Integumen
(Kulit) merupakan lapisan pelindung pada organisme penyebab penyakit, pengaruh
suhu ataupun sentuhan, organ sensitif untuk nyeri, serta bisa mensintesis
vitamin D. Kulit memiliki 2 lapisan utama dalam penyembuhan
luka yaitu epidermis dan dermis. Fungsi
Epidermis yaitu untuk mengembalikan bentuk permurkaan luka dan mencegah
masuknya organisme sehingga dapat memulihkan barier. Fungsi Dermis adalah memberikan elastisitasa dan dapat memperbaiki
integritas kolagen maupun sifat fisik kulit.
- KLASIFIKASI LUKA
Memberi
gambaran status intgritas kulit, level cedera dari jaringan yang rusak, gambaran kualitas luka,
dan penyebab luka. Klasifikasi luka sangat membantu perawat dalam mengatahui
resiko yang ada hubungannya dengan luka dan implikasi keperawatan.
- PROSES PENYEMBUHAN LUKA
A. Penyembuhan Primer
terdiri dari :
Ø Fase Inflamasi (Reaksi) yaitu
reaksi tubuh setelah mengalami cedera dalam beberapa menit yang terjadi dalam
waktu 3 hari.
Ø Fase Proliferasi (Regenerasi) yaitu
fase dimana adanya aktivitas jaringan penyambung untuk menutup luka dengan
epitelisasi yang berlangsung 3 sampai 24 hari.
Ø Fase Maturasi (Remodeling) yaitu
tahap akhir dalam proses penyembuhan luka yang membutuhkan waktu hingga 1 tahun
lebih (tergantung kedalaman luka).
B. Penyembuhan Sekunder
adalah penyembuhan yang terjadi pada luka bakar, dan luka tekan yang parah. Penyembuhan sekunder
ini membutuhkan waktu yang cukup lebih lama dengan kemungkinan terjadi infeksi
lebih luas. Dalam penyembuhan ini terjadi Kontraksi
Luka dimana adanya gerakan epidermis dan dermis yang menyebabkan jaringan
di sekitar daerah luka menipis dan ukuran maupun bentuk jaringan parut yang
akhirnya sama persis dengan garis ketegangan pada daerah yang rusak.
- KOMPLIKASI PENYEMBUHAN LUKA
1. Hemoragi adalah
pendarahan pada daerah luka yang terjadi sesaat setelah trauma.
2. Infeksi adalah
apabila luka terdapat drainase purulen dalam keadaan tidak dilakukan kultur.
3. Dehisens adalah
terurainya lapisan luka dengan cara parsial atau menyeluruh.
4. Eviserasi adalah
kondisi dimana organ viseral keluar melalui luka yang terbuka yang membutuhkan
penyembuhan dengan pembedahan.
5. Fistula adalah
saluran abnormal yang posisinya di antara 2 organ tubuh.
6. Penundaan Penutupan Luka adalah
sikap yang sengaja dilaksanakan oleh dokter bedar biar terjadi drainase yang
efektif dari luka yang terinfeksi.
- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA
ü Nutrisi
seperti protein, vitamin A dan vitamin C, serta mineral renik zink.
ü Penuaan ini
sangat berpengaruh dalam waktu penyembuhan luka.
- PROSES KEPERAWATAN & PENYEMBUHAN LUKA
1.
Kondisi
Darurat
Ø Perawat
melihat luka dan mengklasifikasi inpeksi pada luka.
Ø Apabila
klien stabil, perawat segera melihat adanya pendarahan pada luka apa tidak.
Ø Lalu
perawat juga harus melihat apakah pada daerah luka terdapat benda asing apa
tidak.
Ø Apabila
klien terjadi trauma akibat benda asing atau kotor yang menusuk tubuh klien,
sebaiknya perawat perlu menentukan waktu klien kapan terakhir menerima suntikan
tetanus toksoid.
2.
Kondisi
Stabil
Ø Dalam
kondisi stabil pertama perawat melakukan pengkajian luka untuk mengidentifikasi
kemajuan penyembuhan luka.
Ø Apabila
luka pasien tertutup balutan, sebaiknya perawat jangan mengganti balutan
sebelum adanya perintah dari dokter.
