Rabu, 01 Oktober 2014

Etik


Pendidikan tentang keperawatan dirasa semakin dibutuhkan bagi perawat. Perawat diharuskan mengetahui dan memahami pengetahuan yang terpercaya sehingga dapat membantu dalam keadaan yang dianggap  sensitife dengan cara memberikan kontribusi yang baik.
Perawat memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat dalam praktik etik yang mengharuskan  perawat menyelesaikan dilema etiknya secara mandiri atau dengan bantuan tim perawat yang menangani klien bukan dengan pakar ataupun institusi.
Seringkali perawat merasa bahwa mereka “ada diposisi tengah”. Perawat mempunyai komitmen bersama klien, keluarga, institusi, dokter, dan juga masyarakat yang mengharuskan perawat untuk dapat memecahkan masalah seperti saat kewajiban perawat dianggap tidak penting.
Ø DEFINISI ETIK
Etik merupakan terminologi yang memiliki banyak makna. Etik mempunyai makna bagaimana cara untuk melakukan suatu hal dan bagaimana cara berhubungan dengan orang. Secara umum, terminologi antara moral dengan etik sama.
Perawat sering merasa bahwa tidak ada kejelasan yang menjadikan suatu tindakan menjadi benar atau yang biasa disebut dengan dilema moral. Pembelajaran  mengenai etik keperawatan mengacu pada penyelesaian dilema etik. Perawatan merupakan kata moral yang mengacu pada tindakan atau asuhan keperawatan yang dilakukan perawat untuk klien.
 Etik adalah pembelajaran mengenai motif dan karakter baik,yang menekankan pada perilaku penetapan yang baik dan menghargai orang lain. Perawat yang etis akan melakukan tindakan terhadap orang lain dengan tindakan yang konsisten menurut norma keperawatan dan akan berlandaskan lebih dari sekedar nilai pribadi.



Ø ETIK DALAM KEPERAWATAN
Untuk dapat menjadi perawat yang profesional dewasa, perawat harus selalu meningkatkan perasaan yang kuat mengenai identitas moral para perawat, elalu mencari sumber professional yang akan mendukung kinerja mereka dalam bidang etik.
1.       Etik Perawatan
Etik perawatan berhubungan dengan hubungan antara masyarakat dengan tindakan yang perawat lakukan kepada orang lain. Perawat yang berlaku professional akan memberikan sikap yang empati kepada kliennya bukan member sikap simpati. Perawat harus apat memahami dan dapat mencari solusi atas masalah klien.
2.       Kode Etik Perawat
 Perawat yang telah meningkatkan kode etik yang ideal telah merefleksikan kode tersebut kepada anggota profesinya.
3.       Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat
Tanggung jawab merupakan tindakan yang berkaitan dengan peran perawat. Sedangkan tanggung gugat  merupakan pemberian alasan atas tindakan.

Ø DASAR UNTUK PERTIMBANGAN ETIS
“Melakukan etik” yaitu ikut dalam proses berpikir yang kritis tentang apa yang salah dan benar, buruk atau baik, atau kadang berpikir tentang keadaan dimana orang mempunyai banyak tindakan yang benar. Pertimbangan moral mencakup pengkajian yang rasional agar perawat dapat berpartisipasi dalam diskusi  dengan baik. Biasanya pertimbangan moral akan terjadi saat seorang perawat telah mengenali situasi etis tapi sebelum seorang perawat mengimplementasikan tindakan tersebut.
1.       Pertimbangan Moral
Pengaruh pertimbangan moral  meliputi banyak hal. Pertama emosi, suatu kewaspadaan terhadap masalah etis dan juga ketidak adilan akan tercermin dari emosinya. Kedua yaitu pertimbangan legal, sangatlah penting untuk dapat mempertimbangkan dengan bijak suatu pemikiran moral. Yang ketiga yaitu agama, pendidikan agama yang dianut akan terus menuntun seseorang dalam pertimbanangan moral yang akan diambilnya.
2.       Teori Moral
Teori moral meliputi teori teleologi dan deotologi. Teori teleologi ialah teori yang mengutamakan hasil akhir daripada tindakan yang diberikan. Sedangkan teori deontologi ialah teori yang lebih mengutamakan tindakan yang diberikan daripada hasil akhirnya.
3.       Prinsip Etis
Saat mengambil keputusan perawat akan menggunakan pertimbangan dengan memakai kewajiban dan prinsip moral yang universal.
a)      Respek pada seseorang
Setiap kehidupan yang dialami manusia itu berbeda-beda, tapi mereka harus selalu menyadari bahwa seseorang dapat mati. Dan kebanyakan orang menganggap bahwa hidup tidak hanya sekedar berfungsinya organ-organ vital melainkan lebih dari itu.
b)      Respek pada autonomi
Perawat tradisional lebih mengacu pada kemurahan hati sedangkan professional lebih mengacu pada paternalisme.
c)       Non-malefisien dan kemaslahatan
Dalam pengambilan tindakan, perawat harus dapat memperhitungkan kemungkinan resiko yang akan dialami klien agar tercapai lebih banyak kemaslahatan.
d)      Keadilan
Prinsip keadilan menuntut para perawat untuk berlaku adil kepada para klien dengan cara pemenuhan kebutuhan pasien, meskipun cara pendistribusian keadilan dengan cara keadilan non komparatif ini akan sulit.
e)      Kejujuran, kerahasiaan, dan kesetiaan
Prinsip ini mengharuskan perawat untuk berkata jujur dan bersikap positif kepada klien tentang kondisi klien karena klien harus ikut serta dalam perawatan diri mereka sendiri. Kerahasiaan membantu klien dan perawat untuk tidak menyebarluaskan kondisi pasien, sehingga keinginan klien yang kompeten akan tercapai.
f)       Informed consent dan advance directive
Informed consent merupakan peningkatan pengetahuan klien terhadap pilihanya sendiri. Sedangkan advance directive merupakan komunikasi yang dilakukan klien secara tidak langsung tentang apa yang ingin klien dapatkan(komunikasi oleh wali klien).

Ø METODOLOGI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
Tindakan baik yang dilakukan perawat adalah mendiskusikan dalam mengatasi dilema etis dengan meminimalkan resiko dari informasi relevan yang diperolehnya. Berikut adalah beberapa panduan yang dapat perawat ambil dalam pemecahan dan pemrosesan masalah etis.

