Rabu, 01 Oktober 2014

NILAI



NILAI*

Nilai adalah dasar dari tindakan yang akan dilakukan seseorang, dan tindakan itu akan menjadi ukuran untuk melakukan tindakan selanjutnya. Nilai-nilai tersebut saling berhubungan dan membentuk sistem nilai. Perawat sudah menentukan nilai dan harus menyadari sistem nilai mereka yang akan mempengaruhi perawatan kepada klien. Perawat dapat menjadi seorang perawat yang aktif dan praktisi ketika mereka memahami nilai pribadi dan profesional yang diyakini. Sebab, ketika perawat mulai memahami dengan baik nilai pribadi dan professional yang diyakini maka pengambilan keputusan mereka akan terpikirkan dengan matang dan tindakan yang mereka lakukan sudah terencana dengan baik. Sehingga akan mengoptimalkan asuhan keperawatan kepada klien.
Nilai memberi ukuran atau batasan perilaku bagi kelompok atau seseorang yang menganutnya. Untuk melakukan sebuah tindakan seseorang akan melihat terlebih dahulu apakah nila dari tindakan tersebut baik atau justru sebaliknya. Nilai yang berkedudukan tinggi akan membantu dalam menentukan identitas, tindakan serta pemikiran seseorang. Pendapat orang lain dan respons kita kepada mereka juga dipengaruhi nilai. Namun, nilai pengkajian tidak menjadi penentu bagaimana seseorang diperlakukan dalam keprofesionalan.
Nilai didapatkan seseorang melalui pemahaman, observasi serta pengalaman. Ia akan mengamati perilakunya dalam lingkungan dan melihat bagaimana respon terhadap perilaku tersebut. Misalnya, ketika anak-anak baru kali pertama masuk sekolah, mereka akan mengamati bagaimana respon guru yang diberikan kepada murid. Dalam lingkungan pendidikan tersebut mereka akan belajar tentang bermacam-macam nilai akademik. Beberapa orang membentuk nilai mereka dengan pengalaman yang mereka miliki. Peserta didik keperawatan bisa mempelajari nilai keperawatan dengan cara memahami  dan memeprtimbangkan makna dari perilaku manusia. Nilai juga dapat dibentuk melalui interaksi dengan orang lain, baik secara sadar maupun tidak sadar.
Nilai menjadi pembelajaran bagi seseorang dalam lingkungan disekitarnya. Seorang anak memperoleh nilai dari orangtua, anggota keluarga, teman, sekolah, tempat ibadah dan lingkungan sosial lainnya. Dasar sistem nilai mereka akan terbentuk ketika mereka menerima dan mengamati respon dari orangtua, keluarga dan teman mereka. Biasanya seseorang menyalurkan nilainya kepada orang lain secara tidak sadar. Misalnya, ketika anak sering mendengar orangtuanya yang berbohong kepada orang lain, mereka dapat mulai memakai kebenaran untuk kepentingan dan keuntungan mereka sendiri. Tetapi, proses penyaluran nilai juga dapat dilakukan secara sadar, yaitu misalnya orangtua menasehati anaknya ketika anak tersebut melakukan kesalahan yang merugikan orang lain maupun dirinya sendiri.
Nilai kesehatan dipengaruhi oleh latar belakang kebudayaan. Nilai terbentuk dari lingkungan sosial di mana terdapat latar belakang pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya orang yang bermacam-macam. Seseorang mendapatkan berbagai nilai budaya yang dominan di dalam lingkungan tempat ia tinggal. Karena ia belajar untuk menilai kebiasaan, adat, perilaku, dan hal yang bersifat umum. Perawat berusaha memahami pengaruh budaya pada perawatan, pelayanan asuhan kesehatan dan penyesuaian penyakit agar dapat memberikan perawatan secara efektif kepada klien.
Nilai seorang perawat berpengaruh terhadap perawatan klien. Karena nilai membentuk identitas seseorang dan mempengaruhi tindakannya terhadap orang lain. Jadi, secara sadar maupun tidak sadar nilai seorang perawat akan mempengaruhi asuhan keperawatannya kepada kliennya. Profesi menyatakan hal yang dipercayai untuk membentuk nilai yang dipertahankan. Karena suatu profesi yang mempunyai nilai dasar dan fundamental jarang berubah dalam masyarakat.
Nilai perawat dan nilai advokasi merupakan nilai keperawatan fundamental. Morse et al. (1990) mengidentifikasi lima perspektif bentuk perawatan, yaitu perawat sebagai sifat bawaaan manusia, moral ideal, dampak atau akibat, hubungan interpersonal dan intervensi terapeutik. Perawatan memiliki peran penting dalam profesi keperawatan, oleh karena itu perawat harus mempertahankan nilai perawatan sebagai pusat nilai dalam praktik mereka di masyarakat dan lingkungan kesehatan. American Association of Colleges of Nursing Values (AACN) mengajukan tujuh nilai esensial untuk perawat profesional yang terdiri dari altruisme, persamaan, estetika, kebebasan, harga diri menusia, keadilan dan kebenaran. Penggbungan nilai ACCN tersebut dengan sistem