Perawatan Klien Perioperatif
Asuhan keperawatan perioperatif meliputi
beberapa asuhan keperawatan yang diberikan sebelumnya (preoperatif), selama
(intraoperatif), dan setelah pembedahan (pascaoperatif). Keperawatan
peroperatif dilakukan dengan proses keperawatan dan perawat perlu untuk
menetapkan strategi sesuai dengan
kebutuhan individu saat periode perioperatif sehingga klien mendapatkan
kemudahan saat datang sampai klien kembali sehat. Sebelum operasi dilakukan
penyuluhan preoperatif akan membantu klien dan keluarga agar mengurangi rasa
takut Karena ketidaktahuan saat proses operasi berlangsung.
v RIWAYAT KEPERAWATAN BEDAH
Bedah sudah menjadi salah satu wujud keahlian sejak abad 19. Penemuan
anesthesia pada tahun 1840-an yang
memungkinkan dokter bedah untuk melaksanakan pembedahan pada klien yang
tidak disertai rasa nyeri. Pada tahun 1995, lebih dari 60% pembnedahan sudah
diselenggarakan menjadi prosedur bedah sehari.
v KLASIFIKASI PEMBEDAHAN
Klasifikasi pembedahan biasanya ditentukan dengan tingkat keparahan,
urgensi, dan tujuan. Prosedur yang gawat ini juga dianggap mepunyai tingkat
keseriusan mayor. Kalsifikasi ini member indikasi pada perawat mengenai tingkat
asuhan keperawatan yang diperlukan klien.
v FASE PEMBEDAHAN PREOPERATIF
Kemampuan menumbuhkan hubungan dan mempertahankan hubungan professional
adalah komponen yang penting dalam fase preoperatif. Periode preoperatif
biasanya dapat berlangsung selama beberapa hari atau biasanya yang lebih cepat
hanya beberapa jam.
v PROSES KEPERAWATAN DAN KLIEN BEDAH
Perawat harus mengkaji kesehatan fisik dan emosional klien, memahami
tingkat resiko pembedahan, mengoordinasi berbagai pemeriksaan diagnostik,
mengidentifikasi diagnose keperawatan yang dapat menggambarkan kebutuhan klien
dan keluarga, menyiapkan kondisi fisik dan mental klien saat akan menghadapi
pembedahan,serta mengomunikasikan informasi yang berkaitan pembedahan kepada
tim bedah.
·
Pengkajian
Pengkajian klien bedah yaitu pengumpulan riwayat keperawatan, pemeriksaan
fisik, mengkaji kembali kesehatan emosional pada klien dan anggota keluarga,
dan menganalisis faktor-faktor risiko dan data diagnostic.
·
Riwayat
Keperawatan
Perawat melakukan anamnesis untuk mengumpulkan riwayat yang sama dengan
apa yang telah digambarkan sebelumnya.
·
Riwayat
Medis
Riwayat kesehatan pada klien adalah sumber yang paling baik. Sumber yang
berharga lainnya adalah rekam medis dari riwayat perawatan yang sebelumnya.
·
Riwayat
Pembedahan Sebelumnya
Pengalaman bedah yang sebelumnya
dapat mempengaruhi respons fisik dan psikologis klien dengan prosedur
pembedahan.
·
Persepsi
dan pemahaman klien dan anggota keluarga tentang pembedahan
Perawat seharusnya mempersiapkan
klien dan keluarga klien untuk menghadapi operasi. Dengan cara mengidentifikasi
pengetahuan, harapan dan persepsi klien yang memungkinkan perawat merencanakan
penyuluhan dan tindakan agar mempersiapkan emosional klien.
·
Riwayat
obat-obatan
Semua obat-obatan yang diberikan
sebelum pembedahan secara otomatis dihentikan setelah klien menjalani
pembedahan kecuali jika dokter meresepkan kembali obat-obatan tersebut. Perawat
seharusnya mewaspadai adanya alergi terhadap obat-obat yang mebuat alergi.
Klien perokok memiliki resiko terjadinya komplikasi paru-paru pascaoperasi.
