TIDUR*
Istirahat atau tidur yang sesuai, sama pentingnya dengan pemenuhan
nutrisi maupun olahraga yang cukup agar kebutuhan dasar manusia terpenuhi. Oleh,
karena itu perawat harus berperan penting dalam mengindentifikasi pola tidur
klien dan memperhatikan klien agar kondisi kesehatan klien pulih kembali.
v
Tidur Dan
Istirahat
Ketika seseorang sedang Beristirahat, fisik serta mental mereka akan merasa relaks dan tenang. Setiap individu memiliki kebiasaan tertentu untuk memperoleh kemampuan beristirahatnya. kebiasaan pola tidur tergantung pada status fisik, mental, dan lingkungan. Kurang istirahat akan memperburuk penyakit yang ada. Dalam, kondisi ini Perawat harus memberikan tujuan informasi dan prosedur terhadap klien, agar istirahat yang cukup dapat ditingkatkan.
Ketika seseorang sedang Beristirahat, fisik serta mental mereka akan merasa relaks dan tenang. Setiap individu memiliki kebiasaan tertentu untuk memperoleh kemampuan beristirahatnya. kebiasaan pola tidur tergantung pada status fisik, mental, dan lingkungan. Kurang istirahat akan memperburuk penyakit yang ada. Dalam, kondisi ini Perawat harus memberikan tujuan informasi dan prosedur terhadap klien, agar istirahat yang cukup dapat ditingkatkan.
v
Fisiologi
Tidur
Tidur merupakan Tahapan fisiologis yang membentuk siklus bergantian dengan lamanya periode dari keterjagaan. Siklus tidur-terjaga akan mempengaruhi fungsi fisik dan respon perilaku. Irama sirkadian juga mempengaruhi pola fungsi perilaku tersebut. Arti, dari irama sikardian sendiri adalah siklus menstruasi pada wanita.
Tidur melibatkan suatu urutan fisiologis oleh kerja sistem saraf pusat dan berhubungan langsung dengan sistem saraf lainnya. Tidur juga dapat dikontrol dengan beberapa mekanisme dan dihasilkan dari ekskresi serotonin dari sel-sel tertentu, yang pada akhirnya menyebabkan tidur.
Tidur terdiri dari 4 tahap, yaitu: tahap 1 & 2 merupakan tahap tidur yang dangkal dalam arti mudah terbangun dan tahap 3 & 4 merupakan tahap tidur yang dalam dalam arti sulit terbangun. Sesorang yang tertidur juga akan melewati tahapan siklus tidur atau perubahan disetiap tahap ke tahap.
Tidur merupakan Tahapan fisiologis yang membentuk siklus bergantian dengan lamanya periode dari keterjagaan. Siklus tidur-terjaga akan mempengaruhi fungsi fisik dan respon perilaku. Irama sirkadian juga mempengaruhi pola fungsi perilaku tersebut. Arti, dari irama sikardian sendiri adalah siklus menstruasi pada wanita.
Tidur melibatkan suatu urutan fisiologis oleh kerja sistem saraf pusat dan berhubungan langsung dengan sistem saraf lainnya. Tidur juga dapat dikontrol dengan beberapa mekanisme dan dihasilkan dari ekskresi serotonin dari sel-sel tertentu, yang pada akhirnya menyebabkan tidur.
Tidur terdiri dari 4 tahap, yaitu: tahap 1 & 2 merupakan tahap tidur yang dangkal dalam arti mudah terbangun dan tahap 3 & 4 merupakan tahap tidur yang dalam dalam arti sulit terbangun. Sesorang yang tertidur juga akan melewati tahapan siklus tidur atau perubahan disetiap tahap ke tahap.
v
Fungsi
Tidur
Tidur dapat memulihkan kondisi fisiologis dan psikologis serta
memperbaiki proses biologis dengan rutin. Fungsi tidur kadang tidak dikenali
sampai-sampai seseorang mendapatkan masalah akibat deprivasi tidur sehingga
menyebabkan kantuk berat.