1.       Memperlihatkan maksud yang baik
Dalam diskusi sangatlah penting bagi para perawat juga peserta diskusi lain untuk saling menghormati dan mempunyai anggapan bahwa setiap peserta diskusi ingin mencapai hal “baik”.
2.       Menganggap semua orang penting
Ingatlah bahwa semua orang yang ikut dalam diskusi adalah penting dalam pengambilan keputusan moral.
3.       Pengumpulan informasi yang terpercaya
Informasi yang terpercaya meliputi, system keluarga, pilihan klien, prognosa dan diagnosa medis, dukungan lingkungan, dan pertimbangan sosial.
4.       Membedakan prinsip etis yang penting dan tidak penting
Dalam mengidentifikasi prinsip etis yang penting akan memudahkan dalam penimbangan pengambilan tindakan untuk pemecahan dilema etis.
5.       Mengusulkan tindakan alternatife
Memberi kebebasan pada peserta diskusi untuk memilih keputusan yang logis.
6.       Implementasi
Setelah melakukan diskusi terbuka yang dilakukan, perlakuan etis akan dapat diterapkan.
Ø KOMITE ETIK INSTITUSIONAL
Jarang sekali masalah etik dapat dipecahkan dengan metode “top down” atau pengalihan masalah kepada pakar yang memiliki wewenang.
1.       Hubungan Perawat Dengan Komite Etik
Menurut sejarah perawat tidak termasuk komite etik. Ini dikarenakan status perawat dilingkungan perawatan kesehatan. Namun perawat yang setiap harinya merawat klien memiliki hak untuk mengajukan pendapat dalam komite etik. Akan lebih baik jika masalah etik diselesaikan dengan intervensi yang kompeten oleh professional yang ikut serta dalam penyelesaian masalah etik.
Ø PENINGKATAN KESEHATAN ETIS
        Agar tidak terjadi kesalah pahaman perawat bias memanfaatkan posisinya “di tengah-tengah” sehingga peningkatan kesehatan kan tercipta.



*Catatan: Diringkas oleh Ayu Ani Oktavianingsih dari buku Potter, P.A. &Perry, A.G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih,Made sumarwati, Dian Eriyani, Laily Mahmudah, Ellen panggabean, Kusrini S, Enie Noviestari Novieastari. Jakarta: EGC. (halaman 413-426).

EVALUASI



EVALUASI*

DINAMIKA MENGEVALUASI PROSES KEPERAWATAN
Evaluasi klien begitu penting sesuai dengan tingkat pemulihan atau kesejahteraan yang sudah ditetapkan oleh bersama oleh tim keperawatan maupun klien. Tindakan evaluasi merupakan salah satu dari rangkaian proses keperawatan untuk menentukan respon klien akan tindakan keperawatan serta sejauh mana tujuan dari keperawatan itu telah dicapai.

Tingkat kualitas perawat kesehatan pun menjadi salah satu aspek penting selain evaluasi, itu mejadi fokus  dari The Joint Commision on Acreditation of Healthcare Organizations ( JCAHO) dan beberapa organisasi kesehatan lainnya. Menurut JCAHO ( 1995) dapat disimpulkan bahwa tingkat kualitas perawat dan pelayanan keperawatan serta peran organisasi besar yang besar mempengaruhi  tingkat asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.

Dalam tindakan evaluasi, perawat membandingkan data klien secara subjektif dan objektif agar  tepat memberikan asuhan keperawatan dan tercapainya tujuan yang sudah  ditetapkan selama perecanaan dengan hasil yang diharapkan.

Pada saat mengevaluasi, perawat harus memberikan asuhan keperawatan dengan baik dan benar agar mendapat data yang tepat serta evaluasi yang positif untuk memutuskan  tindakan apa saja selanjutnya. Rencana asuhan dapat berubah berdasarkan hasil data yang didapatkan selama proses evaluasi.
Setiap diagnosa yang terdapat di rencana asuhan keperawatan  memiliki tujuan dan setiap tujuan memiliki batasan waktu untuk evaluasi. Ketika tujuan itu terpenuhi,  perawat mengevaluasi dan melihat intervensi yang telah berhasil dan adanya kemajuan pada klien. Pada saat klien dipulangkan sebelum semua tujuan tercapai dan semua diagnosa selesai, di sini ada perubahan / revisi dari rencana asuhan keperawatan untuk perawatan tindak lanjut atau pearawatan di rumah. Hal ini menunjukkan prioritas klien bisa berubah sebagai hasil dari evaluasi.
Hasil harus bisa diukur, diuraikan dalam pernyataan perilaku, serta memiliki batas waktu untuk mengevaluasi. Saat klien mendapatkan  hasil yang telah diharapkan, pera wat bisa menghentikan tindakan intervensi karena tujuan sudah terpenuhi atau melanjutkan rencana asuhan. Tetapi jika hasil yang di harapkan klien tidak terpenuhi, maka perawat harus mengkaji ulang serta merevisi kembali rencana asuhan.
EVALUASI DARI PENCAPAIAN TUJUAN.
Tujuan dari asuhan keperawatan ialah  membantu klien menyelesaikan / memecahkan masalah kesehatan, mencegah munculnya kekambuhan serta mempertahankan status sehat. Pengkajian bermaksud untuk mengidentifikasi adanya masalah dan bagaiamana cara penyelesaian masaahtersebut.  Sedangkan evaluasi bertujuan untuk menentukan apakah masalah klien yangsudah diketahui  telah terselesaikan, membaik atau sebaliknya.
Setelah perawat merawat pasien dalam yang lama, perawat akan mampu membuat perbandingan tentang perilaku dan respon klien. Pengalaman dengan dasar pengetahuan ilmiah ialah kunci untuk bisa berpikir kritis dalam keakuratan evaluasi, menyimpulkan masalah, dan mengambil keputusan maupun tindakan. Perawat harus mendokumentasikan hasil evaluasi secara jelas.
REVISI RENCANA PERAWATAN PERAWATAN DAN BERPIKIR KRITIS
Sering kali terjadi perubahan yang tidak mudah terdeteksi, oleh karena itu evaluasi yang spesifik harus dilakakukan pada klien seperti pengenalan ketat pada tingkah laku klien, reaksi klien terhadapat pemberi asuhan dan status fisik klien. Pevaluasi yang akurat ini menjadi landasan revisi dari rencana asuhan yang tidak efektif serta penghentian tindakan terapi yang sudah menunjukkan keberhasilan.
Pengkajian ulang untuk memastikan data tersebut baru dan akurat. Hal ini bisa membuat informasi penting yang terabaikan terbuka dan menambah data evaluasi. Asuhan keperawatan juga didasarkan pada data akurat dari diagnose keperawatan.
Pada intervensi, ada dua faktor yaitu kesesuaian intervensi yang sudah dipilih dan kebenaran dari penerapan proses implementasi. Kesesuaian ini didasarkan kepada standar asuhan keperawatan.
PERBAIKAN KUALITAS
Perbaikan kualitas ialah pendekatan seacara disiplin bertujuan menemukan  cara-cara dalam memperbaiaki proses sertahasil perawatan kesehatan. Indikator kualitas sebagai tolak ukur dari suatu pelayanan dalam memenuhi kebutuhan klien. Ada 3 indikator yaitu indicator struktur, indicator proses dan indikator hasil.
Dalam hal keberhasilan memperbaiki suatu proses, semua staf yang berkepentingan harus terbiasa dengan proses yang digunakan. menetapkan kontrol statistik atau ambang memungkinkan staf menentukan  berhasil tidaknya perubahan proses evaluasinya.
*Catatan: Diringkas oleh Nadhifah Rahmawati dari buku Potter, P.A. &Perry, A.G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih,Made sumarwati, Dian Eriyani, Laily Mahmudah, Ellen panggabean, Kusrini S, Enie Noviestari Novieastari. Jakarta: EGC. (halaman 216 - 227).

