LANSIA*
Masa
dewasa tua atau sering disebut dengan lansia dimulai sejak pensiun, antara usia
65 hingga 75 tahun. Lansia membutuhkan bantuan lebih besar untuk identifikasi,
definisi serta resolusi masalah yang berpengaruh terhadap mereka. Peningkatan
pada harapan hidup serta angka kelahiran yang tinggi selama abad ke-20
berdampak pada adanya peningkatan populasi.
Asuhan
keperawatan pada lansia mempunyai tantangan yang khusus. Dikarenakan, perbedaan
fisiologis, kognitif serta kesehatan psikososial. Lansia mempunyai tingkat
kemampuan fungsional yang bervariasi. Kebanyakan lansia merupakan anggota
komunitas aktif, produktif serta terlibat.
MITOS DAN STEREOTIP.
Mitos
dan stereotip adalah gambaran bahwa lansia sebagai orang yang sakit, kaku saat
berfikir, diperlukan perawatan dalam bidang kesehatan, tidak mempunyai biaya
atau miskin, tidak dapat belajar serta tidak membutuhkan seks. Kebanyakan
masyarakat mempercayai bahwa lansia akan mengalami penurunan pemahaman dan
pelupa, membosankan, tidak menyenangkan, sering sakit, sulit mendengar serta
mengalami kebotakan. Kebanyakan orang percaya bahwa lansia telah mengalami
penurunan dalam kemampuan belajarnya. Akibatnya, para pelayanan kesehatan
sering mengalami kegagalan dalam memberikan pendidikan kesehatan pada lansia
karena mereka tidak tepat untuk mengansumsikan bahwa klien lansia tidak bisa
menjaga diri sendiri. Maka dari itu, perawat dapat melakukan hal-hal seperti :
1.
memberi beberapa percobaan
dengan materi baru untuk melatih memori jangka panjang,
2.
memberikan kesempatan pada
klien lansia untuk mempelajari materi baru serta,
3.
dapat melakukan pendekatan self-paced.
Penelitian yang dilakukan
Masters dan Johnson (1986) mengemukakan jika lansia melalu tiap dekade
kehidupannya tetap menikmati hubungan seks. Oleh karena itu, perawat dengan
posisi idealnya harus mengkaji serta mengintervensi dalam pencegahan atau
perbaikan seks.
SIKAP PERAWAT TERHADAP LANSIA.
Sikap
perawat pada lansia dapat berpengaruh pada kualitas serta tingkat perawatan. Untuk
memberikan asuhan keperawatan yang efektif, sikap positif harus diberikan oleh
perawat kepada klien lansia karena sikap negatif dapat menurunkan rasa nyaman
serta kesejahteraan klien. Perawat harus mengembangkan pendekatan asuhan yang
postif terhadap klien lansia, dikarenakan klien lansia menjadi lebih selektif
dalam pelayanan kesehatan.
TEORI PENUAAN.
Teori
fisiologis serta biologis penuaan menggambarkan proses penuaan. Belum ada teori
ssecara utuh yang mejelaskan megenai proses penuaan, teori ini masih dalam
tahap perkembangan serta memiliki keterbatasan. Perawat harus memahami
ketidakpastian mengenai penuaan serta banyaknya faktor-faktor lingkungan yang
dilibatkan.
1.
Teori biologis
·
Teori radikal bebas yaitu teori
yang mengatakan bahwa penuaan disebabkan oleh akumulasi kerusakan irreversible karena adanya senyawa
pengoksidasi ini.
·
Teori cross-link menyatakan
bahwa molekul elastin dan kolagen, komponen jaringan ikat, akan membentuk
senyawa lama yang meningkatkan rigiditas sel.
·
Teori imunologis, disfungsi
pada sistem imun diperkirakan menjadi salah satu faktor penyebab berkembangnya
penyakit-penyakit kronis yaitu : kanker, kardiovaskuler, diabetes serta
infeksi. Penelitian pada immunoengeneering
berusaha mengendalikan, mengurangi, bahkan menghilangkan efek automitas serta
imunodefisiensi.
2.
Teori Psikososial.
·
Teori Disengagement. Teori ini
menyatakan bahwa para lansia menarik diri mereka dari peran biasanya dan
terikat pada aktivitas yang berfokus pada diri mereka masing-masing.
·
Teori Aktivitas. Teori ini
menegaskan bahwa aktivitas pada lansia akan berpengaruh terhadap proses
penuaan.
·
Teori Kontinuitas atau yang
sering disebut dengan teori perkembangan, menyatakan bahwa kepribadian lansia
akan tetap sama namun pola perilaku lebih mudah diketahui seiring dengan
penuaan.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN.
Seiring
dengan tahapan kehidupan yang lain, lansia mempunyai tugas perkembangan khusus,
yaitu : penyesuaian pada penurunan kesehatan serta kekuatan fisik, penyesuaian
pada masa pensiun serta penyesuaian kematian pasangan. Tugas perkembangan ini
sering ditemukan pada para lansia, namun cara lansia melakukan penyesuaian
perubahan ini tergantung pada individu sendiri.
