PENGENDALIAN INFEKSI
Infeksi adalah invansi tubuh yang di sebabkan oleh patogen atau mikro organisme
yang mampu menyebabkan rasa sakit.
Sebelum berbicara jauh mengenai infeksi kita juga perlu mengetahui rantai infeksi terlebih dahulu yang terdiri
dari :
A. agen infeksius termasuk bakteri, virus, jamur,dan protozoa. Dibagi
menjadi dua yaitu:
a) Organisme resinden yaitu organisme yaang dapat di bunuh melalui bahan
anti mikroba.
b) Organisme trasien yaitu organisme yang menempel di media tetapi mudah
untuk dihilangkan. untuk mencegahnya bisa melalui mencuci tangan.
B. reservoar adalah sebagai tempat patogen yang bertahan hidup tetapi
tidak dapat berkembang biak.
C. portal keluar adalah tempat keluarnya bakteri dan menyebabkan penyakit
melalui: kssulit dan membran mukosa, traktus respiratouris, traktus urinarius,
traktus gastrointesnial, traktus reproduktif, dan darah.
D. Media penular adalah tempat
dimana bakteri patogen bisa melakukan perpindahan dan meletakkan bibit
penyakitnya di dalam media. Kita perlu ketahui cara penularan yaitu : Kontak,
udara, peralatan dan vektor.
E. portal masuk adalah media yang digunakan untuk penetrasi organisme.
F. Hospen rentan adalah resistensi sesorang untuk terkena infeksi.
Bentuk –
bentuk penularan yang bisa menjadi tranfernya patogen dan organisme itu di bagi
menjadi 4 yaitu,
1. Kontak
1) Langsung , terjadi kontak secara langsung atau bertemu dan terjadi
konta fisik.
2) Tidak langsung, melalui benda mati yang terkontaminasi.
3) Droplet, melalui partikel mungkin dari percikan yang rentan akan
kontaminasi patogen.
2. Udara
Dpolet nukleus, atau residu atau
droplet evaporasi ada di udara.
3. Peralatan
1) Alat - alat yang terkontaminasi seperti air,obat, larutam dan darah.
2) Makanan (bisa saja daging, roti dan lain lain)
4. Vektor
1) Perpindahan melalui mekanis eksternal (lalat)
2) Penularan internal, yang disebabkan nyamuk, kutu, dan lalat.
Sedangkan untuk proses infeksinya itu
terbagi menjadi ,
A.
periode inkubasi interval antara
masuknya organisme ke dalam tubuh manusia.
B.
tahap prodormal interval yang
bermula dari gejala non spesifik ke spesifik.
C.
tahap sakit interval dimana kita sudah mengetahui jenis infeksi yang
diderita pasien.
D.
dan pemulihan dimana interval ini akan menjadi proses
penyembuhan klien.
Setelah kita membahas tentang
infeksi secara umum, lalu kita akan belajar mengenai infeksi yang lebih
spesifik. Jika seseorang sudah
terkena infeksi maka akan mendapatkan resiko diantaranya,
yang pertama pertahanan primer tidak adekuat misalnya mukosa kulit rusak, jaringan menjadi trauma, penurunan
system kerja
siliar, obstruksi jalanya urin, gangguan pesistalsis, perubahan pH sekresi, penurunan
mobilitas. Yang kedua menurunya kadar hemoglobin, terjadi supresi sel darah
putih, dan dapat menghitung sel darah putih rendah.
Di dalam proses Infeksi
mempunyai daya rentan yaitu usia, status nutrisi, stres, hereditas, proses penyakit, dan terapi medis. Selain itu
apabila ingin mengetahui gejalanya kita dapat melakukan pemeriksaan infeksi
melalui, jumlah sdp antara 5.000 –
10.000/mm,laju endap darah (>15 mm/jam pria, >20 mm/jam wanita), kadar zat
besi 60-90 g/dl, kultur urine itu harus
steril dan darah flora normal.
Sehingga kita sebagai
seorang perawat saat menghadapi
seorang klien yang terkena infeksi. Maka kita harus mampu melakukan
penelitian dan observasi penyakit infeksi terlebih dahulu, melalui diagnosa keperawatan,
perencanaan, dan implementasi. Sehingga
di dalam kita membantu pasien
kita sudah mempunyai prosedur sesuai standar operasional perawat (sop). apabila
kita sudah menyusun prosedur sop kita juga dituntut harus mampu untuk menyelesaikan
masalahnya kita juga wajib memperhatikan alat yang kita pakai untuk membantu pasien. Di dalam dunia kesehatan dibagi menjadi 3 bagian yaitu: pertama,
alat penting adalah alat utama yang
harus benar benar steril jika tidak steril maka kerentanan akan infeksi sangat
tinggi,alat ini terdiri dari peralatan bedah, kateter
intravaskuler, kateter urine, dan jarum. Kedua alat semi penting adalah alat alat yang akan melakukan kontak
dengan membrane mukosa benda ini harus bebas mikro organisme, alat alat ini terdiri dari : kateter atau alat
penghisap, selang endotrea, endoskop gastrointeltisnal dan termometer. Alat tidak penting alat
- alat tambahan yang diperlukan namun tidak melakukan
kontak langsung dengan mukosa namun kesterinya juga harus diperhatikan. Alat
alat ini terdiri sebagai berikut, pispot, manset tekanan
darah, linen, dan stetoskop.
