Perawat bekerja dengan bermacam-macam variasi
klien yang membutuhkan bantuan higiene secara pribadi atau dengan belajar
sesuai tehnik higiene yang benar. Pemeliharaan higiene setiap orang membutuhkan
kenyamanan diri, keamanan, dan kesehatan. Perawatan higiene memerlukan
interaksi yang dekat dengan klien, sehingga perawat menggunakan ketrampilanya
dalam berkomunikasi agar terciptanya hubungan terapeutik dan perawat dapat
mempelajari tentang kebutuhan emosional klien.
Faktor-faktor yang dapat bepengaruh dalam
pelaksanaan praktik higiene adalah citra tubuh, praktik sosial, status
sosioekonomi, pengetahuan, variabel kebudayaan, pilihan pribadi dan kondisi
fisik.
Tipe Perawatan Higienis adalah beragam cara
perawat dalam memberikan layanan perawatan higienis pada klien sesuai dengan
waktu dan perencanaan yang telah dibuat. Tipe perawatan higienis dilakukan
mulai dari perawatan kulit sampai dengan perawatan pada peralatan ruangan
v PERAWATAN PADA KULIT
1. Proses keperawatan pada kulit: sebelum melakukan proses
keperawatan pada kulit, perawat harus melakukan pengkajian fisik pada kulit
klien dengan tehnik, inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Untuk dapat
menentukan kondisi kulit klien, perawat harus melakukan observasi warna, bentuk,
temperatur, dan hidrasi kulit. Perawat juga harus melakukan kajian pada seluruh
permasalahanpada kulit yang dipengaruhi
oleh cara-cara higienis.
2. Perubahan Perkembangan, Usia dapat mempengaruhi kondisi kulit dan jenis yang digunakan dalam
memberikan perawatan higiene yang dibutuhkan.
3. Kemampuan perawatan diri, Saat klien tidak mampu untuk mandi dan merawat kulit pribadi maka
perawat memberikan bantuan dan memberikan edukasi tentang pentingnya bagaimana
memberikan higiene. Perawat juga harus memberikan tindakan yang sama
seperti padasaat klien berada di rumah.
4. Resiko kerusakan kulit adalah
klien yang mengalami penyakit dan dapat beresiko
tinggi pada kerusakan integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan adalah suatu hasil dari seleksi yang akurat dan pemikiran kritis
hingga akhirnya dapat memastikan tindakan yang tepat untuk klien. Perubahan
pada integritas kulit klien dapat mempengaruhi proses pelaksanaan intervensi
yang akan dilakukan oleh perawat. Apabila kulit klien mengalami kerusakan, maka
perawat harus memberikan tindakan yang dapat mengobati dan meningkatkan
penyembuhan kulit untuk mencegah terjadinya infeksi. Kondisi klien juga dapat
berpengaruh dalam proses pemberian perawatan higiene, misalnya klien yang
mengalami penyakit serius harus mandi setiap hari dikarenakan akumulasi sekresi
sehingga klien tidak dapat memelihara kebersihan.
Berikut perencanaan tentang perawatan higiene
yang akan diberikan untuk menjaga kebersihan :
1. Memandikan Orang Dewasa, Memandikan klien adalah sebagian dari perawatan higienis total.
Kebebasan mandi klien dan tehnik yang digunakan harus berdasarkan pada
kemampuan fisik klien, dan tingkat kebutuhan perawatan higiene.
Mandi di tempat tidur adalah memandikan klien pada bagian-bagian tubuh
tertentu saja yang dapat menimbulkan bau dan ketidaknyamanan pada klien yang tidak
mandi. Mandi di dalam bak atau shower dapat memberikan pelayanan perawatan
mandi yang lebih teliti.
2. Perawatan Perineum adalah perawatan teliti yang diperlukan oleh klien
yang beresiko mengalami infeksi, pemulihan dari operasi genitalia, atau pasca
menjalani proses kelahiran. Klien yang beresiko tinggi mengalami kerusakan di
daerah perineum adalah klien yang memiliki balutan pada bekas operasi rektal
dan perineum, dan pemakaian kateter urine tetap.
3. Gosokan Punggung adalah tindakan yang diberikan perawat untuk
meningkatkan relaksasi, melemaskan otot dan perangsangan sirkulasi kulit.
Sebelum melakukan tindakan, perawat harus menanyakan terlebih dahulu kepada
klien, karena ada beberapa klien yang tidak menyukai tindakan kontak secara
fisik.
Selain memandikan orang dewasa, perawat juga
dapat melakukan perawatan higiene pada bayi.Memandikan bayi dapat dilakukan
dengan cara seperti memandikan orang dewasa. Tetapi dalam memandikan bayi,
perawat harus melakukan perawatan khusus dikarenakan mekanisme temperatur bayi
masih belum sempurna. Berikut macam-macam perawatan mandi bayi yang dapat
dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangannya.
