Sekarang ini didalam praktik perawatan kesehatan
untuk seorang pasien, lebih ditekankan pada pendidikan kesehatan yang
berkualitas. Pendidikan untuk klien merupakan sesuatu yang sangat penting bagi
seorang perawat. Selain untuk
kepentingan perawat, pendidikan kesehatan ini juga memiliki peran penting pula
bagi diri si pasien itu sendiri, sebab pasien mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi mengenai diagnosis, prognosis, pengobatan serta akibat dari
pengobatan terhadap dirinya.
v
Standar untuk Pendidikan Klien
Menurut The
Joint Commisson on Accreditation of Healthcare Organization (JCAHO) (1995) (dalam
Potter dan Pery, 2005: 337 ), standar
untuk pendidikan klien/keluarga adalah
sebagai berikut:
1.
Klien/keluarga
diberi pendidikan yang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
perilaku yang diperlukan untuk memberikan keuntungan penuh dari intervensi
kesehatan yang dilakukan oleh institusi.
2.
Organisasi
merencanakan dan mendorong pengawasan dan koordinasi aktivitas dan sumber
pendidikan klien/keluarga.
3.
Klien/keluarga
mengetahui kebutuhan belajar mereka, kemampuan, dan kesiapan untuk belajar.
4.
Proses
pendidikan klien/keluarga bersifat interdisiplin sesuai dengan rencana asuhan
keperawatan.
5.
Klien/keluarga
mendapatkan pendidikan yang spesifik sesuai dengan hasil pengkajian kemampuan
dan kesiapannya. Pendidikan kesehatan meliputi pemberian obat-obatan,
penggunaan alat medis, pemahaman tentang interaksi makanan/obat dan modifikasi
makanan, rehabilitasi, serta bagaimana melakukan pengobatan selanjutnya.
6.
Informasi
mengenai instruksi pulang yang diberikan pada klien/keluarga diberikan
institusi atau individu tertentu yang bertanggung jawab terhadap kesinambungan
perawatan klien.
Keberhasilan untuk mencapai stadar di atas tergantung pada keikutsertaan
seluruh tenaga kesehatan profesional.
v Tujuan
Pendidikan Klien
Pada dasarnya pendidikan kesehatan ditujukan agar
klien dapat meningkatkan, memperbaiki dan mempertahankan status kesehatannya. Pendidikan
pasien/klien yang komprehensif terdiri dari tiga tujuan, yaitu:
1.
Pencegahan
penyakit, pemeliharaan serta peningkatan kesehatan
2.
Perbaikan
kesehatan
3.
Koping
terhadap gangguan fungsi
v Pengajaran dan Pembelajaran
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang
dapat memenuhi kebutuhan dari peserta didik. Pengajaran merupakan suatu proses
interaktif yang dapat mendorong terjadinya
pembelajaran. Untuk memisahkan pengajaran dan pembelajaran merupakan hal yang
sangat sulit dilakukan. “Pembelajaran merupakan upaya penambahan pengetahuan
baru, sikap, dan keterampilan melalui penguatan praktik dan pengalaman
tertentu” (Potter dan Pery, 2005: 339).
Peran perawat di dalam proses pengajaran
dan pembalajaran
Klien seringkali
menayakan tentang informasi
kesehatan kepada perawat. Oleh karena itu, perawat harus mengantisipasi
kebutuhan klien/pasien terhadap informasi tertentu. Tetapi untuk menjadi seorang pendidik yang
efektif, perawat harus memberikan lebih dari sekedar informasi.
Pengajaran sebagai komunikasi
Kefektifan dalam pengajaran sangat bergantung pada
keefektifan dalam berkomunikasi secara interpersonal. Dalam hal ini, guru dan
murid terlibat aktif di dalam proses pembelajaran sehingga nantinya dapat
meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dalam diri peserta didik. Di dalam
proses pengajaran, perawat berperan sebagai sender,
yaitu seseorang yang menyampaikan
pesan kepada oranglain (klien). Pesan dan isi dari pengajaran disini harus
disampaikan secara jelas dan terinci
kepada peserta didik (klien),
yang dalam hal ini berperan sebagai penerima pesan.
v Domain
pengajaran
1.
