Selasa, 30 September 2014

KEBUTUHAN FISIOLOGIS DASAR (HIGIENE)



KEBUTUHAN FISIOLOGIS DASAR (HIGIENE)

Perawat bekerja dengan bermacam-macam variasi klien yang membutuhkan bantuan higiene secara pribadi atau dengan belajar sesuai tehnik higiene yang benar. Pemeliharaan higiene setiap orang membutuhkan kenyamanan diri, keamanan, dan kesehatan. Perawatan higiene memerlukan interaksi yang dekat dengan klien, sehingga perawat menggunakan ketrampilanya dalam berkomunikasi agar terciptanya hubungan terapeutik dan perawat dapat mempelajari tentang kebutuhan emosional klien.
Faktor-faktor yang dapat bepengaruh dalam pelaksanaan praktik higiene adalah citra tubuh, praktik sosial, status sosioekonomi, pengetahuan, variabel kebudayaan, pilihan pribadi dan kondisi fisik.
Tipe Perawatan Higienis adalah beragam cara perawat dalam memberikan layanan perawatan higienis pada klien sesuai dengan waktu dan perencanaan yang telah dibuat. Tipe perawatan higienis dilakukan mulai dari perawatan kulit sampai dengan perawatan pada peralatan ruangan
v  PERAWATAN PADA KULIT
1.       Proses keperawatan pada kulit:  sebelum melakukan proses keperawatan pada kulit, perawat harus melakukan pengkajian fisik pada kulit klien dengan tehnik, inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Untuk dapat menentukan kondisi kulit klien, perawat harus melakukan observasi warna, bentuk, temperatur, dan hidrasi kulit. Perawat juga harus melakukan kajian pada seluruh permasalahanpada kulit  yang dipengaruhi oleh  cara-cara higienis.
2.       Perubahan Perkembangan, Usia dapat mempengaruhi kondisi kulit dan jenis yang digunakan dalam memberikan perawatan higiene yang dibutuhkan.
3.       Kemampuan perawatan diri, Saat klien tidak mampu untuk mandi dan merawat kulit pribadi maka perawat memberikan bantuan dan memberikan edukasi tentang pentingnya bagaimana memberikan higiene. Perawat juga harus memberikan tindakan yang sama seperti  padasaat klien berada di rumah.
4.       Resiko kerusakan kulit adalah klien yang mengalami penyakit dan dapat beresiko tinggi pada kerusakan integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan adalah suatu hasil dari seleksi yang akurat dan pemikiran kritis hingga akhirnya dapat memastikan tindakan yang tepat untuk klien. Perubahan pada integritas kulit klien dapat mempengaruhi proses pelaksanaan intervensi yang akan dilakukan oleh perawat. Apabila kulit klien mengalami kerusakan, maka perawat harus memberikan tindakan yang dapat mengobati dan meningkatkan penyembuhan kulit untuk mencegah terjadinya infeksi. Kondisi klien juga dapat berpengaruh dalam proses pemberian perawatan higiene, misalnya klien yang mengalami penyakit serius harus mandi setiap hari dikarenakan akumulasi sekresi sehingga klien tidak dapat memelihara kebersihan.


Berikut perencanaan tentang perawatan higiene yang akan diberikan untuk menjaga kebersihan :
1.       Memandikan Orang Dewasa, Memandikan klien adalah sebagian dari perawatan higienis total. Kebebasan mandi klien dan tehnik yang digunakan harus berdasarkan pada kemampuan fisik klien, dan tingkat kebutuhan perawatan higiene.
Mandi di tempat tidur adalah memandikan klien pada bagian-bagian tubuh tertentu saja yang dapat menimbulkan bau dan ketidaknyamanan pada klien yang tidak mandi. Mandi di dalam bak atau shower dapat memberikan pelayanan perawatan mandi yang lebih teliti.
2.       Perawatan Perineum adalah perawatan teliti yang diperlukan oleh klien yang beresiko mengalami infeksi, pemulihan dari operasi genitalia, atau pasca menjalani proses kelahiran. Klien yang beresiko tinggi mengalami kerusakan di daerah perineum adalah klien yang memiliki balutan pada bekas operasi rektal dan perineum, dan pemakaian kateter urine tetap.
3.       Gosokan Punggung adalah tindakan yang diberikan perawat untuk meningkatkan relaksasi, melemaskan otot dan perangsangan sirkulasi kulit. Sebelum melakukan tindakan, perawat harus menanyakan terlebih dahulu kepada klien, karena ada beberapa klien yang tidak menyukai tindakan kontak secara fisik.
Selain memandikan orang dewasa, perawat juga dapat melakukan perawatan higiene pada bayi.Memandikan bayi dapat dilakukan dengan cara seperti memandikan orang dewasa. Tetapi dalam memandikan bayi, perawat harus melakukan perawatan khusus dikarenakan mekanisme temperatur bayi masih belum sempurna. Berikut macam-macam perawatan mandi bayi yang dapat dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangannya.
-          Mandi spon adalah mandi yang dilakukan pertama kali ketika tanda vital sudah mulai stabil.  Peralatan yang digunakan pada saat memandikan bayi antara lain baju, popok kain atau popok sekali pakai, handuk dan tisu. Untuk memandikan bayi, perawat menggunakan air hangat tujuanya agar bayi tidak kedinginan. Mata dan telinga bayi juga harus dibersihkan, caranya dengan membelitkan gulungan kapas yang sudah lembab ke bagian telinga yang akan dibersihkan. Sebelum memandikan daerah bokong, perawat harus memandikan bagian genitalia terlebih dahulu. Perawat juga harus menyampaikan cara-cara memandikan daerah genitalia kepada orang tua bayi agar pada saat memandikan orang tua bisa lebih berhati-hati. Selesai mandi, perawat memakaikan popok yang bersih dan naman untuk bayi. Popok harus pas dengan paha dan perut.
-          Mandi di bak adalah mandi yang dapat diberikan kepada bayi setelah umbilikus sembuh. Peralatan mandi yang digunakan juga sama seperti peralatan mandi spon. Saat memandikan, perawat harus selalu memegang bayi dengan satu tangan dan dengan cara yang benar. Setelah mandi, bayi dibungkus dan dikeringkan dengan handuk dan tekan secara perlahan.
v  PERAWATAN PADA KAKI DAN KUKU
Kaki dan kuku membutuhkan perhatian yang insentif untuk mencegah terjadinya infeksi. Kaki juga merupakan organ yang penting untuk kesehatan fisik dan psikis.