DEWASA AWAL DAN DEWASA TENGAH*

Dewasa Awal dan Dewasa Tengah

Masa dewasa pertama dan tengah adalah periode yang penuh tantangan  masa dewasa awal adalah masa priode di antara nya remaja akhir dan pertengahan bias sampai 30-an dari populasi selama masa dewasa, hidup individu semakin berpisa dari keluarga asal,mempunyai cita-cita untuk tujuan karier dan memutus kan akan menikah dan mulai membangun keluarga baru.

Maturitas dan masa dewasa

Seseorang dikataka meraih maturitas ketika meraka sudah mendapat keseimbangan perkembangan fisikologis,psikososial,dan kognitif. Individu yang merasa nyaman dengan kemampuan serta pengetahuan dan respon yang telah di kembangkan mereka melihat dunia dengan cara memandang yang luas berdasarkan paduan penglihatan, emosi, dan imajinasi dan belajar dengan masala yang tidak kita bias terpecahkan.

Dewasa Awal

Teori dewasa awal di bagi 5 :
1)    Pertama transisi dewasa (Usia 18-20), ketika seseorang berpisah dengan keluarga dan merasakan kebebasan
2)    Memasuki dunia kedewasaan (Usia 21-27), di saat seorang menyiapkan dan mencoba karier dan gaya hidup yang baru
3)    Masa transisi (Usia 28-32), ketika seorang secara besar-besaran memodifikasi aktivitas kehidupan serta memikirkan tujuan hidup di masa depan
4)    Mas tenang (Usia 33-39), saat seorang mengalami stabilitas yang sangat besar
5)    Tahun keberhasilan (usia 40-65), waktu untuk pengaru yang maksimal dan membimbing diri
 Masalah kesehatan
Masalah fisiologis dewasa awal umum nya aktif dan punya masalah kesehatan utama minimum.
Faktor resiko: bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas .
 Gaya hidup
Kebiasaan bergaya hidup di jaman seakarang ini pun ikut ke budaya kebarat-baratan conto anak tidak cukup umur personal yang buruk merokok meningkat kan resiko penyakit di masa depan.
 Infertilitas :
adalah ketidak mampuan konsepsi involunter pria, wanita dan pasangan menurut provisional kesehatan, ada sekitar 15%-20% dewasa sehat infertile.

Masalah kesehatanka

Masalah fisiologi. Dewasa umumnya aktif  dan mempunyai kesalahan kesehatan utama minimum tetapi dari gaya hidup mereka dapat menimbulkan mereka resiko penyakit atau kecacatan selama masa dewasa ataupun akhir. Dewasa mungkin juga rentan secara genitik terhadap penyakit kronis seperti diabetes mellitus dan hiperkolestrolemia.


Factor risiko bagi kesehatan :

 kemungkinan dewasa awal bersal dari komunitas termasuk gaya hidup dan riwayat keluarga . Faktor risiko ini mempunyai 5 kategori .
1)    Kematian dan cedera karena kekerasan
2)    Penyalah gunaan zat
3)    Kehamilan yang tidak di inginkan
4)    Penyakit menular seksual
5)    Faktor lingkungan

Teori masa dewasa tengah

Banyak teori telah mendeskripsikan fase-fase masa dewasa muda yang berkaitan dengan tiga teori Levinson, Gilligan dan Diekelmann.

Perkembangan Fisologis

Pada usia 20 tahun. Pengecualian pada wanita hamil dan menyusui. Perubahan fisik, kognitif dan psikososial serta masalah kesehatan wanita hamil dan keluarga usia subur sangat luas. Dewasa awal biasanya lebih aktif, mengalami penyakit berat tidak sesering kelompok pada usia yang suda tua, tetapi cenderung pada gejala fisik yang sering menunda untuk menjalani masa perawatan.
 
Perkembangan Kognitif

Kognitif kebiasaan berpikir rasional meningkat masa dewasa awal dan tenga. Pendidikan formal dan informal, pengalaman hidup dan kesempatan kerja secara dramatis untuk meningkat kan konsep individu memecahkan masalah dan keterampilan motorik. Mengidentifasikanarea pekerjaan yang di idamkan tugas utama dewasa awal di saat mengetahui persiapan pendidikan dan ke ahlian maupun ketrampilan yang di miliki, Pemahaman tentang bagaimana dewasa belajar membantu perawat mengembangkan rencana-rencana pengajaran.

 Perkembangan psikososial

Kesehatan emosional pada usia dewasa awal berhubungan dengan kemampuan individu. Dewasa awal kadang terjebak keinginan meperpanjang masa remaja yang tidak mengenal tanggung jawab, namun pola tertentu kecenderungan relative dapat di perkirakan. Pada usia 23-28 tahun sedang orang dewasa persepsi diri juga kemampuan berhubungan seseorang kadang lebih perhatian pada pengejaran. pekejaan  selama periode individu mencoba membuktikan sosioekonominya. Factor etnik dan jender mempunyai dampak psikologis dalam kehidupan factor tersebut merupakan tantangan bagi keperawatan. Setiap orang memegang definisi terikat kebudayaan tentang kesehatan juga penyakit.

 Karier :

 Laki-Laki dan wanita muda selalu berharap mempunyai karier yang mereka impikan sejak kecil mereka telah memadukan tujuan jaka panjang dan jangka pendek dalam karier tradisional maupun nontradisional pria dan wanit yang sukses tidak hanya menjamin keamanan ekonomi tapi juka menjalin hubungan yang akrab, aktivitas social, serta dukungan dan penghormatan dari teman sejawat.

Tipe keluarga:

 Selama di masa dewasa awal, kebanyakan mengalami masala lajang dan kesempatan untuk mulai hidup mandiri. Mereka akhir nya menikah dan mengalami beberapa perubahan yang menyebabkan mendapat tangung jawab yang baru.

 Pernikahan :

Hubungan setiap pasangan walaupun tidak ada aturan yang menjamin pernikahan berjalan sukses, beberapa pedoman sangat bermanfaat untuk membangun pernikahan yang bahagia ideal nya pasangan harus melengakapi lima tugas yang pertama pasangan harus memastikan emosi berdasarkan cinta dari pada ketertarikan fisik. Kedua, kedua pasangan harus bermotivasi keinginan untuk menikah. Ketiga, kedua pasngan harus focus terhadap perkembangngan komunikasi yang tepat dan jelas. Keempat, kedua pasangan harus saling memahami prilaku dan kebiasaan yang tidak berubah setelah menikah. Kelima, kedua pasangan harus kompatibilitas dalam keyakinan nilai yang pnting.                                
Ketika membangun rumah tangga dan keluarga, kedua pasangan harus berkerja sama dengan tim mereka mempunyai tugas berikut:
1)    Membentuk hubungan intim.
2)    Memutuskan bekerja menghadapi tujuan bersama.
3)    Memiliki pedoman kekuasaan dan masalah pembuatan keputusan.
4)    Membuat standar untuk interaksi.
5)    Membukah hubungan dengan orang lain dilingkungan social.
6)    Memilih nilai, moral dan ideology yang dapat di terima oleh keduanya.
Tugas utama dewasa ini menuntut maturitas dan kepercayaan diri yang dapat di pertimbang kan.