Sebelum terkena infeksi
sebenarnya kita mampu untuk meminimalisirnya dengan beberapa solusi yang bisa kita
lakukan yaitu, menjaga kebersihan di sekitar lingan kita, mandi dengan
menggunakan sabun dan air yang steril, mengganti balutan, buang benda yang
terkontaminasi oleh kuman, tempat tidur harus selalu dalam kondisi bersih dan
steril, usahakan gelas dan air minum
dalam kondisi yang steril, jika terdapat luka bedah jaga kondisi agar tetap
steril, botol dan kantung drainase juga harus dalam kondisi yang steril. Selain
kita dapat meminimalisir kita juga dapat
mencegah penularan infeksi dari orang yang terkena infeksi melalui beberapa
tindakan yaitu isolasi terhadap individu yang terkena infeksi, implikasi
psikologis isolasi dapat diartikan kita tidak boleh membiarkan seseorang yang
kesepian dan akhirnya mengalami cacat mental, dan yang paling penting adalah
bagaimana kita dapat menjaga lingkungan agar tetap protektif. Sehingga terjamin
keamanan dari bakteri atau organisme yang menyebabkan infeksi.
Selain itu perawat yang merawat seorang pasien yang terkena infeksi
juga dapat memperoleh perlindungan kerja dengan menggunakan pelindung diri
seperti, gown tujuanya adalah melindungi pakaian agar tidak kotor selama kontak
dengan klien, masker bertujuan untuk menghindarkan kita dari klien melalui
kontak udara sehingga kita tidak menghirup organisme yang dihirupkan melalui
pernapasan klien, sarung tangan dapat mencegah penularan patogen melalui cara
kontak langsung maupun tidak langsung (williams,1983), kaca mata pelindung
bertujuan untuk menghindari droplet atau percikan atau semprotan yang diakibatkan
darah cairan tubuh. pengumpulan spesimen yaitu pengumpulan sekresi, kultur
darah, kultur luka, kultur feses dan kultur luka yang diduga terdapat organisme
atau patogen untuk dilakukan tes kultur dan sensitivitas, membungkus barang
atau linen bertujuan untuk membuang barang terkontaminasi dengan cara memasukan
dan membungkusnya. sehingga kita dapat terhindar dari bahaya infeksi. Cdc
menyarankan kita dalam menangani proses
isolasi yaitu,
1. linen yang terkontaminasi di dalam kantung.
2. Kantung di beri tanda dan warna khusus.
3. Pastikan kantung tidak bocor karena kalau bocor maka bahaya
terkontaminasi juga besar.
Selanjutnya
yang terakhir adalah memindahkan klien, sebelum memindahkan klien kita harus
mengetahui langkah- langkah seperti :
1. Kita menggunakan berier yang berfungsi untuk menghindarkan kita dari
kontaminasi patogen atau organisme.
2. Memberikan klien masker.
3. Memberikan kepada klien jubah.
4. Pindahkan perawat ke kursi roda atau branker khusus.
Tidak
hanya pencegahan namun kita juga perlu melakukan penyuluhan kepada klien
dalam pengendalian infeksi, dapat
dilakukan melalui 3 tahap yaitu:
- Objektif
Klien dapat menggunakan teknik
perawatan dan teknik pengontrolan terhadap infeksi.
- Strategi penyuluhan
·
Ajarkan kepada klien bagaimana
kita membersihkan alat menggunakan sabun dan air.
·
Peragakan cara mencuci tangan
dengan benar.
·
Ajarkan kepada kllien tentang
tanda – tanda dan gejala infeksi.
·
Jika klien menggunakan selang
untuk makan maka kita harus menyediakan formula 8 jam. Lalu jangan lupa mencuci
selang setelah selesai di pakai.
·
Ajarkan kepada klien untuk
meletakkan pakaian yang terkontaminasi oleh patogen atau bakteri.
·
Membersihkan linen yang kotor dan
meletakkanya terpisah dari yang lainya.
- Evaluasi
·
Meminta kepada klien untuk
memperagakan teknik menurunkan penyebaran infeksi.
·
Meminta klien untuk memperagakan
teknik pilihan.
·
Meminta klien untuk menjelaskan
resiko infeksi dengan kondisj tertentu.
Melakukan
prosedur steril ini terdiri dari banyak hal yang bisa dilakukan diantaranya
yaitu, memakai dan membuka kap, masker dan kacamata, membuka kemasan steril,
membuka peralatan yang steril di permukaan yang datar , membuka peralatan yang steril sambil membukanya,
mempersiapkan area atau wilayah yang steril, menuangkan sejenis larutan steril,
scrub bedah, memakai sarung tangan yang steril, mengenakan gown yang steril.
Keberhasilan seorang perawat
yang sedang melakukan praktik dapat diukur keberhasilanya apabila perawat mampu
untuk mengurangi atau dapat mencegah terjadinya infeksi,maka dari itu kita
harus mampu melakukan semua prosedur sesuai sop (standart operasional perawat) dan
mampu kita aplikasikan ke dalam kehidupan kita sehari – hari untuk membantu
masyarakat dalam memecahkan masalah. Setiap tindakan atau langkah yang sudah
kita lakukan itu harus kita evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan perawat dalam menangani proses infeksi . Selain itu perawat juga
harus mengawasi klien dengan ketat. Selain
itu Perawat juga mendokumentasikan
respon yang diberikan kepada klien. Untuk mengetahui tingkat kepuasan klien
kepada kita.
*Catatan: Diringkas oleh Bima Aminul Karim dari
buku Potter, P.A. & Pery, A.G. 1999. Buku
Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih
bahasa oleh Yasmin Asih, Made Sumarwati, Dian Evriyani, Laily Mahmudah, Ellen
Panggabean, Kusrini, Sasri Kuminianingsih, Enie Novieastari. Jakarta: EGC.
(halaman 933-968).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...