-          Proses keperawatan pada kaki
1.       Pengkajian fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh perawat secara teliti pada bentuk kaki, jumlah jari dan keadaan kaki.
2.       Faktor perkembangan adalah dimana perawat harus mempertimbangkan tingkat kebutuhan pada klien lansia yang biasanya tidak dapat merawat kaki dan kuku yang benar.
3.       Alas kaki dapat berpengaruh pada permasalahan kaki dan kuku, oleh karena itu perawat harus memeriksa tentang alas kaki yang digunakan oleh klien.
4.       Pembelajaran tentang perawatan kaki dan kuku dengan benar adalah perawat harus mengajarkan dan memberi tahu kepada klien bagaimana cara merawat kaki dan kuku dengan benar.
Perencanaan keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat kepada klien adalah memberikan perawatan pada saat klien mandi atau sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh klien.
Tujuan dari klien penerima layanan perawatan ini adalah :
1.       Klien mempunyai kulit yang utuh dan lembut
2.       Tercapainya kenyamanan dan kebersihan
3.       Klien akan lebih memahami tentang cara perawatan kaki dan kuku secara tepat.
v  Higiene Mulut
Higene mulut adalah cara mempertahankan tingkat kesehatan pada mulut, gigi dan gusi. Peran perawat dalam higiene mulut adalah pemeliharaan dan pencegahan. Pengetahuan tentang masalah pada gigi dan gusi akan meningkatkan motivasi klien untuk menerapkan cara perawatan yang baik dan benar.
1.       Peningkatan kesehatan gigi adalah tindakan yang bertujuan untuk mengurangi kehilangan gigi yang disebabkan oleh faktor usia dan penyakit yang dapat menimbulkan kerusakan pada gigi lainya.
v  Proses tindakan keperawatan pada higiene mulut
1.       Pengkajian fisik adalah dimana perawat memeriksa pada semua daerah dengan memperhatikan bentuk, warna dan lukanya.
2.       Perubahan perkembangan adalah pengkajian tingkat perkembangan yang dapat menentukan jenis masalah higenis yang dialami klien.
3.       Pola makan adalah pengkajian tentang pola makan klien agar dapat mencari adanya iritasi pada lokal atau struktur mukosa.
v  Perencanaan adalah suatu rencana yang dibuat untuk klien yang membutuhkan perawatan higiene mulut.
Tujuan dari klien penerima layanan ini adalah :
1.       Klien akan mempunyai mukosa yang utuh
2.       Klien dapat melakukan perawatan higiene mulut secara mandiri dengan tepat.
3.       Tercapainya rasa nyaman
Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada gigi dan gusi klein harus melakukan diet, gosok gigi dan higiene mulut khusus yang tepat, penggunanaan flourida, dan flossing.
Evaluasi dari tindakan perawatan higiene pada klien adalah dengan mengevaluasi tingkat keberhasilan tindakan untuk memelihara dan mencegah kesehatan gigi dan gusi.
v  Perawatan rambut adalah  tindakan pemeliharaan pada rambut yang bertujuan untuk mencegah masalah kerusakan pada rambut dan kulit kepala.
proses keperawatan pada rambut meliputi :
1.       Pengkajian fisik yaitu perawat memeriksa kondisi rambut dan kulit kepala klien.
2.       Perubahan perkembangan yaitu dimana faktor distribusi dan kondisi rambut dapat berpengaruh pada tingkat kebutuhan higiene seseorang.
3.       Kemampuan perawatan adalah dimana perawat mengkaji kemampuan fisik yang dimiliki untuk merawat rambut.
4.       Praktik perawatan rambut yaitu mengobservasi penampilan rambut klien, dengan memeriksa gaya penampilan rambut klien perawat dapat mengatur gaya rambut klien yang sesuai.
Diagnosa keperawatan yang sering teridentifikasi oleh perawat pada perawatan rambut adalah tercapainya kenyamanan dan penampilan.
Perencanaan perawatan pada rambut harus dilakukan secara rutin agar tercapainya kebutuhan higiene klien.
