NILAI*
Nilai adalah dasar dari tindakan
yang akan dilakukan seseorang, dan tindakan itu akan menjadi ukuran untuk
melakukan tindakan selanjutnya. Nilai-nilai tersebut saling berhubungan dan
membentuk sistem nilai. Perawat sudah menentukan nilai dan harus menyadari
sistem nilai mereka yang akan mempengaruhi perawatan kepada klien. Perawat
dapat menjadi seorang perawat yang aktif dan praktisi ketika mereka memahami
nilai pribadi dan profesional yang diyakini. Sebab, ketika perawat mulai
memahami dengan baik nilai pribadi dan professional yang diyakini maka
pengambilan keputusan mereka akan terpikirkan dengan matang dan tindakan yang
mereka lakukan sudah terencana dengan baik. Sehingga akan mengoptimalkan asuhan
keperawatan kepada klien.
Nilai memberi ukuran atau batasan
perilaku bagi kelompok atau seseorang yang menganutnya. Untuk melakukan sebuah
tindakan seseorang akan melihat terlebih dahulu apakah nila dari tindakan
tersebut baik atau justru sebaliknya. Nilai yang berkedudukan tinggi akan
membantu dalam menentukan identitas, tindakan serta pemikiran seseorang.
Pendapat orang lain dan respons kita kepada mereka juga dipengaruhi nilai.
Namun, nilai pengkajian tidak menjadi penentu bagaimana seseorang diperlakukan
dalam keprofesionalan.
Nilai didapatkan seseorang melalui
pemahaman, observasi serta pengalaman. Ia akan mengamati perilakunya dalam
lingkungan dan melihat bagaimana respon terhadap perilaku tersebut. Misalnya,
ketika anak-anak baru kali pertama masuk sekolah, mereka akan mengamati
bagaimana respon guru yang diberikan kepada murid. Dalam lingkungan pendidikan
tersebut mereka akan belajar tentang bermacam-macam nilai akademik. Beberapa
orang membentuk nilai mereka dengan pengalaman yang mereka miliki. Peserta
didik keperawatan bisa mempelajari nilai keperawatan dengan cara memahami dan memeprtimbangkan makna dari perilaku
manusia. Nilai juga dapat dibentuk melalui interaksi dengan orang lain, baik
secara sadar maupun tidak sadar.
Nilai menjadi pembelajaran bagi
seseorang dalam lingkungan disekitarnya. Seorang anak memperoleh nilai dari
orangtua, anggota keluarga, teman, sekolah, tempat ibadah dan lingkungan sosial
lainnya. Dasar sistem nilai mereka akan terbentuk ketika mereka menerima dan
mengamati respon dari orangtua, keluarga dan teman mereka. Biasanya seseorang
menyalurkan nilainya kepada orang lain secara tidak sadar. Misalnya, ketika
anak sering mendengar orangtuanya yang berbohong kepada orang lain, mereka
dapat mulai memakai kebenaran untuk kepentingan dan keuntungan mereka sendiri.
Tetapi, proses penyaluran nilai juga dapat dilakukan secara sadar, yaitu
misalnya orangtua menasehati anaknya ketika anak tersebut melakukan kesalahan
yang merugikan orang lain maupun dirinya sendiri.
Nilai kesehatan dipengaruhi oleh
latar belakang kebudayaan. Nilai terbentuk dari lingkungan sosial di mana
terdapat latar belakang pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya orang yang
bermacam-macam. Seseorang mendapatkan berbagai nilai budaya yang dominan di
dalam lingkungan tempat ia tinggal. Karena ia belajar untuk menilai kebiasaan,
adat, perilaku, dan hal yang bersifat umum. Perawat berusaha memahami pengaruh
budaya pada perawatan, pelayanan asuhan kesehatan dan penyesuaian penyakit agar
dapat memberikan perawatan secara efektif kepada klien.
Nilai seorang perawat berpengaruh
terhadap perawatan klien. Karena nilai membentuk identitas seseorang dan
mempengaruhi tindakannya terhadap orang lain. Jadi, secara sadar maupun tidak
sadar nilai seorang perawat akan mempengaruhi asuhan keperawatannya kepada
kliennya. Profesi menyatakan hal yang dipercayai untuk membentuk nilai yang
dipertahankan. Karena suatu profesi yang mempunyai nilai dasar dan fundamental
jarang berubah dalam masyarakat.
Nilai perawat dan nilai advokasi merupakan
nilai keperawatan fundamental. Morse et al. (1990) mengidentifikasi lima
perspektif bentuk perawatan, yaitu perawat sebagai sifat bawaaan manusia, moral
ideal, dampak atau akibat, hubungan interpersonal dan intervensi terapeutik.