PELAYANAN PERAWATAN KESEHATAN
KOMUNITAS DAN PANTI.
Ada
empat pelayanan yang digunakan oleh para lansia, yaitu : Day-Care, perawatan di
rumah, Respite Care serta perawatan
jangka panjang.
PROSES KEPERAWATAN DAN LANSIA.
Perawat
dapat mengkaji perubahan yang terjadi pada perkembangan kognitif, perilaku
psikososial dan fisiologis.
1.
Perubahan kognitif yaitu,
kebanyakan trauma psikologis serta emosi pada lansia muncul karena adanya
kesalahan konsep dikarenakan lansia mempunyai kerusakan kognitif.
2.
Perubahan fisiologis pada
setiap klien bervariasi. Misal, pada klien yang mempunyai kesulitan pada
pendengaran saat mendapatkan pertanyaan perawat, mereka akan memberikan respons
yang kurang tepat sehingga perawat berfikir bahwa mereka bingung. Kebanyakan
lansia mungkin telah mengalami semua perubahan tersebut, namun ada beberapa lansia
yang hanya mengalami beberapa perubahan. perubahan fisiologis ini merupakan
perubahan yang normal dari penuaan dan bukan merupakan penyakit.
3.
Perubahan psikososial harus
bisa diatasi oleh para lansia. Walaupun perubahan tersebut bervariasi, beberapa
perubahan mayoritas terjadi pada kaum lansia.
·
Pensiun adalah tahap dimana
kehidupan dicirikan oleh adanya perubahan peran atau transisi yang dapat
mengakibatkan stress psikososial.
·
Isolasi sosial dibedakan
menjadi empat yaitu, isolasi sikap (penilaian pribadi atau budaya), isolasi penampilan
(diterima atau tidaknya penampilan seseorang), isolasi perilaku (diterima atau
tidaknya perilaku seseorang),dan isolasi geografis (terjadi apabila seseorang jauh dari
keluarga, kejahatan di daerah perkotaan serta barier institusi).
·
Seksualitas merupakan hal yang
penting di dalam perawatan pada lansia. Tidak hanya lansia yang sehat saja yang
harus mengekspresikan perasaan seksualnya, namun lansia yang lemah juga harus
melakukannya.
·
Tempat tinggal dan lingkungan
akan mempengaruhi rencana kehidupan para lansia dikarenakan faktor-faktor
seperti, perubahan peran sosial, status kesehatan serta tanggung jawab
keluarga.
PEMELIHARAAN KESEHATAN.
Lansia
akan mengutamakan nilai-nilai kesehatan. Status kesehatan akan memberikan energi,
semangat hidup serta vitalitas mereka.
Masalah
kesehatan fisiologis. Hampir 80% lansia (dewasa diatas 65 tahun) memiliki
paling sedikit satu penyakit kronis. Penggunaan strategi yang tepat seperti
strategi self-help merupakan salah satu cara yang tepat, dikarenakan
terbatasnya social serta sumber finansial lansia.
·
Masalah kardiovaskular yang
dihubungkan pada lansia dengan penuaan yaitu, angina pektoris, hipertensi,
cedera serebrovaskular dan infark miokard.
·
Kanker. Neoplasma maligna
merupakan penyebab kedua kematian paling umum pada lansia.
PENINGKATAN
KESEHATAN.
Fakta ilmiah menunjukkan bahwa
pemilihan gaya hidup akan mempengaruhi status kesehatan serta panjangnya usia
lansia.
·
Keamanan rumah, perawat home care harus mengobservasi lingkungan
rumah para klien untuk menjamin bahwa tidak adanya bahaya supaya klien tidak
mempunyai risiko cedera. Faktor yang harus diperhatikan yaitu, penerangan di tangga, pada malam hari, adanya
kain anti-licin, dll.
·
Dukungan psikososial, beberapa
intervensi sangatlah penting untuk para lansia yang telah mengalami kerusakan
kognitif, isolasi sosial maupun masalah psikososial yang lainnya. Intervensi
ini meliputi : sentuhan, komunikasi terapeutik, terapi validasi, pengenangan,
orientasi realitas, resosialisasi dan intervensi citra tubuh.
·
Penggunaan obat, pengelolaan
bidang medikasi amatlah penting dakam upaya meningkatkan serta mempertahankan
kesehatan pada lansia.
*Catatan: Diringkas oleh Deva Resti
Anggraini dari buku Potter, P.A. & Perry, A.G. 1999. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih bahasa oleh Yasmin
Asih, Made Sumarwati, Dian Evriyani, Laily Mahmudah, Ellen Panggabean, Kusrini
S, Novietasari. Jakarta : EGC. (halaman 726-756)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...