Rabu, 01 Oktober 2014

EVALUASI



EVALUASI*

DINAMIKA MENGEVALUASI PROSES KEPERAWATAN
Evaluasi klien begitu penting sesuai dengan tingkat pemulihan atau kesejahteraan yang sudah ditetapkan oleh bersama oleh tim keperawatan maupun klien. Tindakan evaluasi merupakan salah satu dari rangkaian proses keperawatan untuk menentukan respon klien akan tindakan keperawatan serta sejauh mana tujuan dari keperawatan itu telah dicapai.

Tingkat kualitas perawat kesehatan pun menjadi salah satu aspek penting selain evaluasi, itu mejadi fokus  dari The Joint Commision on Acreditation of Healthcare Organizations ( JCAHO) dan beberapa organisasi kesehatan lainnya. Menurut JCAHO ( 1995) dapat disimpulkan bahwa tingkat kualitas perawat dan pelayanan keperawatan serta peran organisasi besar yang besar mempengaruhi  tingkat asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.

Dalam tindakan evaluasi, perawat membandingkan data klien secara subjektif dan objektif agar  tepat memberikan asuhan keperawatan dan tercapainya tujuan yang sudah  ditetapkan selama perecanaan dengan hasil yang diharapkan.

Pada saat mengevaluasi, perawat harus memberikan asuhan keperawatan dengan baik dan benar agar mendapat data yang tepat serta evaluasi yang positif untuk memutuskan  tindakan apa saja selanjutnya. Rencana asuhan dapat berubah berdasarkan hasil data yang didapatkan selama proses evaluasi.
Setiap diagnosa yang terdapat di rencana asuhan keperawatan  memiliki tujuan dan setiap tujuan memiliki batasan waktu untuk evaluasi. Ketika tujuan itu terpenuhi,  perawat mengevaluasi dan melihat intervensi yang telah berhasil dan adanya kemajuan pada klien. Pada saat klien dipulangkan sebelum semua tujuan tercapai dan semua diagnosa selesai, di sini ada perubahan / revisi dari rencana asuhan keperawatan untuk perawatan tindak lanjut atau pearawatan di rumah. Hal ini menunjukkan prioritas klien bisa berubah sebagai hasil dari evaluasi.
Hasil harus bisa diukur, diuraikan dalam pernyataan perilaku, serta memiliki batas waktu untuk mengevaluasi. Saat klien mendapatkan  hasil yang telah diharapkan, pera wat bisa menghentikan tindakan intervensi karena tujuan sudah terpenuhi atau melanjutkan rencana asuhan. Tetapi jika hasil yang di harapkan klien tidak terpenuhi, maka perawat harus mengkaji ulang serta merevisi kembali rencana asuhan.
EVALUASI DARI PENCAPAIAN TUJUAN.
Tujuan dari asuhan keperawatan ialah  membantu klien menyelesaikan / memecahkan masalah kesehatan, mencegah munculnya kekambuhan serta mempertahankan status sehat. Pengkajian bermaksud untuk mengidentifikasi adanya masalah dan bagaiamana cara penyelesaian masaahtersebut.  Sedangkan evaluasi bertujuan untuk menentukan apakah masalah klien yangsudah diketahui  telah terselesaikan, membaik atau sebaliknya.
Setelah perawat merawat pasien dalam yang lama, perawat akan mampu membuat perbandingan tentang perilaku dan respon klien. Pengalaman dengan dasar pengetahuan ilmiah ialah kunci untuk bisa berpikir kritis dalam keakuratan evaluasi, menyimpulkan masalah, dan mengambil keputusan maupun tindakan. Perawat harus mendokumentasikan hasil evaluasi secara jelas.
REVISI RENCANA PERAWATAN PERAWATAN DAN BERPIKIR KRITIS
Sering kali terjadi perubahan yang tidak mudah terdeteksi, oleh karena itu evaluasi yang spesifik harus dilakakukan pada klien seperti pengenalan ketat pada tingkah laku klien, reaksi klien terhadapat pemberi asuhan dan status fisik klien. Pevaluasi yang akurat ini menjadi landasan revisi dari rencana asuhan yang tidak efektif serta penghentian tindakan terapi yang sudah menunjukkan keberhasilan.
Pengkajian ulang untuk memastikan data tersebut baru dan akurat. Hal ini bisa membuat informasi penting yang terabaikan terbuka dan menambah data evaluasi. Asuhan keperawatan juga didasarkan pada data akurat dari diagnose keperawatan.
Pada intervensi, ada dua faktor yaitu kesesuaian intervensi yang sudah dipilih dan kebenaran dari penerapan proses implementasi. Kesesuaian ini didasarkan kepada standar asuhan keperawatan.
PERBAIKAN KUALITAS
Perbaikan kualitas ialah pendekatan seacara disiplin bertujuan menemukan  cara-cara dalam memperbaiaki proses sertahasil perawatan kesehatan. Indikator kualitas sebagai tolak ukur dari suatu pelayanan dalam memenuhi kebutuhan klien. Ada 3 indikator yaitu indicator struktur, indicator proses dan indikator hasil.
Dalam hal keberhasilan memperbaiki suatu proses, semua staf yang berkepentingan harus terbiasa dengan proses yang digunakan. menetapkan kontrol statistik atau ambang memungkinkan staf menentukan  berhasil tidaknya perubahan proses evaluasinya.
*Catatan: Diringkas oleh Nadhifah Rahmawati dari buku Potter, P.A. &Perry, A.G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih,Made sumarwati, Dian Eriyani, Laily Mahmudah, Ellen panggabean, Kusrini S, Enie Noviestari Novieastari. Jakarta: EGC. (halaman 216 - 227).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...