Perawatan memiliki peran penting dalam profesi keperawatan, oleh karena itu
perawat harus mempertahankan nilai perawatan sebagai pusat nilai dalam praktik
mereka di masyarakat dan lingkungan kesehatan. American Association of Colleges of Nursing Values (AACN)
mengajukan tujuh nilai esensial untuk perawat profesional yang terdiri dari
altruisme, persamaan, estetika, kebebasan, harga diri menusia, keadilan dan
kebenaran. Penggbungan nilai ACCN tersebut dengan sistem nilai pribadi dan
profesional dapat menjujung standar profesi dan asuhan keperawatan yang
efektif. Nilai advokasi terhadap klien akan tumbuh ketika profesi keperawatan
melaksanakan kewajiban utamanya untuk melindungi dan mengingatkan hak-hak
klien. Terbentuknya nilai advokasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
ketika perawatan kesehatan menjadi satu kesatuan, ketika kesejangan pengetahuan
antara perawat dan klien semakin lebar, ketika biaya meningkat, ketika
pengobatan medis berubah menjadi membebani dan membahayakan. Perawat membuat
kerangka kerja dalam memberikan advokasi dengan mengacu pada keinginan dan
nilai yang dipegang oleh klien. Bentuk advokasi yang terbaik bagi klien
diberikan melalui bentuk pengajaran, penjelasan dan identifikasi.
Pada saat membuat keputusan
klinis, tindakan perawat harus mencerminkan nilai yang diturunkan oleh profesi.
Hal itu dilakukan agar keputusan tersebut menjadi yang terbaik untuk klien. Klien
sering dididik tentang fakta dan konsep pada kondisi mereka, tetapi perilaku
kesehatan mereka tidak berubah. Memberikan informasi kepada klien dengan
praktis dan mudah dimengerti akan membuat klien lebih mudah meningkatakan
kesehatan.
Perawat yang mempelajari dan
memahami nilai yang dianut oleh klien akan lebih siap membantu klien untuk
mengambil perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan dan menjaga kesehatan.
Klien akan merasa nyaman dan dengan senang hati menuruti apa yang dianjurkan
oleh perawat ketika perawat memahami nilai-nilai yang dianut oleh klien
tersebut. Selain itu, biasanya seorang individu secara tidak sadar menjaga
nilai yang dianutnya. Mungkin mereka mengalami kesulitan saat mengambil
keputusan atau ketika mereka terpaksa mengubah nilai yang telah lama
dipegangnya.
Tahap peningkatan kesehatan yang
membantu pemahaman nilai pribadi disebut Klarifikasi nilai. Klarifikasi nilai
menjadi perantara yang berfungsi membantu klien dan keluarga untuk memilih
perilaku yang bisa meningkatkan kesehatan. Selain itu, klarifikasi nilai juga
akan menolong klien memperoleh kesadaran mengenai pioritas pribadi, meneliti
nilai tidak jelas dan menyelesaikan konflik diantara nilai dan perilaku.
Seseorang bebas memilih nilai
dengan berbagai alternatif yang ada serta memahami bagaimana konsekuensi yang
harus ditanggungnya. Perawat berperan untuk meyakinkan pilihan kliennya atau
memberikan saran. Memberikan respons klarifikasi adalah cara terbaik ketika
klien mengalami konflik nilai.
Perawat yang memakai klarifikasi
nilai bersama klien akan memberi respons menjelaskan dan menstimulasi adanya koreksi
diri tentang nilai dan perilaku. Perawat menolong klien memakai klarifikasi
nilai sehingga klien bisa memperkuat nilai peribadinya dihadapan orang lain.
Klarifikasi nilai meningkatkan pengetahuan
tentang nilai dan pengambilan keptusan yang tepat dan bijak. Menggunakan
klarifikasi nilai dapat membuat individu mengambil keputusan yang tepat ketika
ia dihadapkan pada pilihan yang sulit.
Perawat tidak boleh memihak siapa
pun ketika membantu klien menjelaskan nilai dan pengambilan keputusan. Perawat
kompeten akan menolong klien untuk membuat keputusan mereka sendiri sesuai
dengan nilai yang mendasarinya.
Pengalaman perawat dapat membantu
praktik yang berkaitan dengan nilai pribadi dan profesional. Perawat akan sulit
melakukan perannya ketika ia tidak memiliki nilai pribadi yang meyaknkan dan
jelas. Pengalaman tersebut akan membantu perawat untuk mengintropeksi dirinya.
Nilai sosial sangat penting di
dalam menetapkan perubahan perawatan kesehatan yang berkualitas. Secara sosial
keperawatan masih tetap dihargai sebagai suatu profesi. Nilai dan sikap seorang
perawat tidak seharusnya berpengaruh kepada kewajibannya untuk memenuhi asuhan
keperawatan secara kompeten dan efektif kepada setiap orang yang membutuhkan.
Profesi perawat terlibat dalam
perlindungan kesehatan, yang termasuk ke dalam advokasi pada klien. Kode etik
keperawatan profesional menjelaskan bahwa hubungan sosial perawat dengan klien
dilandasi oleh pengertian bahwa nilai yang diyakini oleh klien sangat dikudung
dan dijunjung tinggi. Advokasi merupakan menjunjung, menjaga dan berbicara
untuk nilai yang diyakini oleh orang lain.
*Catatan: Diringkas oleh Rosyada Nirmala dari buku
Potter, P.A. &Pery, A.G. 1999. Buku
Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih
bahasa oleh Yasmin Asih, Made Sumarwati, Dian Evriyani, Laily Mahmudah, Ellen
Panggabean, Kusrini, Sasri Kuminianingsih, Enie Novieastari. Jakarta: EGC. (halaman 395—409).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...