Masa menjadi orangtua

Tersedianya kontrasepsi pasangan membuat lebih mudah memutuskan kapan memulai sebuah keluarga dari salah satu faktor nya yang mempengaruhi keputusan adalah salah satu alasan menginginkan seorang anak. Dari itu tekanan social dapat mendorong ke dua pasangan untuk mempunyai seorang anak  ataupun merekah membatasi jumlah anak.

Infertilitas:

Ketidak mampuan involuriter pada peria, wanita atau pasangan kebanyakan profisional kesehatan.    Ada sekitar 15%-20% dewasa sehat inferti akan tetapi sekitar setenga pasangan yang dievaluasi dan diobati.

Masalah psikososial

Masalah kesehatan psikososial sering berhubungan dengan stress mungkin karna masalah pekerjaan atau pun rumah tangga stress dapat memiliki nilai sebab dapat memotifasi  untuk berubah .


Wanita hamil dan keluarga mengasuh anak
Tugas perkembangan bagi kebanyakan keluarga atau pasangan awal adalah keputusan melalui sebuah keluarga.

Perubahan fisiologis.
 wanita yang mengantisipasi kehamilan sebelum kehamilan : meliputi diet yang seimbang, pemeriksaan gigi, menghindari alcohol dan menghentikan rokok bagi wanita.
Perawatan prenatal.
 adalah pemeriksaan rutin pada waktu hamil ohleh ahli abstetri praktisi perawat atau bidan yang bersertifikat.

Trimester pertama.
 Semua wanita mengalami beberapa perubahan fisiologis pada trimester pertama tetapi beberapa perubahan mempengaruhi hanya pada seorang wanita tertentu. Perubahan ini meliputi morning sickness, peningkatan berkemih, kekurangan energy, dan perubahan masukan nutrisi perawatan harus mengetahui perubahan fisiologisini.

Selama trimester kedua, pertumbuhan uterus dan janin mengakibatkan beberapa tanda fisik pada kehamilan biasanya hilang, dan tingkat energy wanita akan pulih bilah masukan nutrisi telah memenuhi kebutuhan metabolicnya.
Trimester ketiga.
Terjadinya peningkatan kontraksi Braxton hicks (kontraksi singkat) keletihan, dan sering berkemih wanita dapat mengalami pembakaran energy selama membersihkan rumah dan perlengkapan bayi dengan berbelanja kebutuhan bayi.

Kebutuhan pendidikan
Seluruh keluarga membesarkan anak pasti membutuhkan penyuluhan tentang kehamilan persalinan, kelahiran, menyusui, dan integrasi bayi baru melahirkan ke dalam struktur keluarga. Perubahan fisiologis yang normal pada kehamilan , proses persalinan dan kelahiran anak metode pengendalian nyeri, tidak semua wanita hamil menghadiri kelas kelahiran anak karena berbagai alasan. Kelas pendidikan kelahiran anak mungkit tidak semua wanita tidak dapay menjangkau karna sisih sosiokonomi.

Dewasa tengah perkembagan fisiolgis
Perubahan yang paling terlihat adalah rambut, kulit mengkerut  dan pinggang membesar, kebotakan biasanya mulai tejadi pada usia pertengahan, tetapi dapat terjadi pada usia dewasa awal, turun nya ketajaman penglihatan dan pendengaran.

Perkembangan kognitif
Pada dewasa tenga jarang terjadi terjadi kecuali di karnakan sakit maupun trauma. Beberapa dewasa tengah mengikuti ketrampilan ketrampilan dan informasi baru serta mengikuti program  pendidikan dan kejujuran untuk mempersiapkan diri.
Perkembangan psikososial
Pada dewasa tengah dapat meliputi kejadian yang diharapkan, perpindahan anak dari rumah, atau peristiwa perpisihan dalam pernikahan atau kematian teman, perubahan ini mungkin dapat mengakibatkan stres. Pada dewasa tenga, seiring anak-anakmeninggalkan rumah nya, memasuki tahap keluarga pascaprental.

Implementasi
Intervlensi keperawatan pada dewasa awal dan tengah secara umum mengubah kebiasaan hidup sehat dan pengajaran peningkatan kesehatan dan manajemen stress, bagi beberapa dewasa awal dan tengah perawat mungkin menjadi sumber pertama yang di indenfikasi untuk membantu mereka mengajar pola gaya hidup sehat.

Perubahan kebiasaan kesehatan
Penyuluhan dan konseling kesehatan sering diarahkan pada peningkatan kebiasaan sehat makin banyak perwat memahami dinamikah prilaku dan kebiasaan, makin besar kemungkinan intervensi akan membantu kalien mencapai peningkatan kesehatan.

Penuluhan klien untuk kebiasakan kesehatan positif
Dengan membeikan informasi tentang bagaimana tubuh berfungsi dan bagaimana kebiasaan terbentuk dan berubah, perawat dapat menjelaskan prinsip psikologis tentang resiko kesehatan. Perwat dapat membantu dewasa awal dan tengah dalam mempertimbangkan factor seperti pencegahan PMS, penyalagunaan zat, dan pencegahan kecelakaan dalam hubungan kesehatan.

Reduksi stres 
Selama kehidupan manusia terpajan pada banyak stressor untuk mencegah dan memodifikasi respons stress . bersama perawat dan klaein mengidentifasihkan pendekatan untuk mencegah situasi yang menimbulkan stress diminimalkan


*Catatan: Diringkas oleh Imam Nur Kholis dari buku Potter, P.A. &Perry, A.G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih,Made sumarwati, Dian Eriyani, Laily Mahmudah, Ellen panggabean, Kusrini S, Enie Noviestari Novieastari. Jakarta: EGC. (halaman 703-725).





