Selasa, 30 September 2014

LANSIA


LANSIA*

                      Masa dewasa tua atau sering disebut dengan lansia dimulai sejak pensiun, antara usia 65 hingga 75 tahun. Lansia membutuhkan bantuan lebih besar untuk identifikasi, definisi serta resolusi masalah yang berpengaruh terhadap mereka. Peningkatan pada harapan hidup serta angka kelahiran yang tinggi selama abad ke-20 berdampak pada adanya peningkatan populasi.
                Asuhan keperawatan pada lansia mempunyai tantangan yang khusus. Dikarenakan, perbedaan fisiologis, kognitif serta kesehatan psikososial. Lansia mempunyai tingkat kemampuan fungsional yang bervariasi. Kebanyakan lansia merupakan anggota komunitas aktif, produktif serta terlibat.

MITOS DAN STEREOTIP.
                Mitos dan stereotip adalah gambaran bahwa lansia sebagai orang yang sakit, kaku saat berfikir, diperlukan perawatan dalam bidang kesehatan, tidak mempunyai biaya atau miskin, tidak dapat belajar serta tidak membutuhkan seks. Kebanyakan masyarakat mempercayai bahwa lansia akan mengalami penurunan pemahaman dan pelupa, membosankan, tidak menyenangkan, sering sakit, sulit mendengar serta mengalami kebotakan. Kebanyakan orang percaya bahwa lansia telah mengalami penurunan dalam kemampuan belajarnya. Akibatnya, para pelayanan kesehatan sering mengalami kegagalan dalam memberikan pendidikan kesehatan pada lansia karena mereka tidak tepat untuk mengansumsikan bahwa klien lansia tidak bisa menjaga diri sendiri. Maka dari itu, perawat dapat melakukan hal-hal seperti :
1.    memberi beberapa percobaan dengan materi baru untuk melatih memori jangka panjang,
2.    memberikan kesempatan pada klien lansia untuk mempelajari materi baru serta,
3.    dapat melakukan pendekatan self-paced.
                Penelitian yang dilakukan Masters dan Johnson (1986) mengemukakan jika lansia melalu tiap dekade kehidupannya tetap menikmati hubungan seks. Oleh karena itu, perawat dengan posisi idealnya harus mengkaji serta mengintervensi dalam pencegahan atau perbaikan seks.

SIKAP PERAWAT TERHADAP LANSIA.
                Sikap perawat pada lansia dapat berpengaruh pada kualitas serta tingkat perawatan. Untuk memberikan asuhan keperawatan yang efektif, sikap positif harus diberikan oleh perawat kepada klien lansia karena sikap negatif dapat menurunkan rasa nyaman serta kesejahteraan klien. Perawat harus mengembangkan pendekatan asuhan yang postif terhadap klien lansia, dikarenakan klien lansia menjadi lebih selektif dalam pelayanan kesehatan.

TEORI PENUAAN.
                Teori fisiologis serta biologis penuaan menggambarkan proses penuaan. Belum ada teori ssecara utuh yang mejelaskan megenai proses penuaan, teori ini masih dalam tahap perkembangan serta memiliki keterbatasan. Perawat harus memahami ketidakpastian mengenai penuaan serta banyaknya faktor-faktor lingkungan yang dilibatkan.
1.       Teori biologis
·         Teori radikal bebas yaitu teori yang mengatakan bahwa penuaan disebabkan oleh akumulasi kerusakan  irreversible karena adanya senyawa pengoksidasi ini.
·         Teori cross-link menyatakan bahwa molekul elastin dan kolagen, komponen jaringan ikat, akan membentuk senyawa lama yang meningkatkan rigiditas sel.
·         Teori imunologis, disfungsi pada sistem imun diperkirakan menjadi salah satu faktor penyebab berkembangnya penyakit-penyakit kronis yaitu : kanker, kardiovaskuler, diabetes serta infeksi. Penelitian pada immunoengeneering berusaha mengendalikan, mengurangi, bahkan menghilangkan efek automitas serta imunodefisiensi.
2.       Teori Psikososial.
·         Teori Disengagement. Teori ini menyatakan bahwa para lansia menarik diri mereka dari peran biasanya dan terikat pada aktivitas yang berfokus pada diri mereka masing-masing.
·         Teori Aktivitas. Teori ini menegaskan bahwa aktivitas pada lansia akan berpengaruh terhadap proses penuaan.
·         Teori Kontinuitas atau yang sering disebut dengan teori perkembangan, menyatakan bahwa kepribadian lansia akan tetap sama namun pola perilaku lebih mudah diketahui seiring dengan penuaan.