Kebiasaan mengkonsumsi alcohol dapat mempredisposisi klien yang merugikan
terhadap obat anestesis.
·
Pemeriksaan
fisisk
Hasil pengkajian tanda-tanda
vital dan pemeriksaan fisik preoperatif menjadi dasar yang penting untuk
dibandingkan dengan data pengkajian pascaoperasi.
v
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Diagnose keperawatan untuk klien
bedah dapat memberikan implikasi untuk asuhan keperawatan pada satu ataupun seluruh
tahap pembedahan. Dalam m endiagnosa klien bedah wajib diikutsertakan untuk
pembuatan rencana perawatan. Tujuan perawatan klien bedah salah satunya adalah
untuk memahami respons pembedahan yang dilakukan secara fisiologis dan
psikologis.
Intervensi atau perencanaan yang menyeluruh
pada klien tentang pembedahan dan menyiapkan fisik klien yang menjalani
operasi. Selain perencanaan preoperative, penyuluhan preoperative juga harus
terstruktur dan terbukti. Penyuluhan ini
dapat mempengaruhi fungsi pernafasan,kapasitas fungsi fisik, perasaan sehat,
lama rawat inap dirumah sakit, ansietas nyeri dan jumlah obat-obatan. Bisa juga
dilakukan pendemostrasian sebelum melakukan operasi atau berbagai latihan
pascaoperatif yaitu bagaimana langkah dan rasionalnya.
Klien harus mengungkapkan alas
an pada tiap instruksi dan latihan preoperative dan perawat memberi umpan
balik, memaparkan pada klien tentang aspek pada tiap latihan secara mandiri.
Klien menyatakan waktu
pembedahan yang dinginkan, jika memang rumah sakit jadwalnya padat klien harus
mengikuti aturan yang terjadwal dirumah sakit. Setelah itu klien berhak
menyatakan unit pascaoperatif dan lokasi keluarganya saat pembedahan dan selama
klien berada pada fase pemulihan.
Kontraindikasi antara penjelasan
perawat dan kenyataan yang terjadi pada saat pascaoperatif yang menimbulkan
kecemasan yang besar sehingga klien harus mendiskusikan rencana pemantauan dan
terapi pascaoperatif. Kienpun juga harus menggambarkan aktivitas prosedur
pembedahan dan terapi pada pascaoperasi.
Setelah itu klien dianjurkan untuk memberitahu perawat sebelum nyeri menjadi
ketidaknyamanan yang konstan.
Persiapan fisik antara lain
adalah mempertahankan keseimbangan cairan(nutrisi) dan elektrolit normal,
mengurangi terjadinya resiko infeksi luka bedah pada klien, pencegahan
inkontinensia pada usus dan urine, meningkatkan istirahat dan kenyamanan agar
klien siap dalam pelaksanaan pembdahan.
Hari pelaksaan pembedahan
dimulai, hal-hal yang harus dilakukan sebelum pembedahan banyak dan harus
teliti. Memeriksa isi rekam medic dan melengkapi pencatatan yang lengkap,
pengukuran tanda-tanda vital normal atau ada yg abnormal, pemberian kebersihan
atau sterilitas pada alat-alat pembedahan dank lien itu sendiri, pemeriksaan
bagian rambut dan kosmetik pada klien, pemeriksaan prostese, mempersiapakan
usus dan kandung kemih sebelum pembedahan, pemasangan stoking antiemboli atau
alat kompresi sekuensial dan harus didokumentasikan pada catatan keperawatan,
meningkatkan rasa percaya diri dan merahasiakan privasi klien untuk menjaga
martabat klien, pemberian intervensi khusus sebelum pembedahn dilakukan dengan
prosedur khusus, jika klien memiliki barang berharga perawat harus memberikan
kepada pihak keluarga untuk menyimpanya, dan yang terakhir perawat wajib
memberikan obat-obatan preoperative sesuai resep dokter agar tidak terjadi
indikasi yang merugikan klien.
