EVALUASI*
DINAMIKA MENGEVALUASI
PROSES KEPERAWATAN
Evaluasi klien begitu penting sesuai dengan tingkat pemulihan atau
kesejahteraan yang sudah ditetapkan oleh bersama oleh tim keperawatan maupun
klien. Tindakan evaluasi merupakan salah satu dari rangkaian proses keperawatan
untuk menentukan respon klien akan tindakan keperawatan serta sejauh mana
tujuan dari keperawatan itu telah dicapai.
Tingkat kualitas perawat kesehatan pun menjadi salah satu aspek
penting selain evaluasi, itu mejadi fokus dari The Joint Commision on Acreditation of
Healthcare Organizations ( JCAHO) dan beberapa organisasi kesehatan lainnya.
Menurut JCAHO ( 1995) dapat disimpulkan bahwa tingkat kualitas perawat dan
pelayanan keperawatan serta peran organisasi besar yang besar mempengaruhi tingkat asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien.
Dalam tindakan evaluasi, perawat membandingkan data klien secara subjektif
dan objektif agar tepat memberikan
asuhan keperawatan dan tercapainya tujuan yang sudah ditetapkan selama perecanaan dengan hasil
yang diharapkan.
Pada saat mengevaluasi, perawat harus memberikan asuhan keperawatan
dengan baik dan benar agar mendapat data yang tepat serta evaluasi yang positif
untuk memutuskan tindakan apa saja
selanjutnya. Rencana asuhan dapat berubah berdasarkan hasil data yang
didapatkan selama proses evaluasi.
Setiap
diagnosa yang terdapat di rencana asuhan keperawatan memiliki tujuan dan setiap tujuan memiliki
batasan waktu untuk evaluasi. Ketika tujuan itu terpenuhi, perawat mengevaluasi dan melihat intervensi
yang telah berhasil dan adanya kemajuan pada klien. Pada saat klien dipulangkan
sebelum semua tujuan tercapai dan semua diagnosa selesai, di sini ada perubahan
/ revisi dari rencana asuhan keperawatan untuk perawatan tindak lanjut atau
pearawatan di rumah. Hal ini menunjukkan prioritas klien bisa berubah sebagai
hasil dari evaluasi.
Hasil
harus bisa diukur, diuraikan dalam pernyataan perilaku, serta memiliki batas
waktu untuk mengevaluasi. Saat klien mendapatkan hasil yang telah diharapkan, pera wat bisa
menghentikan tindakan intervensi karena tujuan sudah terpenuhi atau melanjutkan
rencana asuhan. Tetapi jika hasil yang di harapkan klien tidak terpenuhi, maka
perawat harus mengkaji ulang serta merevisi kembali rencana asuhan.
EVALUASI DARI PENCAPAIAN TUJUAN.
Tujuan dari
asuhan keperawatan ialah membantu klien
menyelesaikan / memecahkan masalah kesehatan, mencegah munculnya kekambuhan
serta mempertahankan status sehat. Pengkajian bermaksud untuk mengidentifikasi
adanya masalah dan bagaiamana cara penyelesaian masaahtersebut. Sedangkan evaluasi bertujuan untuk menentukan
apakah masalah klien yangsudah diketahui
telah terselesaikan, membaik atau sebaliknya.
Setelah perawat
merawat pasien dalam yang lama, perawat akan mampu membuat perbandingan tentang
perilaku dan respon klien. Pengalaman dengan dasar pengetahuan ilmiah ialah
kunci untuk bisa berpikir kritis dalam keakuratan evaluasi, menyimpulkan
masalah, dan mengambil keputusan maupun tindakan. Perawat harus
mendokumentasikan hasil evaluasi secara jelas.
REVISI RENCANA PERAWATAN PERAWATAN DAN
BERPIKIR KRITIS
Sering kali
terjadi perubahan yang tidak mudah terdeteksi, oleh karena itu evaluasi yang
spesifik harus dilakakukan pada klien seperti pengenalan ketat pada tingkah
laku klien, reaksi klien terhadapat pemberi asuhan dan status fisik klien.
Pevaluasi yang akurat ini menjadi landasan revisi dari rencana asuhan yang
tidak efektif serta penghentian tindakan terapi yang sudah menunjukkan
keberhasilan.
Pengkajian ulang
untuk memastikan data tersebut baru dan akurat. Hal ini bisa membuat informasi
penting yang terabaikan terbuka dan menambah data evaluasi. Asuhan keperawatan
juga didasarkan pada data akurat dari diagnose keperawatan.
Pada intervensi,
ada dua faktor yaitu kesesuaian intervensi yang sudah dipilih dan kebenaran
dari penerapan proses implementasi. Kesesuaian ini didasarkan kepada standar
asuhan keperawatan.
PERBAIKAN KUALITAS
Perbaikan
kualitas ialah pendekatan seacara disiplin bertujuan menemukan cara-cara dalam memperbaiaki proses sertahasil
perawatan kesehatan. Indikator kualitas sebagai tolak ukur dari suatu pelayanan
dalam memenuhi kebutuhan klien. Ada 3 indikator yaitu indicator struktur,
indicator proses dan indikator hasil.
Dalam hal
keberhasilan memperbaiki suatu proses, semua staf yang berkepentingan harus
terbiasa dengan proses yang digunakan. menetapkan kontrol statistik atau ambang
memungkinkan staf menentukan berhasil
tidaknya perubahan proses evaluasinya.
*Catatan: Diringkas
oleh Nadhifah Rahmawati dari buku Potter, P.A. &Perry, A.G. 1999. Buku
Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih
bahasa oleh Yasmin Asih,Made sumarwati, Dian Eriyani, Laily Mahmudah, Ellen
panggabean, Kusrini S, Enie Noviestari Novieastari. Jakarta: EGC. (halaman 216
- 227).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...