Rabu, 01 Oktober 2014

PENGENDALIAN INFEKSI



Infeksi adalah invansi tubuh yang di sebabkan oleh patogen atau mikro organisme yang mampu menyebabkan rasa sakit.
Sebelum berbicara jauh mengenai infeksi kita juga perlu mengetahui  rantai infeksi terlebih dahulu yang terdiri dari :
A.      agen infeksius termasuk bakteri, virus, jamur,dan protozoa. Dibagi menjadi dua yaitu:
a)      Organisme resinden yaitu organisme yaang dapat di bunuh melalui bahan anti mikroba.
b)      Organisme trasien yaitu organisme yang menempel di media tetapi mudah untuk dihilangkan. untuk mencegahnya bisa melalui mencuci tangan.
B.      reservoar adalah sebagai tempat patogen yang bertahan hidup tetapi tidak dapat berkembang biak.
C.      portal keluar adalah tempat keluarnya bakteri dan menyebabkan penyakit melalui: kssulit dan membran mukosa, traktus respiratouris, traktus urinarius, traktus gastrointesnial, traktus reproduktif, dan darah.
D.      Media  penular adalah tempat dimana bakteri patogen bisa melakukan perpindahan dan meletakkan bibit penyakitnya di dalam media. Kita perlu ketahui cara penularan yaitu : Kontak, udara, peralatan dan vektor.
E.       portal masuk adalah media yang digunakan untuk penetrasi organisme.
F.       Hospen rentan adalah resistensi sesorang untuk terkena infeksi.
Bentuk – bentuk penularan yang bisa menjadi tranfernya patogen dan organisme itu di bagi menjadi 4 yaitu,
1.       Kontak
1)      Langsung , terjadi kontak secara langsung atau bertemu dan terjadi konta fisik.
2)      Tidak langsung, melalui benda mati yang terkontaminasi.
3)      Droplet, melalui partikel mungkin dari percikan yang rentan akan kontaminasi patogen.
2.       Udara
Dpolet nukleus, atau residu atau droplet evaporasi ada di udara.
3.       Peralatan
1)      Alat - alat yang terkontaminasi seperti air,obat, larutam dan darah.
2)      Makanan (bisa saja daging, roti dan lain lain)
4.       Vektor
1)      Perpindahan melalui mekanis eksternal (lalat)
2)      Penularan internal, yang disebabkan nyamuk, kutu, dan lalat.
Sedangkan untuk proses infeksinya itu terbagi menjadi ,
A.             periode inkubasi interval antara masuknya organisme ke dalam tubuh manusia.
B.         tahap prodormal interval yang bermula dari gejala non spesifik ke spesifik.
C.         tahap sakit interval dimana kita sudah mengetahui jenis infeksi yang diderita pasien.
D.        dan pemulihan dimana interval ini akan menjadi proses penyembuhan klien.

