PEMERIKSAAN FISIK DAN PENGKAJIAN KESEHATAN
1.
Tujuan pemeriksaan fisik
a.
Pengumpulan riwayat kesehatan
(814) “Ada beberapa prinsip sehingga kita dapat melakukan pelaksanaan
riwayat kesehatan dengan sukses. Yang pertama, beri kesempatan klien berbicara,
dan beri rasa nyaman pada kien”.
b.
Membuat diagnose dan rencana asuhan keperawatan
(815) “Riwayat kesehatan keperawatan memungkinkan untuk mengumpulkan data
yang lengkap dan terperinci tentang status kesehatan klien. Satu temuan
pengkajian tidak dapat secara konklusif memunculkan sifat abnormalitas”.
c.
Menatalaksanaan masalah klien
(815) “Ketika merawat klien, perawat membuat banyak observaai dan
melakukan berbagai terap”i.
d.
Mengevaluasi asuhan keperawatan
(815) “Perawat bertanggung jawab untuk asuhan keperawatan yang mereka
berikan dengan mengevaluasi hasil intervensi keperawatan. Perawat membuat
pengukuran yang akurat, terperinci, dan objektif melalui pengkajian fisik”.
2.
Sensitivitas Budaya
(816) “Seperti halnya kasus pada aspek
keperawatan lainnya, pemeriksaan fisik juga harus dilakukan dengan cara dimana
perawat menghormati perbedaan budaya yang dimiliki klien. Sangat pentig bagi
perawat untuk tetap waspada cara budaya dan untuk menghindari stereotip
berdasarkan jenis kelamin atau ras”.
3.
Integrasi Pengkajian Fisik Dengan Asuhan
Keperawatan
(816) “Keterampilan pengkajian fisik memungkinkan
perawat mendapatkan hasil pengkajian yang lebih komprehensif dan relevan”.
4.
Ketrampilan pengkajian fisik
a.
Inspeksi
(816) “Inspeksi adalah proses observasi. Untuk menggunakan inspeksi
secara efektif, perawat mengobservasi prinsip berikut ini:
1.
Pastikan pencahayaan yang baik
2.
Posisikan dan pajankan bagian tubuh sedemikian
rupa sehingga semua permukaan tubuh dapat dlihat.
3.
Inspeksi setiap area untuk ukuran, betuk, warna,
kesimetrisan,posisi, dan abnormalitas.
4.
Jika mungkin, bandingkan setiap area yang di
inspeksi dengan area yang sama di sisi tubuh yang berlawanan
5.
Gunakan lampu tambahan untuk menginspeksi rongga
tubuh.
6.
Jangan terburu-buru ketika melakukan inspeksi.
Beri perhatian pada hal-hal detail”.
b.
Palpasi
(816) “setelah inspeksi bagian tubuh selesai dilakukan, hasilnya dapat
mengindikasikan pemeriksaan lebih lanjut. Palpasi sering digunakan bersama atau
setelah inspeksi visual. Perawat dapat menggunakan berbagai tangan ketika
menyentuh kulit untuk mendeteksi
karakteristik seperti tekstur dan temperature”.
c.
Perkusi
(818)“Perkusi melibatkan pengetukan tubuh dengan ujung-ujung jari guna
mengevaluasi ukuran, batasan, konsistensi organ-organ tubuh dan menemukan adanya
cairan didalam rongga tubuh”.
d.
Auskultasi
(819)”Auskultasi adalah mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh.
Untuk mengauskultasi perawat harus mempunyai ketajaman pendengaran yang baik,
stetoskop yang baik, dan pengetahuan
tentang bagaimana menggunakan stetoskop yang benar. Melalui auskultasi ,
perawat memperhatikan beberapa karakter bunyi berikut ini:
1.
Frekuensi
2.
Kekerasan
3.
Kualitas
4.
Durasi.
e.
Olfaksi
“Ketika mengkaji pasien, perawat harus mengenali sifat sumber bau badan. Olfaksi membantu perawat mendeteksi
abnormalitas yand tidak dapat dikenali oleh cara lainnya”.
5.
Persiapan Pemeriksaan
(820) “Persiapan lingkungan, alat dan klien
yang tepat memastikan pemeriksaan fisik yang lancar dengan sedikit gangguan.