PROFESI KEPERAWATAN
                Kepearawatan modern adalah seni dan ilmu merangkul tentang konsep dan ketampilan yang bersinambung dengan  ilmu-ilmu fisik,sosial serta etika di bidang lain. Sebagai perawat harus memilki keahlian yang di akui dan terlatih sebagai perawat guna membangun profesi ini di masa kini dan masa depan.Selain itu tujuan perawat jelas  sebagai pembantu setiap individu dalam keadaan apapun yang berkaitan denagn kesehatan.Profesi ini memerlukan keahlian dan memeliki pengalaman praktik sebagai perawat yang sudah terampil.Berpikir kritis di dalam melaksanakan tugas peawat adalah hal yang esensial.Perawat juga membuat kepitusan mengenai sebuah asuhan keperawatan untuk pasien.Profesi ini berkembang sesuai kebutuhan masyarakat dan tuntutan dari masyarakat.
PERSPEKTIF HISTORIS
Dengan mengerti tentang pembahasan riwayat profesi keperawatan.Bahwa membahas riwayat sebagai keperawatan maka akan menambah pengetahuan tentang pemahaman sebagai profesi perawat dalam segi sosial dan intelektual.Perawat lahir sebagai bentuk pelayanan dan keinginan untuk menjaga suatu individu utuk hidup lebih sehat.Sehinnga praktik perawat berjalan secara bertahap.Perawat dengan profesi dokter adalah suatu profesi yang cara kerjanya  adanya ketergantungan satu sama lain,bahwasanya perawat dan dokter sebagai profesi medis.Maka salah selama ini pandangan orang bahwa perawat adalah pembantu atau budak dari seorang dokter.Menurut sejarah kekristenan perawat adalah perintah dari Diakonia(individu yang mengunjungi seorang pasien)seorang suster atau perempuan.Namun sekarang laki-laki dan perempuan sudah termasuk profesi perawat.Mulai dari ordo Benedictine laki-laki yang inginmenjadi seorang pearwat di tingkatkan sampai abad pertengahan intitusi bidang sosial para perawat mulai merawat para lansia,miskin yang di berikan secara umum dan profesi ini meluas seiring terjadinya perang salib.Profesi keperawatan terus mengalami perubahan seiring perkembangan jaman Etik keperawatan disini juga di masukan dalam pendidikan keperawatan disebabkan praktik dan pendidikan dipakai untuk mengisi kebutuhan masyarakat.Namun sekarang profesi keperawatan mendapat banyak kendala mulai dari cara praktik dan kurikulum tentang keperawatan untuk mempelajari perkembangan teknologi dan klien yang dalam kondisi-kondisi parah.Maka perawat dipaksa untuk bergerak menyiapakan mental profesional guna memberikan perawatan yang baik.
MODEL KONSEPTUAL DAN TEORETIS PRAKTIK KEPERAWATAN
Model konseptual ini mengarah pada ide-ide umum tentang setiap individu,kelomok,keadaan berkaitan dengan kedisplinan.Dengan adanya pemahaman teori para peserta didik lebih memahami tentang perawatan klien.Bertambahnya perkembangan tentang teori keperawatan para perawat dituntun guna memberikan tujuan pengkajian serta diaknosa maupun interventasi.Pengertian-pengertian dari teori tentang keperawatan bisa membantu tentang tindakan keperawatan yang baik dan sesuai dengan etik maupun peraturan keperawatan.Banyak para ahli keperawatan menterjemahkan atau sengaja membuat teori-teori tentang keperawatan.Pendapat masing-masing ahli tentang teori-teori yang menurut meraka bisa di buat konsep dasar keperawatan.
DEFINISI PRAKTIK KEPERAWATAN MENURUT AMERICAN NURSES ASSOCIATION
Praktik keperawatan adalah suatu tindakan medis untuk menjaga kesehatan atau mencegah penyakit dilakukan dengan cara asuhan dan tindakan yang benar serta pengawasan tentang pengobatan yang sesuai resep dokter.Namun pengertian memberikan makna negatif yaitu perawat dinilai tidak mandiri dalam melaksanakan praktiknya dan definisi menurut ANA tidak lagi di gunakan.
DEFINISI PRAKTIK KEPERAWATAN MENURUT CANADIAN NURSES ASSOCIATION
Praktik keperawatan yaitu sebagai pertolongan kepada klien untuk mempertahankan setiap kesehatan kliennya serta ilmu-ilmu yang mendukung keperawatan di tentukan bedasarkan konsep keperawatan.
PENDIDIKAN
Pendidikan keperawatan sangatlah penting dengan adanya semakin berkembangnya profesi keperawatan dan pendidikan keperawatan dibagi menjadi pendikan dasar,diploma dan sarjana.Pendidikan dasar atau setingkat associate berfokus pada dasar-dasar ilmu keperawatan dan teori yang mendukung.Sedanagkan diploma berfokus pada praktik atau biasanya ada hubungan denagan rumah sakit dan sarjana mempelajari lebih luas tentang ilmu keperawatan mulai dasar,teori,klinis dan juga mempelajari ilmu-ilmu yang mendukung dalam menunjang keperawatan.Selain jenjang pendidikan yang sudah disebutkan ada juga pendidikan lain atau lanjutan dari pendidikan diatas diantaranya ada pendidikan keperawatan tingkat lanjut guna unutuk menyiapakan seoerang perawat yang klinis sert siap mendapat gelar Master dalam bidang keperawatan.Selainitu ada pendidikan berkelanjutan  yang berfokus  untuk membantu perawat bisa konsisten dalam profesi keperawatan dan merupakan progam singkat untuk semua perawat.Dan ada juga pendidikan dalam pelayanan adalah pendidikan pelatihan bagi seorang perawat yang dilakukan oleh sebuah intitusi guna membantuperawat memahami pelayanan kesehatan yang modern.Seorang perawat juga bisa memdapat lisensi sesui dengan pendidikan yang sudah ditempuh.
PRAKTIK KEPERAWATAN
Sebagai seorang perawat tempat bekerja adlah tempat dimana seorang prktik langsung dalam melaksanakn tugasnya.Praktik keperawatan meliputi standar praktik,undang-undang praktik,lingkungan praktik dan lingkungan kerja lain keperawatan.Standar keperawatan sangat penting untuk petunjuk asuhan seorang perawat dalam melakukan praktiknya dalam kontek ini apakah perawat memenuhi standar dalam kerjanya.Undang-undang keperawatan sendiri yaitu aturan keperawatan.Sedangkan lingkugan keperawatan mencakup tempat praktik dan fasilitas tempat perawat berada ada lingkunagn di komunitas yang dijukan kepada individu,keluarga dan komunitas guna menjaga kesehatan klien seta ada lingkungan keja lain yang membahas cara perawat bekerja secara mandiri dan bekerja sama antar sesama perawat ataupun denagn dokter.
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT
Sebagai perawat di tuntut memiliki keterampilan yang baik di sokong dengan pengetahuan yang baik pula sehingga membrikan pelayanan yang nyaman bagi klienya.Oleh karena itu perawat menjalankan fungsinya guna memberi perlidungan,pendidik serta interaksi yang baik bagi pasien.Perawat sebagai pemberi perawatan yaitu menfokuskan untuk memberi asuhan secara holistik dalam proes penyembuhan pasien dan menggunakan energi guna mencapai tujuan dalam pemberi asuhan.Perawat pembuat keputusan klinis yaitu seorang perawat menggunakan cara berpikir yang kritis  dan membuat keputusan sendiri serta bersama dengan klienya dalam proses  situasi keperawatan.Perawat sebagai pelindung dengan membantu pasien dengan lingkungan yang aman dan menolak aturan yang memungkinkan membahayakan kesehatan sang pasien.Perawat sebagai manager kasus,perawat mengkoordinasi anggota perawat lain untuk memberikan pelayanan yang baik kepada pasien dan mampu sebagai manager yang bisa mengawasi tenaga medis lainnya.Perawat rehabilitator,perawat mampu sebagai membantu merubah gaya hidup klien setelah masa rehabilitasi sesudah mengalami penyakit kronis.Selain itu perawat mampu sebagai komunikator yang baik,mampu menjalin komunikasi dengan pasien maupun keluarga serta antar perawat.Sebagai penyuluh bahwa sanggup menjelaskan konsep-konsep serta data yang dimiliki pasien.Pera karier sebagai profesi perawat yaitu sebagai peran mendidik dan ahli dalam keadaan klinis serta bertanggung jawab.
TIM PERAWATAN KESEHATAN
Tenaga medis profesional harus memberikan perawatan secara penuh terhadap klienya.Oleh karena itu tim medis dapat bersama mengatur sistem perawatan.Tim medis yang menonjol yaitu seorang dokter,dimana sebagai dokter telah lulus dan diakui sebagai seorang dokter yang telah dilalui berbagai kurikulum di bidang kedokteran.Sebagai perawat dapat bekerja sama di lingkungan kesehatan bagaiman cara mengatasi permasalahan maupun perawatan seorang pasien selain itu ada asisten dokter yang juga memebantu dan dilatih diaman seorang dokter mengalami kesulitan.Ahli medis lainya adalah para ahli terapi yang bekerja secara spesialis atau ahli terapi spesialis.Ada juga tim medis lainya yang bekerja untuk mendistribusikan obat-obatan dan membrikan informasi dan perkembangan tenatng obat-obatan.Selain itu pekerja sosial dan ahli kerohanian termasuk juga dalam tim para medis
KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI
Keperawatan bukan hanya keterampilan dan ilmu tentang perawat yang dilatih dan  dipelajari oleh seorang perawat tetapi keperawatan yaitu suatu profesi.Oleh karena itu perawat sebagai profesi terus berkembang dan profesionalisme yang lebih baik.Telah dibahas sebelumnya perawat sebagai profesi maka keperawatan mencakup dan mempelajari tentang pendidikan keperawatan,teori-teori keperawatan, pelayan, otonomi, kode etik serta organisasi profesional.
PENGARUH MASYARAKAT PADA KEPERAWATAN
Keperawatan bergantung terhadap kebutuhan yang dibutuhkan di masyakat.Mulai dari perkembangan teknologi yang sangat berpengaruh di dunia medis sebagai contoh penggunaan alat-alat medis yang lebih modern serta obat-obatan yang tergolong baru.maka dari itu perawat harus lebih mempelajari alat-alat dari obat-obatan baru tersebut.Perubahan demografi akan mempengaruhi jumlah penduduk akibat perpindahan penduduk.Gerakan konsumen yaitu tentang kesadaran diri masalah biaya pelayanan,bahwasanya uang yang sudah di keluarkan berguna bagi nya.Promosi kesehatan dan penanganan tehadap penyakit juga berkaitan dengan gerakan konsumen.Sekarang para wanita tidak mau kalah denagan para pria  tentang ekonomi,gerakan para wanita ini membawa pengaruh terhadap keperawatan yang di dominasi oleh kaum wanita.Ada juga gerakan HAM,dengan adanya HAM maka para perawat lebih menghargai HAM para klienya.
TREN DALAM KEPERAWATAN
Keperawatan terus berkembang dari waktu ke waktu dan kepearawatn menjadi tren di masayarakat sebagai contoh dalam bidang pendidikan semakin berkembangnya eserta didik keperawatan.Selain itu tren di tempat praktik dan tren sebagai profesi keperawatan.
Keperawatan juga sudah mengenal politik oleh karena itu pengaruh politik juga berdampak terhapan keperawatan dan pengaruh kebijakan di dalam praktik keperawatan.