 Setelah kita membahas tentang infeksi secara umum, lalu kita akan belajar mengenai infeksi yang lebih spesifik. Jika seseorang sudah terkena infeksi maka akan mendapatkan resiko diantaranya, yang pertama pertahanan primer tidak adekuat misalnya mukosa kulit rusak, jaringan menjadi trauma, penurunan system kerja siliar, obstruksi jalanya urin, gangguan pesistalsis, perubahan pH sekresi, penurunan mobilitas. Yang kedua menurunya kadar hemoglobin,  terjadi supresi sel darah putih, dan dapat menghitung sel darah putih rendah.
Di dalam proses Infeksi mempunyai daya rentan yaitu usia, status nutrisi, stres, hereditas, proses penyakit,  dan terapi medis. Selain itu apabila ingin mengetahui gejalanya kita dapat melakukan pemeriksaan infeksi melalui, jumlah sdp antara 5.000 – 10.000/mm,laju endap darah (>15 mm/jam pria, >20 mm/jam wanita), kadar zat besi 60-90 g/dl, kultur urine itu harus steril dan darah flora normal.
Sehingga kita sebagai seorang perawat saat menghadapi seorang klien yang terkena infeksi. Maka kita harus mampu melakukan penelitian dan observasi  penyakit infeksi terlebih dahulu, melalui diagnosa keperawatan, perencanaan, dan implementasi. Sehingga di dalam kita membantu pasien kita sudah mempunyai prosedur sesuai standar operasional perawat (sop). apabila kita  sudah menyusun prosedur sop kita juga dituntut harus mampu untuk menyelesaikan masalahnya kita juga wajib memperhatikan alat  yang kita pakai untuk membantu pasien. Di dalam dunia kesehatan  dibagi menjadi 3 bagian yaitu:  pertama, alat penting adalah alat utama yang harus benar benar steril jika tidak steril maka kerentanan akan infeksi sangat tinggi,alat ini terdiri dari peralatan bedah, kateter intravaskuler, kateter urine, dan jarum. Kedua alat semi penting adalah alat alat yang akan melakukan kontak dengan membrane mukosa benda ini harus bebas mikro organisme, alat alat ini  terdiri dari : kateter atau alat penghisap, selang endotrea, endoskop gastrointeltisnal dan termometer.  Alat tidak penting alat - alat tambahan yang diperlukan namun tidak melakukan kontak langsung dengan mukosa namun kesterinya juga harus diperhatikan. Alat alat ini terdiri sebagai berikut, pispot, manset tekanan darah, linen, dan stetoskop.
Sebelum terkena  infeksi sebenarnya kita mampu untuk meminimalisirnya dengan beberapa solusi yang bisa kita lakukan yaitu, menjaga kebersihan di sekitar lingan kita, mandi dengan menggunakan sabun dan air yang steril, mengganti balutan, buang benda yang terkontaminasi oleh kuman, tempat tidur harus selalu dalam kondisi bersih dan steril, usahakan gelas dan  air minum dalam kondisi yang steril, jika terdapat luka bedah jaga kondisi agar tetap steril, botol dan kantung drainase juga harus dalam kondisi yang steril. Selain kita dapat meminimalisir  kita juga dapat mencegah penularan infeksi dari orang yang terkena infeksi melalui beberapa tindakan yaitu isolasi terhadap individu yang terkena infeksi, implikasi psikologis isolasi dapat diartikan kita tidak boleh membiarkan seseorang yang kesepian dan akhirnya mengalami cacat mental, dan yang paling penting adalah bagaimana kita dapat menjaga lingkungan agar tetap protektif. Sehingga terjamin keamanan dari bakteri atau organisme yang menyebabkan infeksi.
Selain itu perawat yang merawat seorang pasien yang terkena infeksi juga dapat memperoleh perlindungan kerja dengan menggunakan pelindung diri seperti, gown tujuanya adalah melindungi pakaian agar tidak kotor selama kontak dengan klien, masker bertujuan untuk menghindarkan kita dari klien melalui kontak udara sehingga kita tidak menghirup organisme yang dihirupkan melalui pernapasan klien, sarung tangan dapat mencegah penularan patogen melalui cara kontak langsung maupun tidak langsung (williams,1983), kaca mata pelindung bertujuan untuk menghindari droplet atau percikan atau semprotan yang diakibatkan darah cairan tubuh. pengumpulan spesimen yaitu pengumpulan sekresi, kultur darah, kultur luka, kultur feses dan kultur luka yang diduga terdapat organisme atau patogen untuk dilakukan tes kultur dan sensitivitas, membungkus barang atau linen bertujuan untuk membuang barang terkontaminasi dengan cara memasukan dan membungkusnya. sehingga kita dapat terhindar dari bahaya infeksi. Cdc menyarankan kita dalam menangani  proses isolasi yaitu,
1.       linen yang terkontaminasi di dalam kantung.
2.       Kantung di beri tanda dan warna khusus.
3.       Pastikan kantung tidak bocor karena kalau bocor maka bahaya terkontaminasi juga besar.
Selanjutnya yang terakhir adalah memindahkan klien, sebelum memindahkan klien kita harus mengetahui langkah- langkah seperti :
1.       Kita menggunakan berier yang berfungsi untuk menghindarkan kita dari kontaminasi patogen atau organisme.
2.       Memberikan klien masker.
3.       Memberikan kepada klien jubah.
4.       Pindahkan perawat ke kursi roda atau branker khusus.

Tidak hanya pencegahan namun kita juga perlu melakukan penyuluhan kepada klien dalam  pengendalian infeksi, dapat dilakukan melalui 3 tahap yaitu:
  1. Objektif
Klien dapat menggunakan teknik perawatan dan teknik pengontrolan terhadap infeksi.
  1. Strategi penyuluhan
·         Ajarkan kepada klien bagaimana kita membersihkan alat menggunakan sabun dan air.
·         Peragakan cara mencuci tangan dengan benar.
·         Ajarkan kepada kllien tentang tanda – tanda dan gejala infeksi.
·         Jika klien menggunakan selang untuk makan maka kita harus menyediakan formula 8 jam. Lalu jangan lupa mencuci selang setelah selesai di pakai.
·         Ajarkan kepada klien untuk meletakkan pakaian yang terkontaminasi oleh patogen atau bakteri.
·         Membersihkan linen yang kotor dan meletakkanya terpisah dari yang lainya.
  1. Evaluasi
·         Meminta kepada klien untuk memperagakan teknik menurunkan penyebaran infeksi.
·         Meminta klien untuk memperagakan teknik pilihan.
·         Meminta klien untuk menjelaskan resiko infeksi dengan kondisj tertentu.
Melakukan prosedur steril ini terdiri dari banyak hal yang bisa dilakukan diantaranya yaitu, memakai dan membuka kap, masker dan kacamata, membuka kemasan steril, membuka peralatan yang steril di permukaan yang datar , membuka  peralatan yang steril sambil membukanya, mempersiapkan area atau wilayah yang steril, menuangkan sejenis larutan steril, scrub bedah, memakai sarung tangan yang steril, mengenakan gown yang steril.
                Keberhasilan seorang perawat yang sedang melakukan praktik dapat diukur keberhasilanya apabila perawat mampu untuk mengurangi atau dapat mencegah terjadinya infeksi,maka dari itu kita harus mampu melakukan semua prosedur sesuai sop (standart operasional perawat) dan mampu kita aplikasikan ke dalam kehidupan kita sehari – hari untuk membantu masyarakat dalam memecahkan masalah. Setiap tindakan atau langkah yang sudah kita lakukan itu harus kita evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan perawat dalam menangani proses infeksi . Selain itu perawat juga harus mengawasi klien dengan  ketat. Selain itu Perawat juga  mendokumentasikan respon yang diberikan kepada klien. Untuk mengetahui tingkat kepuasan klien kepada kita.

*Catatan: Diringkas oleh Bima Aminul Karim dari buku Potter, P.A. & Pery, A.G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih, Made Sumarwati, Dian Evriyani, Laily Mahmudah, Ellen Panggabean, Kusrini, Sasri Kuminianingsih, Enie Novieastari. Jakarta: EGC. (halaman 933-968).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...