Pendekatan yang tidak teratur ketika mempersiapkan pemeriksaan fisik dapat menyebabkan kesalahan
atau ketidaklengkapan hasil”.
a.
Pengendalian infeksi
b.
Lingkungan
c.
Peralatan
d.
Klien
·
Persiapan fisik
·
Persiapan psikologis
·
Pengkajian kelompok usia
6.
Pengaturan Pemeriksaan
(825) “Informasi pemeriksaan fisik
menambahkan informasi dari riwayat dan digunakan untuk menginformasi atau
menyanggah data. Pemeriksaaan sistematik dan terorganisasi dengan baik
pengkajian penting tidak akan terleawatkan, berikut tips pemeriksaan
terorganisir secara baik:
1.
bandingkan kedua sisi tuuh dengan kesimetrisan
2.
jika klien menderita penyakit serius, pertama
kaji sistem tubuh yan lebih berisiko menjadi abnormal.
3.
jika klien menjadi keletihan, tawarkan periode
istirahat diantara pengkajian.
4.
lakuakn prosedur yang menyakitkan mendekati
akhir pemeriksaan
5.
catat hasil pemeriksaan dalam istilah ilmiah dan
anatomi yang spesifik sehingga semua professional dapat menginterpetasikan
hasil tersebut.
6.
gunakan singkatan umum dan yang sudah diterima kemudian
lengkapi semua observasi di akhir
pemeriksaan
7.
formulir pengkajian fisik memungkinkan
pencatatan informasi dalam urutan yang sama dengan cara informasi tersebut
dikumpulkan ”.
7.
Survei Umum
(826) “Pengkajian dimulai pada saat pertama
kali perawat bertemu klien. Perawat menentukan alasaan klien mencari layanan
kesehatan”.
a.
Tampilan umum dan perilaku
b.
Tanda vital.
c.
Tinggi, berat, dan lingkar badan
8.
Kulit, Rambut, Dan Kuku
(832) “Kulit merupakan pelindung eksternal
tubuh, mengatur suhu tubuh, dan bertindak sebagai organ sensorik untuk nyeri,
suhu, dan sentuhan. Integumen pengkajian meliputi pengkajian kulit, rambut,
kulit kepala dan kuku”.
a.
kulit (warna, kelembapan, suu, tekstur, turgor,
vaskularitas, edema, lesi)
b.
rambut dan kulit kepala (inspeksi)
c.
kuku (inspeksi dan palpasi)
9.
Kepala Dan Leher
(842) “pemeriksaan kepala dan leher
mencakup pengkajian kepala, mata, telinga, hidup, mulut, farings, dan leher
(limfe nodus, arteri carotid, kelenjar tiroid, dan trakea)”
a.
kepala (inspeksi dan palpasi)
b.
mata (ketajaman penglihatan, gerakan ekstra okuler,
lapang pandang, struktural mata eksternal, struktural internal mata)
c.
telinga (aurikula, kanal telinga dan gendang
telinga, ketajaman pendengaran)
d.
Hidung Dan Sinus
(854) “perawat menggunakan inspeksi dan palpasi untuk mengkaji hidung dan
sinus”.
·
hidung
·
sinus
e.
Mulut Dan Faring
(857)”perawat mengkaji mulut dan faring untuk mendeteksi tanda kesehatan
secara secara umum, menetukan kebutuhan
higieni oral”.
·
bibir
·
mukosa bukal, gusi dan gigi
·
lidah dan dasar mulut
·
palatum
·
faring
·
leher
·
otot leher
·
nodus limfe
·
kelenjar tiroid
·
arteri karotis dan vena juguler
·
trakea
10.
Toraks Dan Paru-Paru
(865) “pengkajian fisik secara akurat
terhadap toraks dan paru-paru membutuhkan pembahasan fungsi ventilasi dan
respirasi dari paru-paru”.
a.
toraks posterior
b.
toraks lateral
c.
toraks anterior
11.
Jantung
(873) “pengkajian fungsi melibatkan pembahasan
tanda dan gejala dari riwayat keperawatan, pengkajian nadi, dan pemeriksaan
langsung pada jantung”.
a.
inspeksi dan palpasi
b.
auskultasi
12.
