Selasa, 30 September 2014

TIDUR


TIDUR*
Istirahat atau tidur yang sesuai, sama pentingnya dengan pemenuhan nutrisi maupun olahraga yang cukup agar kebutuhan dasar manusia terpenuhi. Oleh, karena itu perawat harus berperan penting dalam mengindentifikasi pola tidur klien dan memperhatikan klien agar kondisi kesehatan klien pulih kembali.
v Tidur Dan Istirahat
    Ketika seseorang sedang Beristirahat, fisik serta mental mereka akan merasa relaks dan tenang. Setiap individu memiliki kebiasaan tertentu untuk memperoleh kemampuan beristirahatnya. kebiasaan pola tidur tergantung pada status fisik, mental, dan lingkungan. Kurang istirahat akan memperburuk penyakit yang ada. Dalam, kondisi ini Perawat harus memberikan tujuan informasi dan prosedur terhadap klien, agar istirahat yang cukup dapat ditingkatkan.
v Fisiologi Tidur
    Tidur merupakan Tahapan fisiologis yang membentuk siklus bergantian dengan lamanya periode dari keterjagaan. Siklus tidur-terjaga akan mempengaruhi  fungsi fisik dan respon perilaku. Irama sirkadian juga mempengaruhi pola fungsi perilaku tersebut. Arti, dari irama sikardian sendiri adalah siklus menstruasi pada wanita.
         Tidur melibatkan suatu urutan fisiologis oleh kerja sistem saraf pusat dan berhubungan langsung dengan sistem saraf lainnya. Tidur juga dapat dikontrol dengan beberapa mekanisme dan dihasilkan dari ekskresi serotonin dari sel-sel tertentu, yang pada akhirnya menyebabkan tidur.
      Tidur terdiri dari 4 tahap, yaitu: tahap 1 & 2 merupakan tahap tidur yang dangkal dalam arti mudah terbangun dan tahap 3 & 4 merupakan tahap tidur yang dalam dalam arti sulit terbangun. Sesorang yang tertidur juga akan melewati tahapan siklus tidur atau perubahan disetiap tahap ke tahap.
v Fungsi Tidur
Tidur dapat memulihkan kondisi fisiologis dan psikologis serta memperbaiki proses biologis dengan rutin. Fungsi tidur kadang tidak dikenali sampai-sampai seseorang mendapatkan masalah akibat deprivasi tidur sehingga menyebabkan kantuk berat.
        Selama tidur setiap orang dapat merasakan terjadinya mimpi. Mimpi juga bisa menghapus fantasi tertentu. Selain itu,  durasi tidur seseorang beragam, tergantung seberapa lama dia membutuhkan waktu untuk beristirahat dengan garis masing-masing kelompok usia yang berbeda-beda (mulai dari; neonatus, bayi, todler, prasekolah, anak usia-sekolah, remaja, dewasa muda, dewasa tengah, dan lansia).
v Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tidur
Beberapa faktor yang mempengaruhi kualtas tidur, sebagai berikut;

×        Penyakit Fisik
×        Obat-obatan dan Subtansi
×        Gaya Hidup
×        Pola Tidur yang Biasa dan Mengantuk yang Berlebihan pada Siang Hari (EDS)
×        Stres Emosional
×        Lingkungan
×        Latihan Fisik dan Kelelahan
×        Asupan Makanan dan Kalori

v Gangguan Tidur
Gangguan tidur dapat mengakibatkan munculnya masalah, seperti;
Ø  Insomnia
Insomnia merupakan gejala yang dialami klien yang menyebabkan sulitnya kronis untuk tidur dan seringnya terbangun dari tidur.
Ø  Apnea Tidur
Apnea Tidur merupakan kondisi yang bercirikan dengan kurangnya arus udara melalui hidung serta mulut rata-rata selama 10 detik.
Ø  Narkolepsi
Narkolepsi merupakan disfungsi mekanisme yang mengolah keadaan bangun dan tidur.
Ø  Deprivasi Tidur
Deprivasi Tidur merupakan masalah yang dialami banyak klien sebagai akibat dari disomnia. 
Ø  Parasomnia
Parasomnia merupakan masalah tidur yang banyak dialami pada anak-anak.

v Proses Keperawatan dan Tidur
1.    Pengkajian
    Pengkajian ditujukan sebagai pemahaman karakteristik kebiasaan tidur klien sehingga peningkatan tidur dapat diintergrasikan di dalam asuhan keperawatan. Oleh, karena itu perawat perlu mencari sumber informasi atau riwayat pola tidur klien dari orang terdekatnya.
2.    Diagnosa Keperawatan
Pengkajian yang memaparkan sekumpulan data yang melingkupi karakteristik penentu masalah tidur akibat gangguan tidur (Cohen dan Merrite, 1992), dengan cara mengindentivikasi penyebabnya untuk meminimalkan masalah tersebut.
3.    Perencanaan
Rencana asuhan dapat dibuat setelah mengerti pola tidur klien berdasarkan data yang objektif. Tujuan rencana asuhan untuk klien yang memerlukan istirahat, sebagai berikut;
a)    Perasaan segar didapatkan
b)   Mendapatkan pola tidur sehat
c)    Memahami faktor-faktor yang mengganggu tidur
d)   Faktor-faktor yang mengakibatkan gangguan tidur hilang
4.    Implementasi
Intervensi keperawatan yang direncanakan untuk memperbaiki pola tidur yang condong  pada promosi kesehatan dan melakukan intervensi yang spesifik untuk pola tidur normal yang meningkat misalnya dengan cara mengontol lingkungan, meningkatkan rutinitas menjelang tidur, meningkatlkan kenyamanan, menetapkan periode istirahat dan tidur, mengendalikan gangguan fisiologis, pengurangan stres, kudapan menjelang tidur, pendekatan farmakologis untuk meningkatkan tidur, dan promosi kesehatan melalui penyuluhan klien.
5.    Evaluasi
Tindakan evaluasi dilakukan setelah terapi dicoba atau setelah klien terbangun dari tidur.  Setelah itu, Perawat menentukan hasilnya apakah sesuai harapan atau tidak. Jika hasil tidak sesuai harapan, perawat harus merevisinya kembali sesuai kebutuhan atau pilihan dari klien.

*Catatan: Diringkas oleh Rezky Alfian Maliq dari buku Potter, P.A. & Perry, A.G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan Praktik, Vol.2 E/4. Alih bahasa oleh Komalasari, R. Evriyani, D. Novieastari, E. Hany, A. & Kurnianingsih, S.  Jakarta: EGC. (halaman 1469-1500)

1 komentar:

  1. Baccarat in Italy: Rules and Casino Games - Rovelli
    When หาเงินออนไลน์ a player 바카라 bets on a hand, he 제왕 카지노 has a two-zero chance to win. The odds of winning the game of Baccarat have remained constant since the

    BalasHapus

Komentar...