*Catatan: Diringkas oleh Ahmad Hendi Herdianto dari buku Potter, P.A. &Perry, A.G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih... Novieastari. Jakarta: EGC. (halaman 266—295).

DIAGNOSA KEPERWATAN

Setelah perawat menganamnese klien atau proses pengkajian selanjutnya perawat melanjutkan langkah  kedua yaitu pada diagnose keperwatan. Menurut (Perry&Potter,hal 165)
“diagnose keperawatan merupakan penilaian klinis tentang respon individu,keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan actual atau potensial atau proses kehidupan .diagnose keperawatan Peryataan yang mengambarkan respons actual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai lisensi dan kopenten untuk mengatasinya. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat (NANDA,1990);Carpenito,1993). Hasil dan intervensi di pilih dalam kaitanya dengan diagnose keperawatan tertentu (McCloskey & Bulechek,1992). Alasan untuk merumuskan diagnose keperawatan setelah menganalisis data pengkajian adalah untuk mengidentifikasikan masalah kesehatan yang melibatkan klien dan keluarganya dan untuk memberikan arah asuhan keperawatan. Dlam diagnose keperawatan dikembangkan untuk klien, keluarga, atau komunitas; dan yang mencakup data fisik, perkembangan, intelektual, emosi, social dan spiritual yang didapatkan selama pengkajian”.

v    EVOLUSI DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hasil karya tulisan dari  Nightingale, menyatakan tujuan asuhan keperawatan adalah “untuk menempatkan pasien dalam kondisi yang terbaik sehinga alam bertindak terhadapnya”(Nightingale,1860).
Awalnya kurikulum keperawatan dimuat tentang penyakit atau model medis. Namun pada tahun 1950 – 1960 pemimpin & pendidik keperawatan merevisi kurikulum tentang “Masalah Yang Berpusat Pada Klien”. (Carpenito,1995).
Menurut McFarland & McFarlane (1989), “diagnose keperawatan pertama kali di perkenalkan dalam literature keperawatan pada tahun 1950. Fry(1953) mengusulkan bahwa keperawatan dapat  menjadi lebih kreatif dengan merumuskan diagnose keperawatan dan mengindividualisasikan rencana asuhan keperawatan”.
Tahun 1973 konferensi nasional yang pertama di klasifikasikan untuk diagnose keperawatan (lihat kotak hlm. 167).
the north American nursing diagnosis association (NANDA) di bentuk tujuan NANDA adalah untuk mengembankan memperbaiki, dan meningkatkan pengunaan umum taksonomi terminology diaknostik keperawatan bagi perawat professional”(kim,McFarland dan Mclane 1984). dan ANA secara resmi mendukung NANDA sebagai organisasi yang mengatur perkembangan tentang sistim klasifikasi dari diagnose keperawatan (Carpenito,1995)”.
Diagnose keperawatan dimasukkan pertama kali oleh standard of Nursing Practice ANA, juga mendukung diagnose keperawatan Nursing :A Sosial Policy Statement. Melalui Kolaborasi  yang di mulai dari pendidikan , penelitian, administrator dan praktis secara potensial akan memperkaya profesi keperawatan.




