PERENCANAAN*
Langkah awal dari perencanaan dalam proses keperawatan
adalah pengkajian dan perumusan keperawatan. Perencanaan adalah perilaku
keperawatan yang berpusat pada kliean, mengembangkan hasil perkiraan, dan menuliskan rencana
asuhan keperawatan.
Prioritas dibuat selama perencanaan tersebut. Prioritas
didapatkan dari hasil berfikir kritis perawat berdasarkan perumusan diagnose
yang spesifik. Menurut Carpenito”
prioritas ditegakkan untuk mengidentifikasi urutan intervensi keperawatan
ketika klien mempunyai masalah atau
perubahan multiple (Perry,2005:180). Prioritas pemilihan adalah suatu metode
yang digunakan perawat bersama klien untuk bermutualisme membuat urutan
diagnose kepentingan klien yang berdasarkan keinginan, kebutuhan dan
keselamatan.
Prioritas dikelompokkan sebagai yang tertinggi, menengah
atau rendah tergantung pada urgensi dan masalah, sifat dari pemberian obat, dan
hubungan antara diagnose keperawatan.
Berfikir kritis diharapkan untuk merencanakan tujuan dan hasil yang
diperkirakan dengan klien dalam hal diagnose keperawatan, dengancara mengkaji,
memberikan hasil sementara dan menetapkan prioritas kebutuhan akan perawatan
kesehatan pasien. Maksud dari penulisan tujuan dan hasil perkiraan adalah untuk
memberikan arahan intervensi individual dan menentukan keefektifan intervensi.
Tujuan keperawatan adalah petunjuk untuk pemilihan dan
kriteria evaluasi intervensi keperawatan. Setelah tujuan keperawatan , hasi
yang diharapkan adalah sasaran yang spesifik. Hasil yang diharapkan mempunyai fungsi
untuk mmberikan arahan keperawatan.
Pedoman penulisan tujuan dan hasil yang diharapkan ada tujuh yaitu:
1.
Faktor yang berpusat pada klien, adalah cerminan
dari perilaku dan respon pasien yang disinyalir sebagai hasil dari intervensi
keperawatan.
2.
Faktor tunggal, adalah tujuan dan hasil
perkiraan yang hanya menunjukkan satu respons perilaku. maksudnya dengan satu
respon, perawat dapat terbantu dalam memodifikasi rencana asuhan.
3.
Faktor yang dapat diamti, adalah mencatan
perubahan pada klien melalui pengamatan perawat.
4.
Faktor yang dapat diukur, adalah mengukur
respons klien terhadap asuhan keperawatan.
5.
Faktor batasan waktu, adalah batasan waktu klien untuk memberikan
respon yang diharapkan. Hal itu membantu perawat untuk melihat kemajuan klien.
6.
Faktor mutual, adalah persetujuan antara perawat
dan klien mengenai arah dan batasan waktu keperawatan. Hal
itu dapat meningkatkan kerjasama serta motivasi klien.
7.
Faktor realistic, adalah tujuan dan hasil yang
singkat dan realistic, yang dapat memberikan rasa pencapaian bagi klien maupun
perawat.
Intervensi
keperawatan adalah tindakan setelah penetapan tujuan dan hasil keperawatan.
Merupakan suatu tindakan untuk membantu klien berpindah dari tingkat kesehatan
saat ini menuju tingkat yang diinginkan. Terdapat tiga tipe intervensi
keperawatan, yaitu :
1.
Intervensi Perawat, adalah suatu timbale balik
perawat pada kebutuhan keperawatan dan diagnose klien. Perawat tidak membutuhan
instruksi untuk melakukan sebuah intervensi keperawatan.
2.
Intervensi Dokter, adalah respon terhadap
diagnose medis dan perawat menyelesaikan instruksi dokter. Tetapi dalam hal ini
masih membutuhkan penilaian keperawatan.
3.
Intervensi Kolaboratif, adalah terapi yang
membutuhkan keterampilan, pengetahuan, dan keahlian dari berbagai profesional
perawatan kesehatan.
Dalam
pemilihan intervensi, perawat menggunaka keterampilan klinis untuk membuat
keputusan. Ada enam factor dalam memilih intervensi keperawatan pada klien
spesifik, yaitu:
1.
Karakteristik diagnose keperawatan
2.
Hasil yang diperkirakan
3.
Dasar riset
4.
Kemungkinan untuk dikerjakannya intervensi
5.
Keberterimaan kliean, dan
6.
