KESEHATAN SPIRITUAL*
SPIRITUALITAS
DAN RELIGI
Tidak sedikit perawat mempunyai kesulitan untuk membedakan antara
spiritualitas dan religi. Namun demikian, semua konsep tersebut tidak sama.
Religi biasanya berikatan dengan “keadaan melakukan” atau praktik yang
berkaitan dengan ibadah. Religi menurut Emblen (1992) menyatakan “suatu sistem
keyakinan dan ibadah terorganisasi yang dipraktikan seseorang umtuk secara
jelas menunjukan spiritualitas mereka”. Kunci kesuksesan dalam memberikan keperawatan
dan dukungan spiritualitas yaitu mendapatkan suatu pemahaman tentang dimensi
spiritual orang itu.
Dimensi Spiritual
Dalam hal ini, spiritualitas mewakili semua keberadaan seseorang dan berguna
sebagai perspektif pendorong yang menggabungkan macam aspek individual.
Berpikir Kritis
dan Spiritualitas
Perawat yang profesional
membutuhkan kemampuan menarik untuk mengetahui masalah pribadi yang mempengaruhi kemampuan klien untuk
menerima dan mencari bantuan. Agar dapat efektif dalam memberikan perawatan
spiritual ,perawat harus mengetahui isyarat spiritual yang ditunjukan pasien selama
waktu penyembuhan, perubahan, penyakit, dan kehilangan.
Kesehatan
Spiritual
(Hungelmann et al, 1985)menyatakan kesehatan spiritual atau kesejahteran
adalah “rasa keharmonisan saling kedekatan antara diri dengan orang lain, alam,
dan dengan kehidupan”. Keyakinan ini sering tertanam di dalam spiritualitas
orang tersebut.
Masalah Spiritual
Distres spiritual dapat tumbuh seiring dengan seseorang mencari makna
tentang apa terjadi yang mungkin dapat mengakibatkan seseorang merasa sendiri
dan terkucilkan dari pergaulan.
Penyakit Akut
Penyakit atau cedera yang dialami dapat disebut sebagai hukuman, sehingga pasien menyalahkan diri
mereka sendiri karena memiliki kebiasaan kesehatan yang buruk, gagal untuk
mematuhi peraturan keselamatan, atau tidak melakukan pemeriksaan secara rutin.
Penyakit Kronis
Seseorang yang mempunyai penyakit kronis sering menderita gejala yang mengganggu
kemampuan untuk melakukan pola hidup normal mereka. Mereka yang mampu secara
spiritual akan membangun kembali identitas-diri dan hidup dalam keadaan mereka.
Masalah Religi
Masalah religi dapat mempengaruhi spiritualitas pasien. Jika kebiasaan
keagamaan mengalami gangguan dapat mempengaruhi struktur atau dukungan agama
terhadap rasa sejahtera seseorang.
PROSES
KEPERAWATAN DAN SPIRITUALITAS
Aspek penting lain dari perawat spiritual adalah mengenali bahwa pasien
tidak harus (berhak) memiliki masalah spiritual. Mendukung dan mengenali sisi
positif dari spiritualitas pasien akan tersalur dengan pemberian asuhan
keperawatan yang efektif dan individual.
Keyakinan Dan
Makna
Informasi mengenai pandangan hidup seseorang dapat membantu perawat untuk
mengenali fokus spiritual pasien dan dampak penyakit pada kehidupan seseorang.
Autoritas dan
Pembimbing
Setiap individu memiliki suatu sumber autoritas dan pedoman dalam
hidupnya. Autoritas dapat berupa yang maha kuasa, pemuka agama tertentu,
keluarga atau teman, diri sendiri, atau kombinasi dari sumber tersebut.
Autoritas membimbing seseorang dalam menguji keyakinan dan mengalami
pertumbuhan.
Diagnosa
Keperawatan
(Kim, at al, 1995) menyatakan diagnosa keperawatan yang secara relatif
baru adalah “kesejahteraan spiritual, potensial untuk ditingkatkan, didasarkan
pada batasan karakteristik yang menunjukan suatu pola kesejahteraan dan
keterhubungan yang berasal dari kekuatan dari dalam.”
Perencanaan
(Munley,1983) menyatakan dalam menetapkan rencana perawatan, terdapat
tiga tujuan untuk pemberian perawatan spiritual antara lain “klien merasakan
perasaan percaya pada pemberi perawatan, klien mampu terikat dengan anggota
sistem pendukung, pencarian pribadi klien tentang makna (hidup) meningkat.
Implementasi
Dalam tingkat pemahaman ini perawat mampu memberikan perawatan dengan cara yang sensitif, kreatif, dan
sesuai.
Mendukung
Hubungan yang Menyembuhkan
(Benner,1984) menyatakan mendefinisikan tiga langkah yang ternyata
terbukti ketika hubungan yang menyembuhkan terbina antara perawat dan pasien antara
lain :
1.
Mengerahkan harapan bagi perawat, demikian juga
halnya bagi klien.
2.
Menemukan interprestasi yang dapat diterima atau
memahami tentang penyakit, nyeri, ketakutan, ansietas, atau emosi yang
menegangkan.
3.
Membantu klien menggunakan dukungan sosial,
emosional, atau spiritual.
Sistem Dukungan
Sistem pendukung berfungsi sebagai hubungan yang menghubungkan pasien,
perawat, gaya hidup klien sebelum terjadi penyakit. Lingkungan merupakan bagian
dari pemberi perawatan pasien, kehadiran teratur dari keluarga dan teman yang
di pandang oleh klien sebagai pendukung.
Berdoa
(McCullough,1995)menyatakan bahwa tindakan doa adalah “bentuk
dedikasi-diri yang memungkinkan individu untuk bersatu dengan Tuhan atau yang
maha kuasa”.
Evaluasi
Perawat mencari tau dan mengarahkan harapan pasien, sambil membentuk
hubungan yang menyembuhkan. Hal ini membantu pasien untuk mempunyai semangat
yang tinggi dan berupaya untuk sembuh.
*Catatan: Diringkas oleh Rizky Tiara Damayanti dari
buku Potter, P.A. & Perry, A.G. 1999. Buku
Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih
bahasa oleh Yasmin Asih, Made Sumarwati, Dian Evriyani, Laily Mahmudah, Ellen
Panggabean, Kusrini S, Novietasari. Jakarta : EGC. (halaman 563-583)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...