Selama tidur setiap orang dapat
merasakan terjadinya mimpi. Mimpi juga bisa menghapus fantasi tertentu. Selain
itu, durasi tidur seseorang beragam, tergantung
seberapa lama dia membutuhkan waktu untuk beristirahat dengan garis masing-masing
kelompok usia yang berbeda-beda (mulai dari; neonatus, bayi, todler,
prasekolah, anak usia-sekolah, remaja, dewasa muda, dewasa tengah, dan lansia).
v
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Tidur
Beberapa faktor yang mempengaruhi kualtas tidur, sebagai berikut;
×
Penyakit Fisik
×
Obat-obatan dan Subtansi
×
Gaya Hidup
×
Pola Tidur yang Biasa dan Mengantuk yang Berlebihan
pada Siang Hari (EDS)
×
Stres Emosional
×
Lingkungan
×
Latihan Fisik dan Kelelahan
×
Asupan Makanan dan Kalori
v
Gangguan
Tidur
Gangguan tidur dapat mengakibatkan munculnya masalah, seperti;
Ø Insomnia
Insomnia merupakan gejala yang
dialami klien yang menyebabkan sulitnya kronis untuk tidur dan seringnya
terbangun dari tidur.
Ø
Apnea Tidur
Apnea Tidur merupakan kondisi yang
bercirikan dengan kurangnya arus udara melalui hidung serta mulut rata-rata selama
10 detik.
Ø
Narkolepsi
Narkolepsi merupakan disfungsi
mekanisme yang mengolah keadaan bangun dan tidur.
Ø
Deprivasi Tidur
Deprivasi Tidur merupakan masalah
yang dialami banyak klien sebagai akibat dari disomnia.
Ø
Parasomnia
Parasomnia
merupakan masalah tidur yang banyak dialami pada anak-anak.
v
Proses
Keperawatan dan Tidur
1.
Pengkajian
Pengkajian ditujukan sebagai pemahaman karakteristik
kebiasaan tidur klien sehingga peningkatan tidur dapat diintergrasikan di dalam
asuhan keperawatan. Oleh, karena itu perawat perlu mencari sumber informasi
atau riwayat pola tidur klien dari orang terdekatnya.
2.
Diagnosa
Keperawatan
Pengkajian yang memaparkan sekumpulan data yang melingkupi
karakteristik penentu masalah tidur akibat gangguan tidur (Cohen dan Merrite,
1992), dengan cara mengindentivikasi penyebabnya untuk meminimalkan masalah
tersebut.
3.
Perencanaan
Rencana asuhan dapat dibuat setelah mengerti pola tidur klien
berdasarkan data yang objektif. Tujuan rencana asuhan untuk klien yang
memerlukan istirahat, sebagai berikut;
a)
Perasaan segar didapatkan
b)
Mendapatkan pola tidur sehat
c)
Memahami faktor-faktor yang mengganggu tidur
d)
Faktor-faktor yang mengakibatkan gangguan tidur
hilang
4.
Implementasi
Intervensi keperawatan yang direncanakan untuk memperbaiki
pola tidur yang condong pada promosi
kesehatan dan melakukan intervensi yang spesifik untuk pola tidur normal yang
meningkat misalnya dengan cara mengontol lingkungan, meningkatkan rutinitas
menjelang tidur, meningkatlkan kenyamanan, menetapkan periode istirahat dan
tidur, mengendalikan gangguan fisiologis, pengurangan stres, kudapan menjelang
tidur, pendekatan farmakologis untuk meningkatkan tidur, dan promosi kesehatan
melalui penyuluhan klien.
5.
Evaluasi
Tindakan evaluasi dilakukan setelah terapi dicoba atau
setelah klien terbangun dari tidur.
Setelah itu, Perawat menentukan hasilnya apakah sesuai harapan atau
tidak. Jika hasil tidak sesuai harapan, perawat harus merevisinya kembali
sesuai kebutuhan atau pilihan dari klien.
*Catatan: Diringkas oleh Rezky Alfian Maliq dari buku Potter,
P.A. & Perry, A.G. 1999. Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan Praktik, Vol.2 E/4. Alih
bahasa oleh Komalasari, R. Evriyani, D. Novieastari, E. Hany, A. &
Kurnianingsih, S. Jakarta: EGC. (halaman
1469-1500)
Baccarat in Italy: Rules and Casino Games - Rovelli
BalasHapusWhen หาเงินออนไลน์ a player 바카라 bets on a hand, he 제왕 카지노 has a two-zero chance to win. The odds of winning the game of Baccarat have remained constant since the