Selasa, 30 September 2014

KESEHATAN SPIRITUAL


KESEHATAN SPIRITUAL*
SPIRITUALITAS DAN RELIGI
Tidak sedikit perawat mempunyai kesulitan untuk membedakan antara spiritualitas dan religi. Namun demikian, semua konsep tersebut tidak sama. Religi biasanya berikatan dengan “keadaan melakukan” atau praktik yang berkaitan dengan ibadah. Religi menurut  Emblen (1992) menyatakan “suatu sistem keyakinan dan ibadah terorganisasi yang dipraktikan seseorang umtuk secara jelas menunjukan spiritualitas mereka”. Kunci kesuksesan dalam memberikan keperawatan dan dukungan spiritualitas yaitu mendapatkan suatu pemahaman tentang dimensi spiritual orang itu.
Dimensi Spiritual
Dalam hal ini, spiritualitas mewakili semua keberadaan seseorang dan berguna sebagai perspektif pendorong yang menggabungkan macam aspek individual.
Berpikir Kritis dan Spiritualitas
                Perawat yang profesional membutuhkan kemampuan menarik untuk mengetahui masalah pribadi  yang mempengaruhi kemampuan klien untuk menerima dan mencari bantuan. Agar dapat efektif dalam memberikan perawatan spiritual ,perawat harus mengetahui isyarat spiritual yang ditunjukan pasien selama waktu penyembuhan, perubahan, penyakit, dan kehilangan.
Kesehatan Spiritual
(Hungelmann et al, 1985)menyatakan kesehatan spiritual atau kesejahteran adalah “rasa keharmonisan saling kedekatan antara diri dengan orang lain, alam, dan dengan kehidupan”. Keyakinan ini sering tertanam di dalam spiritualitas orang tersebut.
Masalah  Spiritual
Distres spiritual dapat tumbuh seiring dengan seseorang mencari makna tentang apa terjadi yang mungkin dapat mengakibatkan seseorang merasa sendiri dan terkucilkan dari pergaulan.

Penyakit Akut
Penyakit atau cedera yang dialami dapat disebut sebagai  hukuman, sehingga pasien menyalahkan diri mereka sendiri karena memiliki kebiasaan kesehatan yang buruk, gagal untuk mematuhi peraturan keselamatan, atau tidak melakukan pemeriksaan secara rutin.
Penyakit Kronis
Seseorang yang mempunyai penyakit kronis sering menderita gejala yang mengganggu kemampuan untuk melakukan pola hidup normal mereka. Mereka yang mampu secara spiritual akan membangun kembali identitas-diri dan hidup dalam keadaan mereka.
Masalah Religi
Masalah religi dapat mempengaruhi spiritualitas pasien. Jika kebiasaan keagamaan mengalami gangguan dapat mempengaruhi struktur atau dukungan agama terhadap rasa sejahtera seseorang.
PROSES KEPERAWATAN DAN SPIRITUALITAS
Aspek penting lain dari perawat spiritual adalah mengenali bahwa pasien tidak harus (berhak) memiliki masalah spiritual. Mendukung dan mengenali sisi positif dari spiritualitas pasien akan tersalur dengan pemberian asuhan keperawatan yang efektif dan individual.
Keyakinan Dan Makna
Informasi mengenai pandangan hidup seseorang dapat membantu perawat untuk mengenali fokus spiritual pasien dan dampak penyakit pada kehidupan seseorang.
Autoritas dan Pembimbing
Setiap individu memiliki suatu sumber autoritas dan pedoman dalam hidupnya. Autoritas dapat berupa yang maha kuasa, pemuka agama tertentu, keluarga atau teman, diri sendiri, atau kombinasi dari sumber tersebut. Autoritas membimbing seseorang dalam menguji keyakinan dan mengalami pertumbuhan.
Diagnosa Keperawatan
(Kim, at al, 1995) menyatakan diagnosa keperawatan yang secara relatif baru adalah “kesejahteraan spiritual, potensial untuk ditingkatkan, didasarkan pada batasan karakteristik yang menunjukan suatu pola kesejahteraan dan keterhubungan yang berasal dari kekuatan dari dalam.”
Perencanaan
(Munley,1983) menyatakan dalam menetapkan rencana perawatan, terdapat tiga tujuan untuk pemberian perawatan spiritual antara lain “klien merasakan perasaan percaya pada pemberi perawatan, klien mampu terikat dengan anggota sistem pendukung, pencarian pribadi klien tentang makna (hidup) meningkat.
Implementasi
Dalam tingkat pemahaman ini perawat mampu memberikan perawatan  dengan cara yang sensitif, kreatif, dan sesuai.
Mendukung Hubungan yang Menyembuhkan
(Benner,1984) menyatakan mendefinisikan tiga langkah yang ternyata terbukti ketika hubungan yang menyembuhkan terbina antara perawat dan pasien antara lain :
1.       Mengerahkan harapan bagi perawat, demikian juga halnya bagi klien.
2.       Menemukan interprestasi yang dapat diterima atau memahami tentang penyakit, nyeri, ketakutan, ansietas, atau emosi yang menegangkan.
3.       Membantu klien menggunakan dukungan sosial, emosional, atau spiritual.
Sistem Dukungan
Sistem pendukung berfungsi sebagai hubungan yang menghubungkan pasien, perawat, gaya hidup klien sebelum terjadi penyakit. Lingkungan merupakan bagian dari pemberi perawatan pasien, kehadiran teratur dari keluarga dan teman yang di pandang oleh klien sebagai pendukung.

Berdoa
(McCullough,1995)menyatakan bahwa tindakan doa adalah “bentuk dedikasi-diri yang memungkinkan individu untuk bersatu dengan Tuhan atau yang maha kuasa”.
Evaluasi
Perawat mencari tau dan mengarahkan harapan pasien, sambil membentuk hubungan yang menyembuhkan. Hal ini membantu pasien untuk mempunyai semangat yang tinggi dan berupaya untuk sembuh.

*Catatan: Diringkas oleh Rizky Tiara Damayanti dari buku Potter, P.A. & Perry, A.G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih, Made Sumarwati, Dian Evriyani, Laily Mahmudah, Ellen Panggabean, Kusrini S, Novietasari. Jakarta : EGC. (halaman 563-583)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...