-
Mandi spon adalah mandi yang
dilakukan pertama kali ketika tanda vital sudah mulai stabil. Peralatan yang digunakan pada saat memandikan
bayi antara lain baju, popok kain atau popok sekali pakai, handuk dan tisu.
Untuk memandikan bayi, perawat menggunakan air hangat tujuanya agar bayi tidak
kedinginan. Mata dan telinga bayi juga harus dibersihkan, caranya dengan
membelitkan gulungan kapas yang sudah lembab ke bagian telinga yang akan
dibersihkan. Sebelum memandikan daerah bokong, perawat harus memandikan bagian
genitalia terlebih dahulu. Perawat juga harus menyampaikan cara-cara memandikan
daerah genitalia kepada orang tua bayi agar pada saat memandikan orang tua bisa
lebih berhati-hati. Selesai mandi, perawat memakaikan popok yang bersih dan
naman untuk bayi. Popok harus pas dengan paha dan perut.
-
Mandi di bak adalah mandi yang
dapat diberikan kepada bayi setelah umbilikus sembuh. Peralatan mandi yang
digunakan juga sama seperti peralatan mandi spon. Saat memandikan, perawat
harus selalu memegang bayi dengan satu tangan dan dengan cara yang benar.
Setelah mandi, bayi dibungkus dan dikeringkan dengan handuk dan tekan secara
perlahan.
v PERAWATAN PADA KAKI DAN KUKU
Kaki dan kuku membutuhkan perhatian yang insentif untuk
mencegah terjadinya infeksi. Kaki juga merupakan organ yang penting untuk kesehatan
fisik dan psikis.
-
Proses keperawatan pada kaki
1.
Pengkajian fisik adalah
pemeriksaan yang dilakukan oleh perawat secara teliti pada bentuk kaki, jumlah
jari dan keadaan kaki.
2.
Faktor perkembangan adalah dimana
perawat harus mempertimbangkan tingkat kebutuhan pada klien lansia yang
biasanya tidak dapat merawat kaki dan kuku yang benar.
3.
Alas kaki dapat berpengaruh pada
permasalahan kaki dan kuku, oleh karena itu perawat harus memeriksa tentang
alas kaki yang digunakan oleh klien.
4.
Pembelajaran tentang perawatan
kaki dan kuku dengan benar adalah perawat harus mengajarkan dan memberi tahu
kepada klien bagaimana cara merawat kaki dan kuku dengan benar.
Perencanaan
keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat kepada klien adalah memberikan
perawatan pada saat klien mandi atau sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
oleh klien.
Tujuan dari klien
penerima layanan perawatan ini adalah :
1.
Klien mempunyai kulit yang utuh
dan lembut
2.
Tercapainya kenyamanan dan
kebersihan
3.
Klien akan lebih memahami tentang
cara perawatan kaki dan kuku secara tepat.
v Higiene Mulut
Higene mulut adalah cara mempertahankan tingkat kesehatan
pada mulut, gigi dan gusi. Peran perawat dalam higiene mulut adalah
pemeliharaan dan pencegahan. Pengetahuan tentang masalah pada gigi dan gusi
akan meningkatkan motivasi klien untuk menerapkan cara perawatan yang baik dan
benar.
1.
Peningkatan kesehatan gigi adalah
tindakan yang bertujuan untuk mengurangi kehilangan gigi yang disebabkan oleh
faktor usia dan penyakit yang dapat menimbulkan kerusakan pada gigi lainya.
v Proses tindakan keperawatan pada higiene mulut
1.
Pengkajian fisik adalah dimana
perawat memeriksa pada semua daerah dengan memperhatikan bentuk, warna dan
lukanya.
2.
Perubahan perkembangan adalah
pengkajian tingkat perkembangan yang dapat menentukan jenis masalah higenis
yang dialami klien.
3.
Pola makan adalah pengkajian
tentang pola makan klien agar dapat mencari adanya iritasi pada lokal atau
struktur mukosa.
v Perencanaan adalah suatu rencana yang dibuat untuk klien yang
membutuhkan perawatan higiene mulut.
Tujuan dari klien penerima layanan ini adalah :
1.
Klien akan mempunyai mukosa yang
utuh
2.
Klien dapat melakukan perawatan
higiene mulut secara mandiri dengan tepat.
3.
Tercapainya rasa nyaman
Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada gigi
dan gusi klein harus melakukan diet, gosok gigi dan higiene mulut khusus yang
tepat, penggunanaan flourida, dan flossing.
Evaluasi dari tindakan perawatan higiene pada
klien adalah dengan mengevaluasi tingkat keberhasilan tindakan untuk memelihara
dan mencegah kesehatan gigi dan gusi.
v Perawatan rambut adalah tindakan
pemeliharaan pada rambut yang bertujuan untuk mencegah masalah kerusakan pada
rambut dan kulit kepala.
proses keperawatan pada rambut meliputi :
1.
Pengkajian fisik yaitu perawat
memeriksa kondisi rambut dan kulit kepala klien.
2.
Perubahan perkembangan yaitu
dimana faktor distribusi dan kondisi rambut dapat berpengaruh pada tingkat kebutuhan
higiene seseorang.