v
EVALUASI
Perawat harus mengevaluasi
keberhasilan penyuluhan preoperative dan peningkatan fungsi fisiologi yang
normal pada klien, intirahat dan kenyamanan fisik. Namun, evaluasi untuk
berbagai intervensi ini juga harus dilanjutkan setelah pembedahan. Tahap-tahap
evaluasi yaitu memindahkan klien ke ruang operasi dan ada 10 alat yang sudah
disiapkan dan dijaga kesterilannya.
v
TAHAP
INTRAOPERATIF
Tahap ini berlangsung selama
pembedahan dan membutuhkan persiapan sebaik-baiknya, pengetahuan tentang proses
yang terjadi selama prosedur dalam pembedahan dilaksanakan. Pada sebagian rumah
sakit, klien lebih dahulu masuk pada ruangan sementara (holding Area),
kedatangan klien ke ruangan operasi, pemeberian anestesi umum, anestesi regional dan anestesi local,
pengaturan posisi klien selama pembedahan berlangsung, peran perawat aat
pembedahan berlangsung, dokumentasi perawat intraoperatif.
v
TAHAP
PASCAOPERATIF
Fase ini adalah fase dimana
setelah pembedahan dan perawatan klien menjadi kompleks karena perubahan
fisiologis yang terjadi pada klien. Sebelum klien datang ke UPPA, perawat
menerima data dari tim bedah tentang status umu klien proses ini disebut pemulihan segera pascaoperatif. Selanjutnya
mengkaji pernafasan klien setelah operasi, sirkulasi kardiovaskuler,
pengontrolan suhu tubuh, pengontrolan fungsi neurologis, integritas kulit dan
kondisi luka klien, pengontrolan fungsi genitourinaria, pengontrolan fungsi
gastrointestinal, keseimbangan cairan(nutrisi) dan elektrolit.
v
PEMULIHAN
PADATEMPAT BEDAH SEHARI
Proses pemulihan ini ada dua
tahap, tahap yang pertama klien yang membutuhkan pemantauan pemulihan ketat
harus sring dikaji tanda-tanda vital,pernafasan dll. Tahap yang kedua ini untuk
meningkatkan kenyamanan,kesehatan klien dan keluarga sampai pulang.
v
PENYEMBUHAN
PASCAOPERATIF
Klien bedah pulang ke rumah
harus memenuhi beberapa criteria yaitu dapadt berkemih, bisa melakukan
ambulasi, sadar dan memilki orientasi, mual/muntah minimal, tidak minum obat
nyeri selama 1 jam, tidak ada pendarahan/drainase berlebihan. Keluar dari UPPA
klien harus mempunyai suhu tubuh baik dan kestabilan tanda-tanda vital.
v
PROSES
KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN PASCAOPERATIF
Setelah kembali keruang
perawatan hal yang pertama kali dilakukan adlah pengkajian umum klien. Perawat
menentukan status masalah dan menidentifikasi diangnosa baru yang relevan.
Setelah itu proses perencanaan yang dilakukan dokter bedah biasanya adalah
jumlah pemantauan tanda-tanda vital, jenis dan kecepatan cairan infus,
obat-obatan pascaoperatif, makanan dan minuman yang boleh dimakan, tingkat
aktivitas yang boleh dilakukan, pemeriksaan laboratorium.
Selanjutnya yang harus dilakukan
yaitu implementasi untuk mendapatkan kembali fungsi fisiologi normal,
mempertahankan fungsi pernafasan, mencegah stasis sirkulasi, meningkatkan
eliminasi normal dan nutrisi yang adekuat, meningkatkan eliminasi urine,
mempercepat penyembuhan luka, meperoleh istirahat dan kenyamanan, mepertahankan
konsep diri, mempercepat kembalinya status kesehatan fungsional. Yang terakhir
evaluasi yaitu menentukan banyaknya pelajaran yang diterima klien dan keluarga
tentang cara perawatan diri.
*Catatan: Diringkas oleh SEPTYANI NEVY MEGA NURASTAM dari buku Potter, P.A.
& Pery, A.G.1999.Buku Ajar
Fundamental Keperawatan:konsep, proses dan praktik,vol.2 E/4.Alih bahasa
oleh Komalasari, R dkk.Jakarta:EGC.(halaman 1789-1841)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...