v    DEFINISI
Menurut (Carlson et al,1991; Carpenito 1995) menyatakan definisinya dalam buku ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam mengunakan diagnose untuk memberikan diagnose keperawatan.
“diagnose keperawatan adalah peryataan yang menguraikan respon actual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya”.
Berikut adalah contoh table atau alur diagnose keperawatan yang menyajikan sebagai definisi dan sumbernya .
















v    BERFIKIR KRITIS DAN PROSES DIAGNOSA KEPERAWATAN  
Berfikir kritis sering kali kita lakukan dalam berbagai hal dan merupakan hal yang kompleks menurut (Bandman & Bandman) dan proses diagnostic menurut (Carnevali et al,1984;Carnevali & Thomas,1993).
“Berfikir Kritis adalah pemeriksaan data, pengumpulan informasi dari literatur, pengorganisasian pengamatan, dan penelitian atas pengalaman masa lalu. Proses Diagnostik ini memadukan ketrampilan berfikir kritis dalam langkah pembuatan keputusan yang di gunakan perawat untuk mengembangkan peryataan diagnostic”.
Ø ANALISA DAN INTERPRESTASI DATA
Dalam proses pengkajian data dapat dikumpulkan dalam berbagai sumber, di validasi di dalam kelompok yang membentuk pola.
Ø PENGELOMPOKAN DATA
Pengelompokan data menurut (Capernito, 1995).
“Batasan karakteristik adalah criteria yang mendukung adanya kategori diagnostic. Criteria klinis adalah tanda dan gejala objektif atau subjektif atau factor resiko “.



Berikut adalah contoh diagnose yang sudah di setujui oleh NANDA
Ansietas
Koping komunitas, tidak efektif
Asfiksia
Keputus asaan
Aspirasi
Kurang aktifitas pengalih
Berduka , adaktif
Kurang pengetahuan (uraian)
Berduka, maladaktif
Kurang perawatan diri, berpakaian/ berdandan
Bersihkan jalan nafas tidak efektif
Kurang perawatan diri, makan
Cedera, pemberian posisi perioperatif
Kurang perawatan diri madi/hygine
Cedera Resiko terhadap
Konflik peran orangtua
Curah Jantung Menurun
Konfusi akut/ kronik
Diare
Konstipasi /dirasakan /kolonik
Disfungsi Neurovaskuler perifer,
Koping defensife
Disfungsi seksual
Koping, individu tdk efektif /
Disrefleksia
Koping, keluarga tdk efektif, ketidakmampuan/ menurun
Distress spiritual (distress kejiwaan)
Koping keluarga potensial untuk pertumbuhan
Eleminasi urinarius
Koping komunitas potensial meningkat.
Ganguan citra tubuh
Kurang perawatan diri, toileting
Ganguan harga diri
Kurang volume cairan resiko terhadap /1/2
Ganguan identitas pribadi
Embran mukosa oral, kerusakan
Ganguan medan energy
Memori gangue
Ganguan pola tidur
Menelan ganguan
Harga diri, kronik rendah
Menjadi ortu perubahan/ resiko terhadap
Harga diri, situasional rendah
Menyangkal tidak efektif
Hipertermia
Menyusui efektif / tidak efektif
Hipotermia
Mobilitas hambatan fisik
Infeksi resiko terhadap
Mutilasi diri, resiko terhadap
Inkontinensia , dorongan
Nutrisi perubahan kurang dari kebutuhan
Inkontinensia, fungsi
Nutrisi peruahan lebih dari kebutuhan
Inkontinensia, reflek
Nyeri / kronik
Inkontinensia, total
Pemeliharaan kesehatan
Inkontinensia usus
Penatalaksanaan pemeliharaan di rumah
Integritas jaringan, kerusakan
Penatalaksanaan program terapiutik individu efektif /tdk efektif
Integritas kulit, kerusakan / resiko terhadap
Penatalaksanaan program terapiutik keluarga tdk efektif
Interaksi social, hambatan
Penatalaksanaan komunitas tidak efektif
Intoleransi aktifitas / resiko terhadap
Pengabaiaan unilateral
Isolasi social
Penilaian ganguan
Kapasitas adaktif , menurun , intracranial
Perbuahan sensori/perceptual
(visual,auditorius,kinestetik,olfaktorius, gustatorius,taktil)
Kedekatan ortu, bayi, anak, berubah resiko terhadap…
Perfusi jaringan

Kekerasan resiko terhadap diri sendiri/ orang lain
Perilaku bayi tdk teratur/ teratur
Kelebihan volume cairan
Perilaku mencari bantuan kesehatan
Keletihan
Perlindungan perubahan
Keracunan resiko terhadap
Pertukarn gas
Kesejahteraan spiritual, poensial meningkat
Pertumbuhan dan perkembangan
Kesepian, resiko terhadap
Pola bernafas  tdk efektif
Ketakutan
Pola makan bayi
Ketengangan peran member perawatan/ resiko terhadap
Pola seksualitas
Ketidak berdayaan
Proses keluarga
Ketidak patuhan (uraian)
Proses penyapihan ventilator, disfungsi
Komunikasi hambatan verbal
Proses piker perubahan
Konflik pengambilan keputusan
Respon paska trauma
Retensi urinarius
Sindrom stress relokasi
Sindrom disuse
Suhu tubuh perubahan resiko terhadap
Sindrom interpretasi lingkungan
Termoregulasi tidakefektif
Sindrom trauma perkosan / reaksi campuran/ reasi diam
Trauma , resiko terhadap

Ventilasi, ketidakmampuan mempertahannkan spontanitas




Definisi-definisi diagnose keperawatan menurut beberapa ahli
PENULIS
DEFINISI
Abdellah(1957)
“penentuan sifat dan keluasan masalah keperawatan yang di tujjukan oleh pasien individual / keluarga yang menerima asuhan keperawatan”.
Duran, prince (1996)
“suatu peryataan tentang konklusi yang dihasilkan dari pengenalan terhadap pola yang berasal / penyelidikan keperawtan dari pasien”.
Gebbi,lavin(1975)
“penilaian atau konklusi yang terjadi sebagai akibat dari pengkajian keperawatan”.
Bricer (1975)
“suatu fungsi keperawatan yang mandiri … suatu evaluasi tentang  respon personal klien terhadap pengalaman kemanusiaannya sepanjang siklus kehidupan, apakah respon merupakan krisis perkembangan / kecelakaan , penyakit, kesukaran, streslainnya”.
Aspinall (1976)
“suatu proses kesimpulan klinis dari perubahan yang teramati dalam kondisi fisik / fisiologis pasien,; jika proses ini terjadi secara akurat dan rasional, maka proses tersebut akan mengarah pada identifikasi tentang kemungkinan tentang penyebab simptomatologi”.
Gordon (1976)
“masalah kesehatn actual atau potensional dimana perawat,degan pendidikan dan penglamannya, mampu mempunyai izin untuk mengatasinya”. 
Roy (1982)
“diagnose keperwatan adalah frase singkat atau istilah yang meringkaskan kelompok indicator penting(empiris) yang mewakili pola keutuhan manusia”.
Shoemaker (1984)
“diagnose keperawatan adalah penilaian klinis tentang individu, keluarga /komunitas yang didapatkan melalui proses pengumpulan data yang disengaja dan sistematis yang menjadi tangung gugat perawat. Hal ini di tunjukkan secara singkat dan mencakup etiologi kondisi bila di ketahui”.
Carpenito (1987)
“diagnose keperawatan adalah peryataan yang mengambarkan respon manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi actual/potensial)dari individu atau kelompok perawat yang secara legal mengidentifikasi dan dimana perawat dapat menginstruksikan intervensi definitive untuk mempertahankan keadaan sehat atau untuk mengurangi, menyingkirkan, atau mencegah perubahan”.
Nanda (1990)
“diagnose keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan actual atau potensial. Diagnose keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk diagnose keperawatan untuk mencapai hasil dimana perawat bertangung gugat”.
Carlson et al. (1991)
“diagnose keperawatan adalah peryataan ringkas tentang status kesehatan klien yang di dapatkan melalui proses pengkajian dan membutuhkan intervensi dan domain keperawatan.