Pembelajaran
kognitif
Pembelajaran kognitif meliputi seluruh perilaku
intelektual. Perilaku kognitif paling sederhana adalah pengetahuan dan yang
kompleks adalah evaluasi.
2.
Pembelajaran
afektif
“Pembelajaran afektif berkaitan dengan ekspresi
perasaan dan penerimaan suatu sikap, opini atau seperangkat nilai” (Potter dan
Pery, 2005: 341). Perilaku paling
sederhana untuk hirarki ini adalah menerima, sedangkan yang paling kompleks
yaitu mengarakteristikkan.
3.
Pembelajaran
psikomotor
Pembelajaran psikomotor membutuhkan keutuhan
mental serta aktivitas otot, misalnya menggunakan alat makan atau kemampuan
berjalan. Simpson (dalam Potter dan Pery, 2005: 342) menyatakan “perilaku yang
paling sederhana dalam hirarki ini adalah persepsi, dan yang paling kompleks
adalah keaslian”.
v Prinsip
pembelajaran dasar
Pembelajaran bergantung dari motivasi seseorang
untuk belajar, kemampuan belajar, serta lingkungan pembelajaran.
1.
Motivasi
untuk belajar
a.
Perangkat
perhatian
Perangkat perhatian yaitu status mental dari
peserta didik untuk fokus dan memahami materi. Ketidaknyamanan fisik, distraksi
lingkungan dan ansietas dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam belajar. Kondisi
fisik seperti kelaparan, kelelahan dan nyeri dapat mengganggu kemampuan
seseorang dalam berkonsentrasi, sehingga sangat berpengaruh pada pembelajaran.
Ansietas merupakan perasaan tidak menentu, oleh karena itu ansietas bisa
meningkatkan atau bahkan menurunkan kemampuan seseorang di dalam memberikan
perhatian. Sedangkan distraksi lingkungan berpengaruh pada kemampuan seseorang
dalam memperhatikan pengajar dan aktivitas dalam proses pembelajaran.
b.
Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang membuat seseorang
mengambil atau melakukan suatu tindakan. Motivasi berasal dari motif sosial,
tugas dan fisik. Motivasi sosial dierlukan untuk berhubungan, harga diri, atau
penampilan sosial. Biasanya seorang individu mencari oranglain dalam
membandingkan kemampuan, pendapat, dan emosinya. Motivasi fisik juga sering
terjadi kepada klien, klien yang mempunyai perubahan fungsi fisik biasanya termotivasi untuk belajar.
Tidak semua orang merasa perlu melakukan tindakan
menjaga dan mempertahankan kesehatan. Oleh karena itu, keyakinan bahwa
kesehatan adalah yang utama bisa dijadikan motivasi yang kuat untuk seseorang
dalam menjaga kesehatannya. Model keyakinan kesehatan dapat digunakan oleh
perawat di dalam melaksakan pendidikan kesehatan kepada klien. Model ini dibuat
untuk menjelaskan alasan seseorang dalam mencoba tindakan kesehatan.
c.
Adaptasi
psikososial terhadap penyakit
Penurunan kesehatan tubuh sering kali sulit
diterima oleh klien. Secara psikologis proses berduka akan membuat klien
membutuhkan lebih banyak waktu untuk beradaptasi dengan implikasi emosi dan
fisik dari penyakit. Kesiapan seseorang untuk belajar bergantung pada tingkat
berduka. Ketika klientidak sanggup menerima realitas penyakitnya, ia akan sulit
atau bahkan tidak akan mau untuk diajak belajar. Sehingga, pengajaran untuk
klien harus dijadwalkan sesuai dengan kesiapannya untuk belajar.
d.
Partisipasi
aktif
Keikutsertaan klien di dalam proses pengajaran
dipengaruhi oleh keinginan klien dalam mendapatkan pengetahuan. Dalam hal ini
klien tidak hanya terlihat sebagai seorang penerima pendidikan atau asuhan
kesehatan yang pasif, tetapi juga sebagai mitra aktif pemberian asuhan.