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN.
                Seiring dengan tahapan kehidupan yang lain, lansia mempunyai tugas perkembangan khusus, yaitu : penyesuaian pada penurunan kesehatan serta kekuatan fisik, penyesuaian pada masa pensiun serta penyesuaian kematian pasangan. Tugas perkembangan ini sering ditemukan pada para lansia, namun cara lansia melakukan penyesuaian perubahan ini tergantung pada individu sendiri.

PELAYANAN PERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN PANTI.
                Ada empat pelayanan yang digunakan oleh para lansia, yaitu : Day-Care, perawatan di rumah,  Respite Care serta perawatan jangka panjang.

PROSES KEPERAWATAN DAN LANSIA.
                Perawat dapat mengkaji perubahan yang terjadi pada perkembangan kognitif, perilaku psikososial dan fisiologis.
1.       Perubahan kognitif yaitu, kebanyakan trauma psikologis serta emosi pada lansia muncul karena adanya kesalahan konsep dikarenakan lansia mempunyai kerusakan kognitif.
2.       Perubahan fisiologis pada setiap klien bervariasi. Misal, pada klien yang mempunyai kesulitan pada pendengaran saat mendapatkan pertanyaan perawat, mereka akan memberikan respons yang kurang tepat sehingga perawat berfikir bahwa mereka bingung. Kebanyakan lansia mungkin telah mengalami semua perubahan tersebut, namun ada beberapa lansia yang hanya mengalami beberapa perubahan. perubahan fisiologis ini merupakan perubahan yang normal dari penuaan dan bukan merupakan penyakit.
3.       Perubahan psikososial harus bisa diatasi oleh para lansia. Walaupun perubahan tersebut bervariasi, beberapa perubahan mayoritas terjadi pada kaum lansia.
·         Pensiun adalah tahap dimana kehidupan dicirikan oleh adanya perubahan peran atau transisi yang dapat mengakibatkan stress psikososial.
·         Isolasi sosial dibedakan menjadi empat yaitu, isolasi sikap (penilaian pribadi atau budaya), isolasi penampilan (diterima atau tidaknya penampilan seseorang), isolasi perilaku (diterima atau tidaknya perilaku seseorang),dan isolasi  geografis (terjadi apabila seseorang jauh dari keluarga, kejahatan di daerah perkotaan serta barier institusi).
·         Seksualitas merupakan hal yang penting di dalam perawatan pada lansia. Tidak hanya lansia yang sehat saja yang harus mengekspresikan perasaan seksualnya, namun lansia yang lemah juga harus melakukannya.
·         Tempat tinggal dan lingkungan akan mempengaruhi rencana kehidupan para lansia dikarenakan faktor-faktor seperti, perubahan peran sosial, status kesehatan serta tanggung jawab keluarga.

PEMELIHARAAN KESEHATAN.
                Lansia akan mengutamakan nilai-nilai kesehatan. Status kesehatan akan memberikan energi, semangat hidup serta vitalitas mereka.
                Masalah kesehatan fisiologis. Hampir 80% lansia (dewasa diatas 65 tahun) memiliki paling sedikit satu penyakit kronis. Penggunaan strategi yang tepat seperti strategi self-help merupakan salah satu cara yang tepat, dikarenakan terbatasnya social serta sumber finansial lansia.
·      Masalah kardiovaskular yang dihubungkan pada lansia dengan penuaan yaitu, angina pektoris, hipertensi, cedera serebrovaskular dan infark miokard.
·      Kanker. Neoplasma maligna merupakan penyebab kedua kematian paling umum pada lansia.

PENINGKATAN KESEHATAN.
                Fakta ilmiah menunjukkan bahwa pemilihan gaya hidup akan mempengaruhi status kesehatan serta panjangnya usia lansia.
·         Keamanan rumah, perawat home care harus mengobservasi lingkungan rumah para klien untuk menjamin bahwa tidak adanya bahaya supaya klien tidak mempunyai risiko cedera. Faktor yang harus diperhatikan yaitu,  penerangan di tangga, pada malam hari, adanya kain anti-licin, dll.
·         Dukungan psikososial, beberapa intervensi sangatlah penting untuk para lansia yang telah mengalami kerusakan kognitif, isolasi sosial maupun masalah psikososial yang lainnya. Intervensi ini meliputi : sentuhan, komunikasi terapeutik, terapi validasi, pengenangan, orientasi realitas, resosialisasi dan intervensi citra tubuh.
·         Penggunaan obat, pengelolaan bidang medikasi amatlah penting dakam upaya meningkatkan serta mempertahankan kesehatan pada lansia.

*Catatan: Diringkas oleh Deva Resti Anggraini dari buku Potter, P.A. & Perry, A.G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih, Made Sumarwati, Dian Evriyani, Laily Mahmudah, Ellen Panggabean, Kusrini S, Novietasari. Jakarta : EGC. (halaman 726-756)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...