Æ IDENTIFIKASI MASALAH KLIEN

Mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat harus menentukan apa masalah yang di hadapi oleh pasien tersebut apa mungkin masalah actual atau potensial.menurut (Gordon, 1994)
“Masalah kesehatan actual  adalah masalah yang dirasakan atau dialami oleh klien, seperti ganguan pola tidur yang berhubungan dengan lingkungan yang bising.suatu masalah kesehatan beresiko mewaspadakan perawat pada pentingnya intervensi pencegahan.


v    PERYATAA DIAGNOSA KEPERAWATAN
Æ  Format diagnose keperawatan
Di dalam format diagnose keperawatan  termuat secara actual diagosa yang dinyatakan dari proses diagnostic. Terdapat contoh analisa data di dalam buku (perry &poter, hal 169) yaitu :
“1. Kenali pola (kelompok batasan karakteristik)
Tidak defekasi selama 4 hari
Defekasi nyeri degan mengejan
Feses terahkir kecil dn keras
Abdomen keras dan distensi
2. Bandingkan degan standar normal
Feses lunak, dan terbentuk setiap hari
Defekasi tidak nyeri
Abdomen lunak, tidak distensi
3. Buat konklusi pertimbangan 
Masalah eleminasi feses
Æ  Perumusan diagnose keperawatan
Perumusan diagnose keperawatan diarahkan pada pemilihan diagnose keperawatan sesuai degan analisa data dan mulai menghubungkan permsalahan di dalam pohon masalah. Menurut (Carpenito,1995) “factor yang berhubungan adalah ondisi etiologi atau penunjang lainnya yang mempengaruhi respon klien.
Æ  Data pengkajian dan peryataan diagnostic
Di dalam pengkajian factor yang berhubungan harus saling mendukung etiologi. Didalam buku (perry&potter, hal 171) sebagai salah satu contoh “menanyakan klien tentang kualitas dan persepsi nyeri menghasilkan data subjektif”.
Æ  Diagnose keperawatan medis
“Diagnosa keperawatan berfokus pada dan mendefinisikan kebutuhan keperawatan dari klien (Gordon,1994)”.
jadi diagnose keperawatan  mendefinisikan apa yang benar-benar di butuhkan klien,sedangkan  diagnose medis   mengidentifikasikan dan berfokus pada status penyakit secara spesifik, dan pengobatan terhadap penyakit.

v    SUMBER KESALAHAN DIAGNOSTIK
Di dalam pengambilan diagnose keperawatan sellu dominan degan yang namanya kesalahan namun perawat berpegang teguh terhadap 4 bidang yaitu :
1.       Pengkajian dasar
2.       Menganalisa data
3.       Mengelompokkan
4.       Mengidentifikasi klien yang menghasilkan identifikasi label diagnostic.
Æ Kesalahan pengumpulan data
Penguumpulan data jika ada yang kurang dan tidak lengkap , salah , dan isi diagnose di dalamnya tidak benarmaka proses tersebut tidak benar, namun jika pengumpulan data terorganisir maka proses akan jelas.

Æ Kesalahan dalam interpretasi dan analisa data
Kesalahan dalam pengisian analisa data sebagian besar isinya tidak akurat dan lengkap.
Æ Kesalahan dalam pengelompokan data
Kesalahan yang sering terjadi dalam pengelompokan data yaitu pengelompokan di kelompokkan secara premature, dan  tidak tepat atau mungkin tidak sama sekali.
Æ Kesalahan dalam peryataan diagnostic
Peryataan yang sering terjadi kesalahan di dalam pengisian diagnostic yaitu dalam pengisian kata-kata tidak sesuai, tidak ringkas/berbelit-belit dan bahasa yang digunakan tidak tepat/ muluk-muluk , respon yang tidak  mencerminkan  penyakit klien .
Adapun tips untuk menghindari kesalahan diagnostic :
“Identifiksi respons klien terhadap peyakit , Nyatakan diagnostic NANDA , Identifikasi suatu etiologi yang dapat di atasi oleh keperawatan , Identifikasi klien yang sesuai dengan pengobatn dan pemeriksaan , Identifiksi respon klien terhadap peralatan , Identifikasi masalah klien, bukan masalah perawat, identifikasi makalah klien , bukan intervensi dan bukan tujuan, hindari peryataan yang merugikan, nyatakan etiologi secara legal, identifiksi masalah dan etiologi, identifikasi hanya satu masalah klien dalam peryataan diagnostic”.


v    DIAGNOSA KEPERAWATAN APLIKASI PADA PERENCANAAN KEPERAWATAN
Æ Keuntungan dari diagnose keperawatan
Diagnose menguntungkan bagi klien juga perawat, membangun komunikasi yang baik anatara pasien dan perawat untuk melaksanakan tugasnya degan membina hubungan saling percaya . di samping itu diagnose di gunakan untuk mengisi catatan perkembangan klien, menurut (Gordon,1992) “diagnose keperawatan dapat juga berfungsi sebagai focus untuk perbaikan kualitas”.




Æ Keterbatasan diagnose keperawatan
Kadang di dalamnya mengunakan bahasa yang bertele-tele, bahasa yang digunakan tidak tepat, menurut (stantis & ryan 1982;Edel, 1985). “bahasa dari diagostik yang tidak tepat dapat secara tidak tepat memberi  LEBEL  pada klien. Label diagnostic yang demikian adalah Ketidakpatuhan. Istilah tersebut adalah muatan nilai dan tidak lengkap.

*Catatan: Diringkas oleh Riris Wahyu Anggraini dari Buku Potter,P.A  & Perry A.G 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,proses dan Praktik. Vol. 1E/4.Alih bahasa oleh Yasmin Asih , Made Sumarwati,Dian Eviriyani,laily Mahmudah,Ellen Pangagabean, Kusrini, Sari Kurnianingsih,Enie Novieastari,Jakarta: EGC. (Halaman 164-176).