Kompetensi perawat
Ada berbagai metode dalam mengomunikasikan asuhan
keperawatan , antara lain perencanaan asuhan keperawatan. Adalah metode yang
didasarkan pada data pengkajian dan meliputi diagnose keperawatan, hasil yang
diharapkan serta aktifitas dan strategi keperawatan spesifik.
Jalur kritis adalah pola tindakan multidisiplin yang meresapkan intervensi
dan batas waktu agar mencapai hasil yang diharapkan untuk klien selama perawatan
yang telah direncanakan.
Rencana asuhan keperawatan merupakan pedoman tertulis
yang bertujuan sebagai perawatan klien. Ada dua jenis rencana asuhan
keperawatan , ialah Rencana perawatan tertulis dan Rencana perawatan
terorganisasi. Rencana perawatan tertulis adalah dokumentasi kebutuhan perawatan
kesehatan klien yang ditentukan oleh pengulasan dan diagnose keperawatan,
tujuan dan hasil yang diinginkan yang disusun selama perencanaan.
Rencana perawatan di berbagai lingkungan merupakan
stuktur dari rencana asuhan keperawatan beragam dari satu lingkungan perawatan
kesehatan dengan lainnya. Ada berbagai jenis rencana perawatan, antara lain
Rencana Perawatan Institusional ialah dokumen ringkas bagian dari catatan medis
pasien. Selanjutnya adalah Rencana Perawatan Peserta Didik dimana peserta didik
belajar menulis rencana asuhan keperawatan dan menggunakannya untuk pendidikan
mereka. Dan yang terakhir adalah Rencana Perawatan untuk Lingkungan Komunitas merupakan
rencana asuhan bagi kliean di lingkungan komunitas, contohnya pusat komunitas,
klinik atau rumah klien yang mencakup penggunaan prinsip dari praktik
keperawatan.
Jalur kritis memungkinkan semua staf untuk disiplin,
seperti keperawatan, farmasi dan kedokteran untuk mengembangkan rencana
perawatan terintergrasiselama perawatan klien yang telah ditetapkan.
Penulisan untuk rencana asuhan keperawatan, pertama
membuat 5 kolom. Kolom pertama berisikan prioritas pada setian
diagnose(prioritas didasarkan pada kebutuhan menurut maslow, urgensi kebutuhan
fisiologis, kebutuhan penting klien, dan keselamatan), menuliskan tujuan pada
kolom dua, kolom 3 dituliskan rencana tindakan pada kolom implementasi,
menuliskan rasional pada kolom 4, dan menuliskan hasil yang diharapkan pada
kolom 5.
Adapun cara penulisan jalur kritis ialah melibatkan semua
anggota tim perawatan kesehatan multidisiplin. Diperlukan pengembangan pedoman
klinis komprehensif untuk menangani perawatan klien, penggunaan sumber-sumber
yang sesuai (pemeriksaan laboratorium), dan hasil yang diharapkan. Jalur kritis
menjabarkan tentang diagnose keperawatan dan intervensi yang berkaitan.
Konsultasi dengan profesional perawatan kesehatan lain. Yang dimaksud
dengan konsultasi sendiri ialah proses dimana keahlian spesialis dicari
bertujuan megidentifikasi cara-cara untuk mengatasi masalah penatalaksanaan
klien atau perencanaan dan mengimplementasikan program. Kontultasi terjadi
ketika telah teridentifikasi suatu masalah yang tidak dapat diatasi dengan
keterampilan, pengetahuan, dan sumber-sumber pribadi oleh perawat.
Adapun cara-cara berkonsultasi adalah sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi masalah yang umum.
2.
Konsultasi diarahkan pada profesional yang
tepat.
3.
Perawat memberikan informasi dan sumber terkait
dengan masalah.
4.
Perawat dilarang memberikan informasi yang bias
pada konsultan.
5.
Selalu
mendiskusikan temuan-temuan dan rekomendasi bagi perawat yang membutuhkan
konsultasi
6.
Perawat menggabungkan rekomendasi konsultasi ke
dalam rencana asuhan.
Manfaat konsultasi adalah sebagai sumber tambahan dalam
asuhan keperawatan.perawat yang kompeten dan profesional mengetahui
keterbatasan mereka, belajar dari temuan dan rekomendasi mereka, dan mencari
konsultasi yang sesuai.
*Catatan: Diringkas
oleh Nurohaini Yulianingtyas dari buku Potter, P.A. &Pery, A.G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih, Made
Sumarwati, Dian Eviriyani, laily Mahmudah, Ellen Pangagabean, Kusrini, Sari
Kurnianingsih, Enie Novieastari . Jakarta: EGC. (halaman 180-199)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...