedua sisi tuuh dengan kesimetrisan
2.       jika klien menderita penyakit serius, pertama kaji sistem tubuh yan lebih berisiko menjadi abnormal.
3.       jika klien menjadi keletihan, tawarkan periode istirahat diantara pengkajian.
4.       lakuakn prosedur yang menyakitkan mendekati akhir pemeriksaan
5.       catat hasil pemeriksaan dalam istilah ilmiah dan anatomi yang spesifik sehingga semua professional dapat menginterpetasikan hasil tersebut.
6.       gunakan singkatan umum dan yang sudah diterima kemudian lengkapi semua observasi  di akhir pemeriksaan
7.       formulir pengkajian fisik memungkinkan pencatatan informasi dalam urutan yang sama dengan cara informasi tersebut dikumpulkan ”.
7.       Survei Umum
(826) “Pengkajian dimulai pada saat pertama kali perawat bertemu klien. Perawat menentukan alasaan klien mencari layanan kesehatan”.
a.       Tampilan umum dan perilaku
b.      Tanda vital.
c.       Tinggi, berat, dan lingkar badan
8.       Kulit, Rambut, Dan Kuku
(832) “Kulit merupakan pelindung eksternal tubuh, mengatur suhu tubuh, dan bertindak sebagai organ sensorik untuk nyeri, suhu, dan sentuhan. Integumen pengkajian meliputi pengkajian kulit, rambut, kulit kepala dan kuku”.
a.       kulit (warna, kelembapan, suu, tekstur, turgor, vaskularitas, edema, lesi)
b.      rambut dan kulit kepala (inspeksi)
c.       kuku (inspeksi dan palpasi)
9.       Kepala Dan Leher
(842) “pemeriksaan kepala dan leher mencakup pengkajian kepala, mata, telinga, hidup, mulut, farings, dan leher (limfe nodus, arteri carotid, kelenjar tiroid, dan trakea)”
a.       kepala (inspeksi dan palpasi)
b.      mata (ketajaman penglihatan, gerakan ekstra okuler, lapang pandang, struktural mata eksternal, struktural internal mata)
c.       telinga (aurikula, kanal telinga dan gendang telinga, ketajaman pendengaran)
d.      Hidung Dan Sinus
(854) “perawat menggunakan inspeksi dan palpasi untuk mengkaji hidung dan sinus”.
·   hidung
·   sinus
e.      Mulut Dan Faring
(857)”perawat mengkaji mulut dan faring untuk mendeteksi tanda kesehatan secara secara umum, menetukan kebutuhan  higieni oral”.

·   bibir
·   mukosa bukal, gusi dan gigi
·   lidah dan dasar mulut
·   palatum
·   faring
·   leher
·   otot leher
·   nodus limfe
·   kelenjar tiroid
·   arteri karotis dan vena juguler
·   trakea

10.   Toraks Dan Paru-Paru
(865) “pengkajian fisik secara akurat terhadap toraks dan paru-paru membutuhkan pembahasan fungsi ventilasi dan respirasi dari paru-paru”.
a.       toraks posterior
b.      toraks lateral
c.       toraks anterior
11.   Jantung
(873) “pengkajian fungsi melibatkan pembahasan tanda dan gejala dari riwayat keperawatan, pengkajian nadi, dan pemeriksaan langsung pada jantung”.
a.       inspeksi dan palpasi
b.      auskultasi
12.   Sistem Vaskuler
(878) “pemerikasaan sistem vaskuler mencakup pengukuran terhadap darah dan pengkajian yang menyeluruh terhadap integritas sistem vaskuler perifer”.

a.       tekanan darah
b.      arteri carotid
c.       vena jugularis
d.      arteri dan vena perifer
e.      arteri perifer
f.        vena perifer
g.       sistem limfatik

13.   Payudara
(887)”meriksa payudara wanita dan pria merupakan dan pria merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Sejumlah kecil jaringan glandural, daerah potensial untuk pertumbuhan sel-sel kanker, terdapat pada payudara pria. Sebaliknya, sebagian besar dari payudara wanita adalah jaringan glandural”.
a.       payudara wanita (inspeksi, palpasi)
b.      payudara pria
14.   Abdomen
(894) “pemeriksaan abdomen dapat bersifat kompleks karena organ-organ yang terletak didalam dan didekat rongga abdomen”.
a.       inspeksi (kulit, umbilicus, kontur dan simetrisistas, pembesaran organ atau massa, geraka atau palpasi)
b.      auskultasi (motilitas usus, bunyi vaskuler, perkusi, oragan dan massa, ukuran hati, nyeri tekan pada ginjal)
c.       palpasi (hati, pulsasi aortic)
15.   Genitalia Wanita Dan Saluran Reproduksi
(900) “pemeriksaan genitalia wanita dapat dianggap memalukan untuk banyak wanita kecuali jika perawat menggunakan pendekatan yang tenag dan rileks. Kilen daoat memerlukan pemeriksaan yang lengkap terhadap organ reproduksi wanita, yang mencakup pengkajian genitalia eksterna dan pemeriksaan vagina”.
a.       persiapan klien
b.      genital eksternal
c.       pemeriksaan speculum pada genetalia interna (papanicolaoumear, vagina
16.   Genetalia Pria
(906) “pemeriksaan genitalia pria mencakup pengkajian genitalia eksternal dan cincin kanal inguinal”.

a.       maturiatas seksual
b.      penis
c.       skrotum
d.      cincin dank anal inguinalis
e.      inspeksi
f.        palpasi manual

17.   Rectum Dan Anus
(909) “waktu terbaik untuk melakukan pemeriksaan rektal adalah setelah pemerikasaan genital.pemeriksaan rektal dapat terasa tidak nyaman dan memalukan, sehingga perawat harus menggunakan pendekatan yang tenang, perlahan, dan hati-hati”.
a.       inspeksi
b.      palpasi manual
18.   Sistem Musculoskeletal
(911) “perawat dapat belajar mengintegrasikan bagian-bagian pengkajian muskoletal pada saat klien berjalan, bergerak ditempat tidur, atau melakukan segala jenis aktivitas.pertama tinjau ulang anatomi tulang dan penempatan otot serta struktur sendi.pemeriksaan menggunakan inspeksi dan palpasi”.

a.       inspeksi umum
b.      palpasi
c.       rentang gerak sendi
d.      tonus dan kekuatan otot

19.   Sistem Neurologis
(916) “sistem neurologis bertanggung jawab untuk banyak fungsi termasuk inisiasi dan koordinasi gerakan, resepsi dan persepsi stimulus sensorik, organisasi proses berpikir, kantrol bicara, dan penyimpanan memori. Status mental dan emosi diobservasi pada saat data riwayat keperawatan dikumpulkan”.
a.       Status Mental dan Emosi ( Tingkat Kesadaran, Perilaku Dan Penampilan, Bahasa)
b.      Fungsi Intelektual (Memori, Pengetahuan, Asosiasi, Penilaian, Fungsi Saraf Otak, Fungsi Sensori, Fungsi Motoric, Kordinasi, Keseimbangan Dan Refleks)
c.       Setelah Pemeriksaan
*Catatan: Diringkas oleh M. Ilham Santoso dari buku Potter, P.A. & Pery, A.G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih, Made Sumarwati, Dian Evriyani, Laily Mahmudah, Ellen Panggabean, Kusrini, Sasri Kuminianingsih, Enie Novieastari. Jakarta: EGC. (halaman 814—927).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...