Stress dan adpatasi
Setiap manusia pastilah pernah mengalami stress, tapi stres
ini bisa memberi stimulus terhadap perubahan, dan dalam konteks ini, suatu
stres adalah hal positif dan bahkan di perlukan. Stres adalah fenomena yang
berdampak pada semua dimensi di kehidupan sesorang.
Claude benard seorang ahli fisiologi pada tahun 1867 menyatakan
bahwa perubahan di lingkungan internal dan eksternal bisa menggangu fungsi utama
suatu organisme dan hal semacam ini penting bagi organisme untuk beradaptsi
terhadap stresor sehingga organisme tersebut bisa bertahan hingga akhir .
·
KONSEP
TENTANG STRES
Stres dan stresor
Stres adalah segala kondisi di
mana tuntutan non-spesifik memaksa seorang individu untuk merespons atau
melakukan tindakan (selye,1976). Stimuli yang memicu perubahan disebut
stressor.
Model stres
Macam-macam stres berdasar respons yang berkaitan dengan menspesifikan
respons atau pola respons tertentu yang mungkin menunjukkan stressor.
Model Adaptasi
Model adaptasi menunjukan bahwa ada empat faktor yang menentukan apakah
suatu situasi itu dapat di golongkan dalam katagori menegangkan
(Mechanic,1962).
1.
biasanya bergantung kepada pengalaman seseorang
dengan stressor yang sama, persepsi keseluruhan, dan sistem dukungan.
2.
Faktor kedua menyangkut tentang praktik dan
norma kelompok sebaya individu.
3.
Dampak dari Lingkungan sosial sekitar dalam
membantu individu untuk beradaptasi terhadap stresor.
4.
Mencakup tentang sumber yang bisa digunakan
untuk mengatasi stesor.
Model Berdasar stimulus
Model stresor berdasar stimulus lebih
fokus pada karakteristik yang distruptif di dalam lingkungannya. Model ini
fokusk pada asusmsi berikut (McNett,1989):
1.
Peristiwa perubahan di dalam sebuah kehidupan
adalah normal, dan perubahan ini membutuhkan durasi dan tipe penyesuaian yang
sama.
2.
Individu adalah penerima pasif dari stres, dan
cara pandang mereka terhadap peristiwa adalah tidak sama.
3.
Semua orang mempunyai batas ambang stimulus yang
sama, dan penyakit bisa terjadi pada tiap-tiap titik setelah ambang tersebut.
Model Berdasar Transaksi
Model ini memandang seorang
individu dan lingkungannya dalam sebuah hubungan yang dinamis, interaktif, dan
respikoral (Lazarus & Folkman,1984).
Faktor yang mempengaruhi respons
terhadap stressor adalah cakupan, intensitas, durasi, sifat stressor dan jumlah.
·
ADAPTASI
TERHADAP STRESOR
Adaptasi adalah proses disaat dimensi fisiologis dan psikososial berubah didalam
merespons stress.
Dimensi Adaptasi
Stres bisa mempengaruhi dimensi perkembangan,
fisik, emosiaonal, spiritual, sosial, dan intelektual. Sumber adaptif terdapat didalam
setiap dimensi ini.
·
RESPONS
TERHADAP STRES
Ketika terjadi stress, seseorang akan menggunakan energi fisiologis dan
psikologis untuk merespons dan beradaptasi terhadap stress. Besarnya energi dan
keefektifan dari usaha untuk beradaptasi bergantung pada 4 dimensi yang telah
di jelaskan di atas.
1. Respons fisiologis
Sebuah riset yang dilakukan oleh
Seyle (1946,1976) telah mengidentifikasi dua respons fisiologis terhadap stress
yaitu sindrom adaptasi local (LAS)
dan sindrom adaptasi umum (GAS).
LAS adalah sebuah respons dari jaringan, organ, atau bahkan bagian
tubuh terhadap stress karena penyakit,trauma, atau perubahan fisiologis lain.
Respons LAS ada dua yaitu:
Respons Refleks Nyeri
Adalah respons lokal dari sistem
saraf pusat terhadap rasa nyeri. Respons ini adalah sebuah respons adaptif yang
akan melindungi jaringan dari kerusakan yang lebih parah.
Respons Inflamasi
Respons ini di stimuli oleh infeksi
atau trauma. Fase pertama meliputi perubahan di dalam sistem sirkulasi atau
dalam sel-sel. Fase kedua biasanya ditandai dengan pelepasan eskudat dari luka.