Ø Selanjutnya
perawat menulis apakah tepi luka mulai membaik ataupun menutup.
Ø Lalu
perawat juga harus menginspeksi adanya komplikasi pada luka seperti dehisens
ataupun eviserasi.
Ø Perawat
menulis jumlah, bau, warna, dan konsistensi dari drainase.
Ø Jikalau
drainase mengeluarkan bau yang tajam, perlu dicurigai terjadinya inpeksi.
Sehingga perawat perlu menggambarkan penampakan luka dengan akurat sesuai
observasi. Jenis Drainase Luka adalah
serosa, perulen, serosanguinosa, dan sanguinosa.
Ø Selanjutnya
perawat mengkaji jumlah drain, lokasi, karakter dan keadaan kantong drainase.
Ø Perawat
melakukan penutupan luka dengan stainless-steel staple.
Ø Lalu
palpasi luka pada waktu menginspeksi luka, apakah terjadi pembengkakan atau
pemisahan perifer luka.
Ø Kultur
luka dilakukan apabila perawat dapat mendeteksi adanya drainase purulen
sehingga perawat harus mengumpulkan spesimen untuk kultur.
- PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA
A.
Hemostasis,
mengontrol
pendarahan yang diakibatkan oleh laserasi dengan cara menekan luka menggunakan
kasa steril. Setelah itu tempelkan sepotong perban diatas luka sehingga terjadi
pembekuan darah. Apabila luka laserasi lebih parah harus dilakukan penjahitan
oleh dokter.
B.
Pembersihan
luka dilakukuan dengan terlebih dahulu memilih cairan
yang efektif dan menggunakan cara mekanik yang efesien untuk memasukkan cairan
tanpa menyebabkan cedera pada jaringan luka. Pembersihan luka ini menggunakan
cairan sitotoksik yang diberikan dengan cara irigasi. Irigasi adalah cara khusus yang berfungsi memberikan panas dan obat
(dalam bentuk steril) ke area luka. Tindakan irigasi ini berguna untuk luka
terbuka yang sulit dijangkau.
C.
Faktor-faktor
pertumbuhan ada 2 macam yaitu parenteral dan
topikal. Faktor-faktor tersebut telah digunakan untuk mengobati luka yang tanpa
mengalami penyembuhan dan luka tersebut membuat fistula.
D.
Perlindungan
dilakukan
dengan memberi balutan steril dan mengimobilisasi bagian tubuh. Tujuan pembalutan adalah mempercepat
penyembuhan, membantu hemostasis,menyangga perifer luka, meningkatkan isolasi
pada permukaan luka dan mempertahakan kelembaban di daerah antara luka dengan
balutan.
- JENIS-JENIS BALUTAN
1. Spon
Kasa Tenun (bersifat Absorben)
2. Balutan
Basah-Kering (Efektif untuk luka terinpeksi dan nekrotik)
3. Balutan
Tefla (Tidak menempel pada luka)
4. Balutan Film Transparan (lengket dan
bersifat sementara sebagai kulit kedua)
5. Balutan Hidrokoloid (HCD)
6. Balutan Hidrogel (berisi gel dengan
bahan dasar air/gliserin)
7. Balutan Busa
8. Balutan
alginate (gelatin)
- PERAWATAN JAHITAN
Menurut
Gbr. 49-9 (dalam Potter & Perry : 1880) Jahitan adalah benang atau kawat yang digunakan untuk menjahit
jaringan tubuh. Bahan jahitan berbagai
macam seperti katun, baja, sutera, kawat dacron dan nilon. Untuk mengurangi
cedera dokter menggunakan jahitan yang sehalus mungkin sesui keperluan. Untuk
mengangkat jahitan perawat diizinkan apabila ada permintaan dokter yang sudah
yakin luka tersebut telat tertutup (biasanya 7-10 hari). Dalam mengangkat
jahitan perawat harus mengetahui jenis jahitan yang digunakan. Prinsip pengangkatan jahitan yang utama
adalah jangan menarik sisi jahitan yang terlihat berlebihan pada jaringan yang
berada di bawahnya.
- PERBAN DAN KORSET
1. Fungsi
Perban dan Korset
ü Memberikan
tekanan yang mengarah ke bagian tubuh.
