Rabu, 01 Oktober 2014

Etik


Pendidikan tentang keperawatan dirasa semakin dibutuhkan bagi perawat. Perawat diharuskan mengetahui dan memahami pengetahuan yang terpercaya sehingga dapat membantu dalam keadaan yang dianggap  sensitife dengan cara memberikan kontribusi yang baik.
Perawat memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat dalam praktik etik yang mengharuskan  perawat menyelesaikan dilema etiknya secara mandiri atau dengan bantuan tim perawat yang menangani klien bukan dengan pakar ataupun institusi.
Seringkali perawat merasa bahwa mereka “ada diposisi tengah”. Perawat mempunyai komitmen bersama klien, keluarga, institusi, dokter, dan juga masyarakat yang mengharuskan perawat untuk dapat memecahkan masalah seperti saat kewajiban perawat dianggap tidak penting.
Ø DEFINISI ETIK
Etik merupakan terminologi yang memiliki banyak makna. Etik mempunyai makna bagaimana cara untuk melakukan suatu hal dan bagaimana cara berhubungan dengan orang. Secara umum, terminologi antara moral dengan etik sama.
Perawat sering merasa bahwa tidak ada kejelasan yang menjadikan suatu tindakan menjadi benar atau yang biasa disebut dengan dilema moral. Pembelajaran  mengenai etik keperawatan mengacu pada penyelesaian dilema etik. Perawatan merupakan kata moral yang mengacu pada tindakan atau asuhan keperawatan yang dilakukan perawat untuk klien.
 Etik adalah pembelajaran mengenai motif dan karakter baik,yang menekankan pada perilaku penetapan yang baik dan menghargai orang lain. Perawat yang etis akan melakukan tindakan terhadap orang lain dengan tindakan yang konsisten menurut norma keperawatan dan akan berlandaskan lebih dari sekedar nilai pribadi.



Ø ETIK DALAM KEPERAWATAN
Untuk dapat menjadi perawat yang profesional dewasa, perawat harus selalu meningkatkan perasaan yang kuat mengenai identitas moral para perawat, elalu mencari sumber professional yang akan mendukung kinerja mereka dalam bidang etik.
1.       Etik Perawatan
Etik perawatan berhubungan dengan hubungan antara masyarakat dengan tindakan yang perawat lakukan kepada orang lain. Perawat yang berlaku professional akan memberikan sikap yang empati kepada kliennya bukan member sikap simpati. Perawat harus apat memahami dan dapat mencari solusi atas masalah klien.
2.       Kode Etik Perawat
 Perawat yang telah meningkatkan kode etik yang ideal telah merefleksikan kode tersebut kepada anggota profesinya.
3.       Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat
Tanggung jawab merupakan tindakan yang berkaitan dengan peran perawat. Sedangkan tanggung gugat  merupakan pemberian alasan atas tindakan.