Eskudat adalah gabungan dari sel-sel,cairan, dan bahan-bahan lain yang
dihasilkan di tempat cedera.
GAS adalah respons pertahanan secara fisiologis dari seluruh tubuh
terhadap stres. Sistem ini melibatkan
sistem saraf otonom dan sistem endokrin. GAS terdiri atas beberapa tahap yaitu:
Reaksi Alarm. Reaksi ini melibatkan mekanisme pertahanan dari
pikiran dan tubuh untuk menghadapi stresor. Pada tahap ini seorang individu
berhadpan dengan stresor spesifik.
Tahap Resisten. Dalam tahap ini tubuh kembali pada keadaan stabil,
frekuensi jantung, kadar hormone, curah jantung, dan tekanan darah kembali pada
tingkatan normal.
Tahap Kehabisan tenaga. Tahap ini terjadi saat tubuh sudah tidak
sanggup lagi melawan stres dan saat energi yang dibutuhkan tubuh untuk
mempertahankan adaptasi menipis.
2. Respons Psikologis
Perilaku adaptif psikologis bias
saja bersifat konstruktif atau destruktif. Perilaku konstruktif dapat mendorong
individu untuk menyelesaikan konflik. Sedangkan perilaku destruktif
mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah, kepribadian, dan kemampuan untuk
berfungsi.
·
PROSES
KEPERAWATAN DAN ADAPTASI TERHADAP STRES
Pengkajian
Setiap klien mempunyai respons dan presepsi yang berbeda-beda terhadap
stress. Presepsi tersebut bergantung pada norma, adat, dan faktor lingkungan
klien yang bersangkutan.
Indikator Fisiologis. Indikator ini bersifat objektif, lebih mudah
diamati dan diukur secara umum.
Indikator Pengembangan. Pada tiap-tiap tahap perkembangan,
seseorang akan menghadapi sebuah tugas pengembagan dan jika stress yang
berkepanjangan dapat menganggu penyelesaian tugas tersebut, maka pada akhirnya
individu tersebut akan mengalami krisis pendewasaan.
Indikator Perilaku emosional. Emosi dikaji secara langsung maupun
tidak langsung dengan cara mengamati perilaku klien.
Indikator Intelektual. Kemampuan seorang individu dalam
mendapatkan pengatahuan baru akan terganggu jika individu tersebut mengalami
stress yang berkepanjangan.
Indikator Sosial. Mengkaji stresor dalam dimensi sosial meliputi
diskusi bersama klien tentang tipe, kualitas, dan besarnya kualitas interaksi
sosial.
Indikator Spritual. Stres yang berkepanjangan dapat mengakibatkan
kemarahan kepada tuhan.
Diagnosa Keperawatan
Tinjauan Ulang pada data pengkajian dapat mengarahkan perawat pada
pengelompokan data yang dapat menunjukkan stresor potensial atau aktual dan
respons klien.
Perencanaan
Rumusan rencana perawatan di awali dengan rumusan diagnosa keperawatan. Rumusan
ini dibuat secara individual berdasarkan presepsi klien tentang stresor dan
responsnya.
Implementasi
Menurut Potter&Perry (1999:487) “perawat bertanggung jawab untuk
mengimplementasikan intervensi yang bijaksana yang dilakukan dalam beberapa
domain keperawatan”.
Evaluasi
Dikarenakan presepsi setiap klien terhadap stres berbeda-beda, maka persepsi
tiap-tiap individu itu terhadap reduksi stres berbeda-beda juga. Oleh karena
itu, evaluasi dari intervensi keperawatan yang ditujukan kepada penatalaksanaan
stress harus mempertimbangkan persepsi klien terhadap stres telah menurun,
apakah klien telah mampu mengontrol faktor yang menyebabkan stress, dan apakah
klien mampu secara mandiri mengembangkan strategi reduksi stres.
*Catatan:
Diringkas oleh Jingga Wahyu Buana dari buku Potter, P.A. & Pery, A.G. 1999.
Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4.
Alih bahasa oleh Yasmin Asih, Made Sumarwati, Dian, Evriyani, Laily, Mahmudah, Ellen Panggabean, Sari Kurnianingsih, Enie Novieastari. Jakarta: EGC. (halaman 476-495).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...