Selasa, 30 September 2014

Konsep Stres dan Adaptasi


Konsep Stres dan Adaptasi*
Stres adalah respon adaptif yang dipengaruhi oleh adanya karakterisistik pada individu dan fisiologis sebagai akibat dari situasin yang menyebakan tekanan fisik maupun mental pada diri seseorang (Ivancevich dan Mtteson, 1980dalam Kreitner dan kinicki, 2004). Sedangkan, Stresor adalah faktor dan respons yang dapat memicu stres. Stresor dapat dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor yang pertama yaitu faktor eksternal faktor dimana faktor berasal dalam diri sendiri. Yang kedua, faktor eksternal yang dimana faktor penyebab stres bisa berasal dari lingkungan, keluarga, maupun masyarakat.
Jenis stres dapat dibedakan menjadi enam, yaitu:
1.       Stres fisik, yaitu stres yang dikarenakan keadaan fisik.
2.       Stres kimia, yaitu stres yang dikarenakan adanya pengaruh senyawa kimia.
3.       Stres mikrobiologis, yaitu stres yang dikarenakan adanya kuman.
4.       Stres fisiologis, yaitu stres yang dikarenakan adanya gangguan fungsi pada tubuh.
5.       Stres pada proses pertumbuhan dan perkembangan, yaitu stres yang dikarenakan adanya pertumbuhan dan perkembangan.
6.       Stres psikologis, yaitu adanya stres dikarenakan adanya keadaan psikologis yang tidak mampu untuk beradaptasi.

Ada beberapa model stres. Yang pertama, model berdasarkan respon, dalam model stres ini dijelaskan respon yang dapat mengindikasi kesetresan. Yang kedua, model berdasarkan adaptasi yang dimana dalam tahap ini ada empat faktor yang yang dikategorikan apakah suatu kondisi dianggap dapat menimbulkan stres. Yang ketiga model Stimulus, yaitu faktor yang difokuskan pada karakteristik yang dapat bersifat merusak atau mengganggu. Model berdasarkan transaksi, yaitu faktor yng lebih memandang manusia dengan lingkungannya dalam hbuungan yang serasi.

Berbagai faktor yang dapat mempengarihi stres antara lain:
1.       Sifat stresor, sifat stresor dapat beruah kapan saja dan hal ini lama-kelamaan akan berpengaruh terhadap respon untuk menghadapi stres.
2.       Durasi stresor, jika stresor yang berpengaruh dalam jangka waktu lama, maka respon yang diberiakn juga akan lama.
3.       Jumlah stresor, semakin tubuh banyak mendapat stresor,  semakin besar pula dampaknya pada fungsi tubuh.
4.       Pengalaman masa lalu, pengalaman masa lalu dapat dijadikan seseorang sebagai bekal untuk menghadapi stres yang akan datang.
5.       Tipe kepriadian, menurut Friedman dan Rosenman, 1974, membagi kepribadian seseorang menjadi 2: yaitu tipe A dan Tipe. Pada orang yang berkepriadian A maka ia cenderung rentan mengalami stres, dikarenakan mereka memiliki sikap yang ambisius, kompetitif, agresif, mudah tegang, kurang saar, mudah tersinggung, pemarah, terlalu waspada, tanggap berbicara, terlalu semangat kerja, pandai berorganisasi, erjiwa pemimpin, senang bekerja sendiri, dan sulit santai. Sedangkan orang yang bertipe kepriadian B, memiliki kepribadiankealikan dari orang yang memiliki tipe kepribadian A. T
6.       ahapan perkembangan, dimana masa seseorang mulai membentuk kemampuan untuk beradaptasi terhadap stresor. Tahap perkembangan ini dimulai dari anak-anak, remaja, dewasa muda, dewasa tengah, dan dewasa tua.
Menurut Robert J. Van Amerg, 1979 (dalam Dadang Hawari,2001), membagi stres menjadi enap tahapan. Tahapan pertama, dimana tahap stres masih dalam level ringan yang ditandai dengan adanya semangat yang berlebihan, penajaman penglihatan, dan merasa mampu menyelesaikan semua pekerjaan. Tahapan kedua, dampak dari stres yang awalnya dianggap menyenangkan akan menghilang, dan muncul keluhan yang dikarenakan kehaisan cadangan energi. Tahapan ketiga, tahap stres yang seelumnya tidak dierikan tanggapan, maka keluhan yang muncul akan semakin nyata. Tahapan keempat, apabila orang yang mengalami keluhan seperti tersebut memeriksakan diri pada dokter, maka keluha- keluhan terseut tidak ditemukan. Tahapan kelima, ditandai dengan adnya kelelahan fisik yang sangat parah dan disertai meningkatnya rasa takut dan cemas. Tahapan keenam, yaitu sebagai puncak dari stres yang ditandai dengan adanya kepanikan dan ketakutan akan kematian.
Ada 2 macam skala yang digunakan sebagai tolak ukur untuk menilai stres. Yang pertama ada skala Hormes dan Rahe. Cara menghitung menggunakan skala ini yaitu dengan menambahkan nilai relatif stres. Yang kedua, menggunakan skala Miller dan Smith. Cara mengukur menggunakan skala ini yaitu dengan mengisi  20 pertanyaan. Adaptasi tehadap stres dapat digunakan 3 macam adaptasi, yang antara lain:
1.       Adaptasi fisiologis
Dalam adaptasi fisiologis, adaptasi terbagi menjadi 3, yaitu: adaptasi yang bersifat lokal yang bersifat lokal, adaptif, jangka pendek, serta restoratif dan adaptasi yang bersifat umum yang teragi menjadi tahap reaksi alarm dimana sebagai tahap awal dalam proses adaptasi, tahap resistensi yaitu suatu kondis dimana tubuh sudah mulai stabil dan tahap kelelahan, yaitu tahap yang ditandai dengan terjadinya kelelahan dan ketidak mampuan tubuh untuk menanggung stres yang dapat berujung pada kematian (Selye,1976 dalam potter dan Perry, 1997).
2.       Adaptasi psikologis
Pada tahap psikologis terjadi penyesuaian psikologis dengan melakukan mekanisme perlindungan diri dengan tujuan melindungi diri dari berbagai gangguan.
3.       Adaptasi sosial budaya dan spiritual
Di dalam adaptasi sosial udaya terdapat cara mengadakan adanya perubahan yang dilakukan seagai proses untuk menyesuaikan diri dengan suatu masyarakat. Pada adaptasi spiritual, yaitu adanya adaptasi untuk melakukan peruahan yang erat hubungannya dengan adanya keyakinan dan kepercayaan yang dimiliki.
Ada beberapa teknik yang digunakan untuk memanajemen stres diantaranya: mengatur diet dan nutrisi, istirahat dan tidur, olahraga dengan teratur, menghentikan kebiasaan merokok, menghindari minum-minuman keras, mengatur berat badan, mengatur waktu, melakukan terapi psikofarmaka, melakukan terapi somatik, psikoterapi, dan melakukan terapi psikoreligius.
Dalam hal ini ada beberapa peran perawat di dalam mengatasi adanya stres diantaranya: memberikan fasilitas kepada seseorang yang sedang mengalami stres, memberikan tindakan asuhan keperawatan yang sesuai dengan prinsip manajemen stres, dan mempunyai strategi untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan stres secara efektif.
*Catatan: Diringkas oleh Ajeng Restiyo Rini dari buku Hidayat, A. Alimul Aziz. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan, Buku1.  Jakarta: Salemba Medika. (halaman 9—24).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...