ü Mencegah
pergerakan tubuh.
ü Menyangga
luka.
ü Mengurangi
dan mencegah edema.
ü Mengamankan
bidai dan balutan.
2. Jenis
Pemasangan Perban
ü Melingkar
ü Spiral
ü Spiral
– terbalik
ü Bentuk
delapan
ü Rekuren
3. Jenis
Pemangsangan Korset
ü Korset
Abdomen
ü Korset
T
ü Korset
Payudara
- SLING
1. Fungsi Sling
adalah untuk menyangga lengan yang keseleo atau cedera patah tulang.
2. Cara Pemakaian Sling
ü Perawat
meminta pasien untuk menekuk lengan yang cedera dengan menyilang ke arah bahu
atau dada.
ü Sling
berbentuk segitiga yang terbuka ditempatkan di bawah lengan yang cedera dengan
salah satu ujungnya berada di leher pasien.
ü Kemudian
perawat menarik ujung lainnya ke arah atas melewati daerah yang cedera sambil
menyangga ekstremitasnya.
ü Lalu
ikatlah kedua ujung sling di samping leher sehingga tidak menyebabkan vertebra
servikalis tertekan.
ü Ujung
sling yang longgar bisa dilipat atau dijempit dengan peniti.
- TERAPI PANAS DAN DINGIN
Berfungsi
untuk pengobatan pada bagian tubuh/organ yang mengalami cedera. Pemberian
terapi ini dapat menimbulkan respon sistemik dan respon lokal. Respon Sistemik terjadi dalam proses
penghilangan panas seperti dengan berkeringat, dalam produksi panas seperti
menggigil. Sedangkan Respon Lokal terjadi
melalui stimulasi ujung saraf yang terletak dalam integumen yang bersifat
sensitif terhadap suhu. Stimulus panas dan dingin bisa menyebabkan respon
fisiologis yang berbeda. Respon Fisiologis
panas terdiri Vasodilatasi, Viskositas Darah Menurun, Ketegangan Otot
Menurun, Metabolisme, Jaringan Meningkat, dan Permeabilitas Kapiler Meningkat. Sedangkan
Respon Fisiologis Dingin terdiri Vasokonstriksi,
Anestesi Lokal, Metabolisme Sel Menurun, Viskositas Darah Meningkat, dan
Ketegangan Otot Menurun.
- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOLERANSI PANAS & DINGIN
Ø Durasi
terapi.
Ø Bagian
tubuh.
Ø Kerusakan
permukaan tubuh
Ø Suhu
kulit sebelumnya
Ø Area
permukaan tubuh
Ø Usia
dan kondisi fisik
- PEMBERIAN PANAS DAN DINGIN
Ø Bentuk
terapi lembab atau kering
Ø Kompres
panas lembab
Ø Rendam
hangat
Ø Rendam
duduk
Ø Kompres
akuatermi
Ø Penghembus
udara hangat
Ø Tempon
panas
Ø Bantalan
pemanas
Ø Kompres
dingin
Ø Kompres
kering
Ø Rendam
dingin
Ø Kantong
es atau Collar
- EVALUASI
Evaluasi
dilakukan pada saat mengganti balutan, terapi, dan saat klien berusaha
melakukan perawatan dengan mandiri terhadap lukanya. Perawat harus
mendemontrasikan pasien dengan anggota keluarganya mengenai cara mengevaluasi penyembuhan
luka ketika pasien pulang dari rumah sakit atau klinik. Perawat juga harus
mengevaluasi setiap intervensi yang dilaksanakan untuk mempercepat penyembuhan
dan membandingkan keadaan luka dengan data pengkajian. Perawat dengan pasien
mengulangi setiap planning penyuluhan yang telah diatur agar pasien dan
keluarga dapat merawat luka. Terakhir perawat mencari tahu informasi kebutuhan
pasien dan keluarga mengenai peralatan bantuan tambahan dan membuat rencana
rujukan.
Casino Site Review | Lucky Club
BalasHapusLucky Club Casino is one of the most trusted online casinos and offers luckyclub a vast array of games. The site offers hundreds of games and bonuses to choose from. Check out