2.
Kemampuan
untuk belajar
a.
Kemampuan
perkembangan
Perkembangan kognitif klien sangat berpengaruh
terhadap kemampuannya dalam belajar. Sebelum seseorang mempelajari informasi
baru, kedewasaan serta perkembangan kognitifnya mutlak ada. Usia seseorang menunjukkan perkembangan kemampuannya dalam
proses belajar.
b.
Kemampuan
fisik
Selain kemampuan perkembangan, kemampuan seseorang
di dalam belajar juga bergantung dari tingkat perkembangan dan kesehatan fisik
secara umum. Kondisi seseorang yang menguras tenaga juga bisa membuat kemampuan
belajar seseorang menjadi terganggu.
3.
Lingkungan
belajar
“Faktor dalam lingkungan fisik merupakan faktor
dimana pengajaran dilakukan sehingga membuat proses belajar tersebut menjadi
menyenangkan atau menjadi suatu pengalaman yang menyulitkan. Perawat harus
memilih lingkungan yang membantu klien untuk memfokuskan diri pada tugas
pembelajaran” (Potter dan Pery, 2005:346). Lingkungan ideal yang sesuai
digunakan untuk melangsungkan kegiatan belajar adalah ruangan dengan penerangan
yang cukup dan terdapat sirkulasi udara yang baik, suhu udara yang nyaman,
serta perabot yang layak. Suasana tenang juga dibutuhkan di dalam melangsungkan
kegiatan belajar.
v Penggabungan
Proses Keperawatan dan Proses Pengajaran
Berikut ini adalah tabel perbandingan antara
proses keperawatan dan pengajaran menurut Potter dan Pery (2005:349)
Langkah Dasar
|
Proses
Keperawatan
|
Proses
Pengajaran
|
Pengkajian
|
Kumpulkan data mengenai kebutuhan fisik
psikologis, sosial, kultural, perkembangan dan spiritual pasien itu sendiri,
keluarga, tes diagnostik, catatan medis, riwayat keperawatan dan literatur.
|
Kumpulkan data mengenai kebutuhan belajar klien,
motivasi, kemamuan untuk belajar serta sarana pengajaran dari klien,
keluarga, lingkungan belajar, catatan medis, riwayat keperawatan, dan
literatur.
|
Diagnosa
keperawatan
|
Identifikasidiagnosa keperawatan yang tepat.
|
Identifikasi kebutuhan pengajaran klien mengaccu
pada tiga domain pengajaran.
|
Perencanaan
|
Kembangkan rencana asuhan secara individual.
Tetapkan prioritas diagnosa berdasarkan kebutuhan segera klien. Rundingkan
rencana asuhan dengan klien.
|
Tetapkan tujuan pengajaran. Rumuskan dalam
terminologi tingkah laku. Identifikasi prioritas yang berhubungan dengan
kebutuhan belajar. Rundingkan dengan klien tentang rencana pengajaran.
Identifikasi metode pengajaran yang digunakan.
|
Implementasi
|
Lakukan terapi asuhan keperawatan. Libatkan
klien sebagai peserta aktif dalam asuhan keperawatan. Libatkan keluarga dalam
asuhan sesuai kebutuhan.
|
Implementasikan metode pengajaran. Secara aktif libatkan klien dalam aktivitas
pengajaran. Libatkan partisipasi keluarga sesuai kebutuhan.
|
Evaluasi
|
Identifikasi keberhasilan dalam memenuhi hasil
yang diharapkan serta keberhasilan asuhan keperawatan.
|
Nilai hasil proses belajar mengajar. Ukur
kemampuan klien untuk mencapai tujuan pengajaran. Ulangi pengajaran bila dibutuhkan.
|
*Catatan: Diringkas oleh Setyowati Fitri Istianti
dari buku Potter, P. A. & Pery, A. G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik, Vol. 1
E/4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih, Made Sumarwati, Dian Evriyani, Laily
Mahmudah, Ellen Panggabean, Kusrini S, Sari Kurnianingsih, Enie Novieastari.
Jakarta: EGC. (Halaman 335—368)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...