nilai pribadi dan profesional dapat menjujung standar profesi dan asuhan keperawatan yang efektif. Nilai advokasi terhadap klien akan tumbuh ketika profesi keperawatan melaksanakan kewajiban utamanya untuk melindungi dan mengingatkan hak-hak klien. Terbentuknya nilai advokasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ketika perawatan kesehatan menjadi satu kesatuan, ketika kesejangan pengetahuan antara perawat dan klien semakin lebar, ketika biaya meningkat, ketika pengobatan medis berubah menjadi membebani dan membahayakan. Perawat membuat kerangka kerja dalam memberikan advokasi dengan mengacu pada keinginan dan nilai yang dipegang oleh klien. Bentuk advokasi yang terbaik bagi klien diberikan melalui bentuk pengajaran, penjelasan dan identifikasi.
Pada saat membuat keputusan klinis, tindakan perawat harus mencerminkan nilai yang diturunkan oleh profesi. Hal itu dilakukan agar keputusan tersebut menjadi yang terbaik untuk klien. Klien sering dididik tentang fakta dan konsep pada kondisi mereka, tetapi perilaku kesehatan mereka tidak berubah. Memberikan informasi kepada klien dengan praktis dan mudah dimengerti akan membuat klien lebih mudah meningkatakan kesehatan.
Perawat yang mempelajari dan memahami nilai yang dianut oleh klien akan lebih siap membantu klien untuk mengambil perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan dan menjaga kesehatan. Klien akan merasa nyaman dan dengan senang hati menuruti apa yang dianjurkan oleh perawat ketika perawat memahami nilai-nilai yang dianut oleh klien tersebut. Selain itu, biasanya seorang individu secara tidak sadar menjaga nilai yang dianutnya. Mungkin mereka mengalami kesulitan saat mengambil keputusan atau ketika mereka terpaksa mengubah nilai yang telah lama dipegangnya.
Tahap peningkatan kesehatan yang membantu pemahaman nilai pribadi disebut Klarifikasi nilai. Klarifikasi nilai menjadi perantara yang berfungsi membantu klien dan keluarga untuk memilih perilaku yang bisa meningkatkan kesehatan. Selain itu, klarifikasi nilai juga akan menolong klien memperoleh kesadaran mengenai pioritas pribadi, meneliti nilai tidak jelas dan menyelesaikan konflik diantara nilai dan perilaku.
Seseorang bebas memilih nilai dengan berbagai alternatif yang ada serta memahami bagaimana konsekuensi yang harus ditanggungnya. Perawat berperan untuk meyakinkan pilihan kliennya atau memberikan saran. Memberikan respons klarifikasi adalah cara terbaik ketika klien mengalami konflik nilai.
Perawat yang memakai klarifikasi nilai bersama klien akan memberi respons  menjelaskan dan menstimulasi adanya koreksi diri tentang nilai dan perilaku. Perawat menolong klien memakai klarifikasi nilai sehingga klien bisa memperkuat nilai peribadinya dihadapan orang lain.
Klarifikasi nilai meningkatkan pengetahuan tentang nilai dan pengambilan keptusan yang tepat dan bijak. Menggunakan klarifikasi nilai dapat membuat individu mengambil keputusan yang tepat ketika ia dihadapkan pada pilihan yang sulit.
Perawat tidak boleh memihak siapa pun ketika membantu klien menjelaskan nilai dan pengambilan keputusan. Perawat kompeten akan menolong klien untuk membuat keputusan mereka sendiri sesuai dengan nilai yang mendasarinya.
Pengalaman perawat dapat membantu praktik yang berkaitan dengan nilai pribadi dan profesional. Perawat akan sulit melakukan perannya ketika ia tidak memiliki nilai pribadi yang meyaknkan dan jelas. Pengalaman tersebut akan membantu perawat untuk mengintropeksi dirinya.
Nilai sosial sangat penting di dalam menetapkan perubahan perawatan kesehatan yang berkualitas. Secara sosial keperawatan masih tetap dihargai sebagai suatu profesi. Nilai dan sikap seorang perawat tidak seharusnya berpengaruh kepada kewajibannya untuk memenuhi asuhan keperawatan secara kompeten dan efektif kepada setiap orang yang membutuhkan.
Profesi perawat terlibat dalam perlindungan kesehatan, yang termasuk ke dalam advokasi pada klien. Kode etik keperawatan profesional menjelaskan bahwa hubungan sosial perawat dengan klien dilandasi oleh pengertian bahwa nilai yang diyakini oleh klien sangat dikudung dan dijunjung tinggi. Advokasi merupakan menjunjung, menjaga dan berbicara untuk nilai yang diyakini oleh orang lain.




*Catatan: Diringkas oleh Rosyada Nirmala dari buku Potter, P.A. &Pery, A.G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih, Made Sumarwati, Dian Evriyani, Laily Mahmudah, Ellen Panggabean, Kusrini, Sasri Kuminianingsih, Enie Novieastari.  Jakarta: EGC. (halaman 395—409).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...