Sistem Vaskuler
(878) “pemerikasaan sistem vaskuler
mencakup pengukuran terhadap darah dan pengkajian yang menyeluruh terhadap
integritas sistem vaskuler perifer”.
a.
tekanan darah
b.
arteri carotid
c.
vena jugularis
d.
arteri dan vena perifer
e.
arteri perifer
f.
vena perifer
g.
sistem limfatik
13.
Payudara
(887)”meriksa payudara wanita dan pria
merupakan dan pria merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Sejumlah kecil
jaringan glandural, daerah potensial untuk pertumbuhan sel-sel kanker, terdapat
pada payudara pria. Sebaliknya, sebagian besar dari payudara wanita adalah
jaringan glandural”.
a.
payudara wanita (inspeksi, palpasi)
b.
payudara pria
14.
Abdomen
(894) “pemeriksaan abdomen dapat bersifat
kompleks karena organ-organ yang terletak didalam dan didekat rongga abdomen”.
a.
inspeksi (kulit, umbilicus, kontur dan
simetrisistas, pembesaran organ atau massa, geraka atau palpasi)
b.
auskultasi (motilitas usus, bunyi vaskuler,
perkusi, oragan dan massa, ukuran hati, nyeri tekan pada ginjal)
c.
palpasi (hati, pulsasi aortic)
15.
Genitalia Wanita Dan Saluran Reproduksi
(900) “pemeriksaan genitalia wanita dapat
dianggap memalukan untuk banyak wanita kecuali jika perawat menggunakan
pendekatan yang tenag dan rileks. Kilen daoat memerlukan pemeriksaan yang
lengkap terhadap organ reproduksi wanita, yang mencakup pengkajian genitalia
eksterna dan pemeriksaan vagina”.
a.
persiapan klien
b.
genital eksternal
c.
pemeriksaan speculum pada genetalia interna
(papanicolaoumear, vagina
16.
Genetalia Pria
(906) “pemeriksaan genitalia pria mencakup
pengkajian genitalia eksternal dan cincin kanal inguinal”.
a.
maturiatas seksual
b.
penis
c.
skrotum
d.
cincin dank anal inguinalis
e.
inspeksi
f.
palpasi manual
17.
Rectum Dan Anus
(909) “waktu terbaik untuk melakukan
pemeriksaan rektal adalah setelah pemerikasaan genital.pemeriksaan rektal dapat
terasa tidak nyaman dan memalukan, sehingga perawat harus menggunakan
pendekatan yang tenang, perlahan, dan hati-hati”.
a.
inspeksi
b.
palpasi manual
18.
Sistem Musculoskeletal
(911) “perawat dapat belajar
mengintegrasikan bagian-bagian pengkajian muskoletal pada saat klien berjalan,
bergerak ditempat tidur, atau melakukan segala jenis aktivitas.pertama tinjau
ulang anatomi tulang dan penempatan otot serta struktur sendi.pemeriksaan
menggunakan inspeksi dan palpasi”.
a.
inspeksi umum
b.
palpasi
c.
rentang gerak sendi
d.
tonus dan kekuatan otot
19.
Sistem Neurologis
(916) “sistem neurologis bertanggung jawab
untuk banyak fungsi termasuk inisiasi dan koordinasi gerakan, resepsi dan
persepsi stimulus sensorik, organisasi proses berpikir, kantrol bicara, dan
penyimpanan memori. Status mental dan emosi diobservasi pada saat data riwayat
keperawatan dikumpulkan”.
a.
Status Mental dan Emosi ( Tingkat Kesadaran,
Perilaku Dan Penampilan, Bahasa)
b.
Fungsi Intelektual (Memori, Pengetahuan,
Asosiasi, Penilaian, Fungsi Saraf Otak, Fungsi Sensori, Fungsi Motoric,
Kordinasi, Keseimbangan Dan Refleks)
c.
Setelah Pemeriksaan
*Catatan: Diringkas oleh M. Ilham Santoso dari buku Potter,
P.A. & Pery, A.G. 1999. Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih
bahasa oleh Yasmin Asih, Made Sumarwati, Dian Evriyani, Laily Mahmudah, Ellen
Panggabean, Kusrini, Sasri Kuminianingsih, Enie Novieastari. Jakarta: EGC.
(halaman 814—927).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...