Rabu, 01 Oktober 2014

STRES DAN ADAPTASI



Stress dan adpatasi

Setiap manusia pastilah pernah mengalami stress, tapi stres ini bisa memberi stimulus terhadap perubahan, dan dalam konteks ini, suatu stres adalah hal positif dan bahkan di perlukan. Stres adalah fenomena yang berdampak pada semua dimensi di kehidupan sesorang.
Claude benard seorang ahli fisiologi pada tahun 1867 menyatakan bahwa perubahan di lingkungan internal dan eksternal bisa menggangu fungsi utama suatu organisme dan hal semacam ini penting bagi organisme untuk beradaptsi terhadap stresor sehingga organisme tersebut bisa bertahan hingga akhir .
·         KONSEP TENTANG STRES
Stres dan stresor
Stres adalah  segala kondisi di mana tuntutan non-spesifik memaksa seorang individu untuk merespons atau melakukan tindakan (selye,1976). Stimuli yang memicu perubahan disebut stressor.

Model stres
Macam-macam stres berdasar respons yang berkaitan dengan menspesifikan respons atau pola respons tertentu yang mungkin menunjukkan stressor.

Model Adaptasi
Model adaptasi menunjukan bahwa ada empat faktor yang menentukan apakah suatu situasi itu dapat di golongkan dalam katagori menegangkan (Mechanic,1962).
1.       biasanya bergantung kepada pengalaman seseorang dengan stressor yang sama, persepsi keseluruhan, dan sistem dukungan.
2.       Faktor kedua menyangkut tentang praktik dan norma kelompok sebaya individu.
3.       Dampak dari Lingkungan sosial sekitar dalam membantu individu untuk beradaptasi terhadap stresor.
4.       Mencakup tentang sumber yang bisa digunakan untuk mengatasi stesor.
Model Berdasar stimulus
Model stresor berdasar stimulus lebih fokus pada karakteristik yang distruptif di dalam lingkungannya. Model ini fokusk pada asusmsi berikut (McNett,1989):
1.       Peristiwa perubahan di dalam sebuah kehidupan adalah normal, dan perubahan ini membutuhkan durasi dan tipe penyesuaian yang sama.
2.       Individu adalah penerima pasif dari stres, dan cara pandang mereka terhadap peristiwa adalah tidak sama.
3.       Semua orang mempunyai batas ambang stimulus yang sama, dan penyakit bisa terjadi pada tiap-tiap titik setelah ambang tersebut.


Model Berdasar Transaksi
Model ini memandang seorang individu dan lingkungannya dalam sebuah hubungan yang dinamis, interaktif, dan respikoral (Lazarus & Folkman,1984).
Faktor yang mempengaruhi respons terhadap stressor adalah cakupan, intensitas, durasi, sifat stressor dan jumlah.
·         ADAPTASI TERHADAP STRESOR
Adaptasi adalah proses disaat dimensi fisiologis dan psikososial berubah didalam merespons stress.

Dimensi Adaptasi
Stres bisa mempengaruhi  dimensi perkembangan, fisik, emosiaonal, spiritual, sosial, dan intelektual. Sumber adaptif terdapat didalam setiap dimensi ini.

·         RESPONS TERHADAP STRES
Ketika terjadi stress, seseorang akan menggunakan energi fisiologis dan psikologis untuk merespons dan beradaptasi terhadap stress. Besarnya energi dan keefektifan dari usaha untuk beradaptasi bergantung pada 4 dimensi yang telah di jelaskan di atas.