Tujuan dari klien penerima layanan ini adalah :
1.       Klien mempunyai rambut bersih dan dan kulit kepala sehat
2.       Tercapainya kenyamanan dan harga diri
3.       Klien dapat saling membantu dalam proses pelaksanaan perawatan pada rambut
Implementasi yang dapat dilakukan untuk perawatan rambut pada klien adalah dengan cara menyikat dan menyisir rambut,bersampo, pencukuran atau pemotongan, perawatan pada kumis dan jenggot.
Evaluasi dari tindakan ini adalah dimana perawat menggunakan ukuran evaluatif misalnya perawat meminta klien untuk mempraktikan cara perawatan rambut yang benar. Tujuannya adalah untuk menilai sejauh mana tingkat keberhasilan tindakan dari perawat.
v  Proses keperawatan pada mata, telinga dan hidung
1.       Pengkajian fisik adalah pemeriksaan struktur luar telinga untuk memperhatikan tanda-tanda inflamasi.
2.       Penggunaan alat bantu sensorik adalah dimana perawat mengkaji pada klien yang menggunakan kacamata, lensa kontak atau alat bantu lainnya.
3.       Kemampuan perawatan diri adalah perawat menilai kemampuan fisik yang dimiliki klien untuk merawat mata, telinga dan hidung.
Diagnosa keperawatan adalah dimana perawat dapat menentukan tindakan yang tepat ketika melakukan pengkajian masalah higiene pribadi yang dialami oleh klien.
Perencanaan pada perawatan mata, telinga dan hidung harus diberkan ssecara ekstra. Tujuannya adalah menghindari cedera pada jaringan.
Tujuan dari perawatan ini adalah :
1.       Klien terbebas dari infeksi mata, hidung dan telinga
2.       Organ sensorik klien akan berfungsi normal
3.       Klien akan merawat mata, telinga dan hidung secara rutin.
Implementasi yang dilakukan pada perawatan mata, hidung dan telinga adalah melakukan perawatan dasar mata, membersihkan telinga dan melakukan perawatan hidung dengan baik dan benar.
Evaluasi dari tindakan perawatan pada mata, hidung dan telinga adalah dengan meminta klien untuk mempraktikan cara merawat mata, telinga dan hidung secara tepat. Tujuanya untuk menilai tingkat keberhasilan dari tindakan yang dilakukan oleh perawat.
v  Lingkungan ruangan klien
Menciptakan lingkungan klien yang senyaman mungkin adalah salah satu prioritas perawat. Menjaga ruangan agar tetap bersih dan rapi dapat meningkatkan rasa kesejahteraan pada klien. Untuk menjaga lingkungan klien agar tetap nyaman, perlu adanya:
1.       Mempertahankan kenyamanan
Dalam mempertahankan kenyamanan, perawat harus memperhitungkan usia, beratnya penyakit dan aktivitas yang dilakukan klien setiap harinya.
2.       Peralatan ruangan
Fasilitas dari rumah sakit yang diberikan kepada klien sesuai dengan tingkat kebutuhan klien.
3.       Meja yang berada diatas tempat tidur
Meja yang berada diatas tempat tidur dan dapat diatur ketinggianya. Meja ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan memudahkan perawat untuk melakukan tindakan.
4.       Sangkutan tempat tidur
Sangkutan yang berada di samping tempat tidur yang digunakan untuk meletakkan peralatan higienis klien.
5.       Kursi
kursi adalah fasilitas yang harus selalu ada di rumah sakit. Kursi biasanya digunakan untuk pengunjung atau penunggu klien.
6.       Lampu
Setiap ruangan harus memiliki lampu  agar memudahkan klien dalam meminta bantuan pada saat keadaan darurat

7.       Tempat tidur
T empat tidur klien harus dibuat senyaman mungkin agar terciptanya rasa kenyamanan dan kepuasan pada klien.



Catatan diringkas oleh Lutfiatul Rohmah dari buku Potter, P.A & Perry, A.G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan praktik, Vol2E/4. Alih bahasa oleh Renata Komalasari, Dian Evriyani, Enie Novieastari, Alfrina Hany, Sari KurniaNingsih. Jakarta: EGC. (halaman 1334-1401).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...