Ø DASAR UNTUK PERTIMBANGAN ETIS
“Melakukan etik” yaitu ikut dalam proses berpikir yang kritis tentang apa yang salah dan benar, buruk atau baik, atau kadang berpikir tentang keadaan dimana orang mempunyai banyak tindakan yang benar. Pertimbangan moral mencakup pengkajian yang rasional agar perawat dapat berpartisipasi dalam diskusi  dengan baik. Biasanya pertimbangan moral akan terjadi saat seorang perawat telah mengenali situasi etis tapi sebelum seorang perawat mengimplementasikan tindakan tersebut.
1.       Pertimbangan Moral
Pengaruh pertimbangan moral  meliputi banyak hal. Pertama emosi, suatu kewaspadaan terhadap masalah etis dan juga ketidak adilan akan tercermin dari emosinya. Kedua yaitu pertimbangan legal, sangatlah penting untuk dapat mempertimbangkan dengan bijak suatu pemikiran moral. Yang ketiga yaitu agama, pendidikan agama yang dianut akan terus menuntun seseorang dalam pertimbanangan moral yang akan diambilnya.
2.       Teori Moral
Teori moral meliputi teori teleologi dan deotologi. Teori teleologi ialah teori yang mengutamakan hasil akhir daripada tindakan yang diberikan. Sedangkan teori deontologi ialah teori yang lebih mengutamakan tindakan yang diberikan daripada hasil akhirnya.
3.       Prinsip Etis
Saat mengambil keputusan perawat akan menggunakan pertimbangan dengan memakai kewajiban dan prinsip moral yang universal.
a)      Respek pada seseorang
Setiap kehidupan yang dialami manusia itu berbeda-beda, tapi mereka harus selalu menyadari bahwa seseorang dapat mati. Dan kebanyakan orang menganggap bahwa hidup tidak hanya sekedar berfungsinya organ-organ vital melainkan lebih dari itu.
b)      Respek pada autonomi
Perawat tradisional lebih mengacu pada kemurahan hati sedangkan professional lebih mengacu pada paternalisme.
c)       Non-malefisien dan kemaslahatan
Dalam pengambilan tindakan, perawat harus dapat memperhitungkan kemungkinan resiko yang akan dialami klien agar tercapai lebih banyak kemaslahatan.
d)      Keadilan
Prinsip keadilan menuntut para perawat untuk berlaku adil kepada para klien dengan cara pemenuhan kebutuhan pasien, meskipun cara pendistribusian keadilan dengan cara keadilan non komparatif ini akan sulit.
e)      Kejujuran, kerahasiaan, dan kesetiaan
Prinsip ini mengharuskan perawat untuk berkata jujur dan bersikap positif kepada klien tentang kondisi klien karena klien harus ikut serta dalam perawatan diri mereka sendiri. Kerahasiaan membantu klien dan perawat untuk tidak menyebarluaskan kondisi pasien, sehingga keinginan klien yang kompeten akan tercapai.
f)       Informed consent dan advance directive
Informed consent merupakan peningkatan pengetahuan klien terhadap pilihanya sendiri. Sedangkan advance directive merupakan komunikasi yang dilakukan klien secara tidak langsung tentang apa yang ingin klien dapatkan(komunikasi oleh wali klien).

Ø METODOLOGI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
Tindakan baik yang dilakukan perawat adalah mendiskusikan dalam mengatasi dilema etis dengan meminimalkan resiko dari informasi relevan yang diperolehnya. Berikut adalah beberapa panduan yang dapat perawat ambil dalam pemecahan dan pemrosesan masalah etis.

1.       Memperlihatkan maksud yang baik
Dalam diskusi sangatlah penting bagi para perawat juga peserta diskusi lain untuk saling menghormati dan mempunyai anggapan bahwa setiap peserta diskusi ingin mencapai hal “baik”.
2.       Menganggap semua orang penting
Ingatlah bahwa semua orang yang ikut dalam diskusi adalah penting dalam pengambilan keputusan moral.
3.       Pengumpulan informasi yang terpercaya
Informasi yang terpercaya meliputi, system keluarga, pilihan klien, prognosa dan diagnosa medis, dukungan lingkungan, dan pertimbangan sosial.
4.       Membedakan prinsip etis yang penting dan tidak penting
Dalam mengidentifikasi prinsip etis yang penting akan memudahkan dalam penimbangan pengambilan tindakan untuk pemecahan dilema etis.
5.       Mengusulkan tindakan alternatife
Memberi kebebasan pada peserta diskusi untuk memilih keputusan yang logis.
6.       Implementasi
Setelah melakukan diskusi terbuka yang dilakukan, perlakuan etis akan dapat diterapkan.
Ø KOMITE ETIK INSTITUSIONAL
Jarang sekali masalah etik dapat dipecahkan dengan metode “top down” atau pengalihan masalah kepada pakar yang memiliki wewenang.
1.       Hubungan Perawat Dengan Komite Etik
Menurut sejarah perawat tidak termasuk komite etik. Ini dikarenakan status perawat dilingkungan perawatan kesehatan. Namun perawat yang setiap harinya merawat klien memiliki hak untuk mengajukan pendapat dalam komite etik. Akan lebih baik jika masalah etik diselesaikan dengan intervensi yang kompeten oleh professional yang ikut serta dalam penyelesaian masalah etik.
Ø PENINGKATAN KESEHATAN ETIS
        Agar tidak terjadi kesalah pahaman perawat bias memanfaatkan posisinya “di tengah-tengah” sehingga peningkatan kesehatan kan tercipta.



*Catatan: Diringkas oleh Ayu Ani Oktavianingsih dari buku Potter, P.A. &Perry, A.G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih,Made sumarwati, Dian Eriyani, Laily Mahmudah, Ellen panggabean, Kusrini S, Enie Noviestari Novieastari. Jakarta: EGC. (halaman 413-426).