3.
Kemampuan perawatan adalah dimana
perawat mengkaji kemampuan fisik yang dimiliki untuk merawat rambut.
4.
Praktik perawatan rambut yaitu
mengobservasi penampilan rambut klien, dengan memeriksa gaya penampilan rambut
klien perawat dapat mengatur gaya rambut klien yang sesuai.
Diagnosa
keperawatan yang sering teridentifikasi oleh perawat pada perawatan rambut
adalah tercapainya kenyamanan dan penampilan.
Perencanaan
perawatan pada rambut harus dilakukan secara rutin agar tercapainya kebutuhan
higiene klien.
Tujuan dari klien
penerima layanan ini adalah :
1.
Klien mempunyai rambut bersih dan
dan kulit kepala sehat
2.
Tercapainya kenyamanan dan harga
diri
3.
Klien dapat saling membantu dalam
proses pelaksanaan perawatan pada rambut
Implementasi yang
dapat dilakukan untuk perawatan rambut pada klien adalah dengan cara menyikat
dan menyisir rambut,bersampo, pencukuran atau pemotongan, perawatan pada kumis
dan jenggot.
Evaluasi dari
tindakan ini adalah dimana perawat menggunakan ukuran evaluatif misalnya
perawat meminta klien untuk mempraktikan cara perawatan rambut yang benar.
Tujuannya adalah untuk menilai sejauh mana tingkat keberhasilan tindakan dari
perawat.
v Proses keperawatan pada mata, telinga dan hidung
1.
Pengkajian fisik adalah
pemeriksaan struktur luar telinga untuk memperhatikan tanda-tanda inflamasi.
2.
Penggunaan alat bantu sensorik
adalah dimana perawat mengkaji pada klien yang menggunakan kacamata, lensa
kontak atau alat bantu lainnya.
3.
Kemampuan perawatan diri adalah
perawat menilai kemampuan fisik yang dimiliki klien untuk merawat mata, telinga
dan hidung.
Diagnosa
keperawatan adalah dimana perawat dapat menentukan tindakan yang tepat ketika
melakukan pengkajian masalah higiene pribadi yang dialami oleh klien.
Perencanaan pada
perawatan mata, telinga dan hidung harus diberkan ssecara ekstra. Tujuannya
adalah menghindari cedera pada jaringan.
Tujuan dari
perawatan ini adalah :
1.
Klien terbebas dari infeksi mata,
hidung dan telinga
2.
Organ sensorik klien akan
berfungsi normal
3.
Klien akan merawat mata, telinga
dan hidung secara rutin.
Implementasi yang
dilakukan pada perawatan mata, hidung dan telinga adalah melakukan perawatan
dasar mata, membersihkan telinga dan melakukan perawatan hidung dengan baik dan
benar.
Evaluasi dari
tindakan perawatan pada mata, hidung dan telinga adalah dengan meminta klien
untuk mempraktikan cara merawat mata, telinga dan hidung secara tepat. Tujuanya
untuk menilai tingkat keberhasilan dari tindakan yang dilakukan oleh perawat.
v Lingkungan ruangan klien
Menciptakan lingkungan klien yang senyaman mungkin adalah
salah satu prioritas perawat. Menjaga ruangan agar tetap bersih dan rapi dapat
meningkatkan rasa kesejahteraan pada klien. Untuk menjaga lingkungan klien agar
tetap nyaman, perlu adanya:
1.
Mempertahankan kenyamanan
Dalam mempertahankan
kenyamanan, perawat harus memperhitungkan usia, beratnya penyakit dan aktivitas
yang dilakukan klien setiap harinya.
2.
Peralatan ruangan
Fasilitas dari rumah sakit
yang diberikan kepada klien sesuai dengan tingkat kebutuhan klien.
3.
Meja yang berada diatas tempat
tidur
Meja yang berada diatas
tempat tidur dan dapat diatur ketinggianya. Meja ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan dan memudahkan perawat untuk melakukan tindakan.
4.
Sangkutan tempat tidur
Sangkutan yang berada di
samping tempat tidur yang digunakan untuk meletakkan peralatan higienis klien.
5.
Kursi
kursi adalah fasilitas yang
harus selalu ada di rumah sakit. Kursi biasanya digunakan untuk pengunjung atau
penunggu klien.
6.
Lampu
Setiap ruangan harus memiliki
lampu agar memudahkan klien dalam
meminta bantuan pada saat keadaan darurat
7.
Tempat tidur
T empat tidur klien harus
dibuat senyaman mungkin agar terciptanya rasa kenyamanan dan kepuasan pada
klien.
Catatan diringkas oleh
Lutfiatul Rohmah dari buku Potter, P.A & Perry, A.G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
proses, dan praktik, Vol2E/4. Alih bahasa oleh Renata Komalasari, Dian
Evriyani, Enie Novieastari, Alfrina Hany, Sari KurniaNingsih. Jakarta: EGC.
(halaman 1334-1401).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...