1.       Respons fisiologis
Sebuah riset yang dilakukan oleh Seyle (1946,1976) telah mengidentifikasi dua respons fisiologis terhadap stress yaitu sindrom adaptasi local (LAS) dan sindrom adaptasi umum (GAS).
LAS adalah sebuah respons dari jaringan, organ, atau bahkan bagian tubuh terhadap stress karena penyakit,trauma, atau perubahan fisiologis lain. Respons LAS ada dua yaitu:
Respons Refleks Nyeri
Adalah respons lokal dari sistem saraf pusat terhadap rasa nyeri. Respons ini adalah sebuah respons adaptif yang akan melindungi jaringan dari kerusakan yang lebih parah.
Respons Inflamasi
Respons ini di stimuli oleh infeksi atau trauma. Fase pertama meliputi perubahan di dalam sistem sirkulasi atau dalam sel-sel. Fase kedua biasanya ditandai dengan pelepasan eskudat dari luka. Eskudat adalah gabungan dari sel-sel,cairan, dan bahan-bahan lain yang dihasilkan di tempat cedera.
GAS adalah respons pertahanan secara fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stres.  Sistem ini melibatkan sistem saraf otonom dan sistem endokrin. GAS terdiri atas beberapa tahap yaitu:
Reaksi Alarm. Reaksi ini melibatkan mekanisme pertahanan dari pikiran dan tubuh untuk menghadapi stresor. Pada tahap ini seorang individu berhadpan dengan stresor spesifik.
Tahap Resisten. Dalam tahap ini tubuh kembali pada keadaan stabil, frekuensi jantung, kadar hormone, curah jantung, dan tekanan darah kembali pada tingkatan normal.
Tahap Kehabisan tenaga. Tahap ini terjadi saat tubuh sudah tidak sanggup lagi melawan stres dan saat energi yang dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan adaptasi menipis.
2.       Respons Psikologis
Perilaku adaptif psikologis bias saja bersifat konstruktif atau destruktif. Perilaku konstruktif dapat mendorong individu untuk menyelesaikan konflik. Sedangkan perilaku destruktif mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah, kepribadian, dan kemampuan untuk berfungsi.
·         PROSES KEPERAWATAN DAN ADAPTASI TERHADAP STRES
Pengkajian
Setiap klien mempunyai respons dan presepsi yang berbeda-beda terhadap stress. Presepsi tersebut bergantung pada norma, adat, dan faktor lingkungan klien yang bersangkutan.
Indikator Fisiologis. Indikator ini bersifat objektif, lebih mudah diamati dan diukur secara umum.
Indikator Pengembangan. Pada tiap-tiap tahap perkembangan, seseorang akan menghadapi sebuah tugas pengembagan dan jika stress yang berkepanjangan dapat menganggu penyelesaian tugas tersebut, maka pada akhirnya individu tersebut akan mengalami krisis pendewasaan.
Indikator Perilaku emosional. Emosi dikaji secara langsung maupun tidak langsung dengan cara mengamati perilaku klien.
Indikator Intelektual. Kemampuan seorang individu dalam mendapatkan pengatahuan baru akan terganggu jika individu tersebut mengalami stress yang berkepanjangan.
Indikator Sosial. Mengkaji stresor dalam dimensi sosial meliputi diskusi bersama klien tentang tipe, kualitas, dan besarnya kualitas interaksi sosial.
Indikator Spritual. Stres yang berkepanjangan dapat mengakibatkan kemarahan kepada tuhan.

Diagnosa Keperawatan
Tinjauan Ulang pada data pengkajian dapat mengarahkan perawat pada pengelompokan data yang dapat menunjukkan stresor potensial atau aktual dan respons klien.

Perencanaan
Rumusan rencana perawatan di awali dengan rumusan diagnosa keperawatan. Rumusan ini dibuat secara individual berdasarkan presepsi klien tentang stresor dan responsnya.

Implementasi
Menurut Potter&Perry (1999:487) “perawat bertanggung jawab untuk mengimplementasikan intervensi yang bijaksana yang dilakukan dalam beberapa domain keperawatan”.



Evaluasi
Dikarenakan presepsi setiap klien terhadap stres berbeda-beda, maka persepsi tiap-tiap individu itu terhadap reduksi stres berbeda-beda juga. Oleh karena itu, evaluasi dari intervensi keperawatan yang ditujukan kepada penatalaksanaan stress harus mempertimbangkan persepsi klien terhadap stres telah menurun, apakah klien telah mampu mengontrol faktor yang menyebabkan stress, dan apakah klien mampu secara mandiri mengembangkan strategi reduksi stres.

*Catatan: Diringkas oleh Jingga Wahyu Buana dari buku Potter, P.A. & Pery, A.G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih, Made Sumarwati, Dian, Evriyani, Laily, Mahmudah, Ellen Panggabean, Sari Kurnianingsih, Enie Novieastari. Jakarta: EGC. (halaman 476-495).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...