Rabu, 01 Oktober 2014

OKSIGENASI



OKSIGENASI*
FISIOLOGI KADIOVASKULER
a.       Struktur dan fungsi : ada pompa miokard, efektifitas pompa yang menurun seperti yang terjadi pada penyakit artei koroner dan kondisi kardiomiopati, menyebabkan volume curah jantung menurun, volume darah yang dikeluarkan dari ventrikel menurun; aliran darah miokard, untuk mempertahankan aliran darah yang adekuat ke sirkulasi pulmonar dan sirkulasi sistemik, maka aliran darah miokard harus menyuplai oksigen dan nutrien yang cukup untuk miokardium itu sendiri; sirkulasi arteri, aliran darah melalui atrium dan ventrikel tidak menyuplai oksigen dan nutrien untuk miokardium itu sendiri; sirkulasi sistemik, arteri dan vena sirkulasi sistemik mengantarkan nutrien dan oksigen ke jaringan dan membuang sampah dari jaringan; pengaturan aliran darah, curah jantung normal adalah 4-6 liter per menit orang dewasa yang sehat dengan berat badan 70kg saat beristirahat.
b.      Sistem konduksi : sistem konduksi jantung menggerakkan potensi kerja yang dibutuhkan untuk memulai rangkain peristiwa listrik, yang menghasilkan denyut jantung. Sistem konsduksi berasal dari nodus sinoatrial (SA), suatu sistem “pacu jantung”. Nodus SA terdapat di atrium kanan di sebelah pintu masuk vena kava superior (McCance dan Huether, 1944).
FISIOLOGI PERNAFASAN
a.       Struktur dan Fungsi : pernafasan dapat berubah karena kondisi atau penyakit yang mengubah struktur fungsi paru.
b.      Ventilasi : proses untuk menggerakkan gas ke dalam dan keluar paru-paru.
c.       Perfusi : sirkulasi pulmonar merupakan suatu reservoar untuk darah sehingga paru dapat meningkatkan volume darahnya tanpa peningkatan tekanan dalam arteri atau vena pulmonar yang besar.
d.      Pertukaran gas pernafasan : ada difusi yang merupakan gerakan molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi yang tinggi ke daerah dengan konsentrasi lebih rendah; transportasi oksigen, proses penghataran ini bergantung pada ventilasi, perfusi, kecepatan difusi, dan kapasitas membawa oksigen; transportasi karbondioksida, karbondioksida berdifusi ke dalam sel-sel dara merah dngan cepat dihidrasi menjadi asam karbonat akibat adanya anhidrasi karbonat.
e.      Pengaturan pernafasan : tujuannya menyuplai kebutuhan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, misalna kebutuhan saat melakukan latihan fisik, infeksi, atau masa kehamilan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OKSIGENASI
a.       Faktor fisiologis :
Ø  Penurunan kapasitas oksigen : hemoglobin membawa 97% oksigen yang telah berdifusi ke jaringan. Setiap proses, yang menurunkan atau mengubah hemoglobin, seperti anemia dan inhalasi substansi beracun, menurunkan kapasitas darah yang membawa oksigen.
Ø  Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi : saat konsentrasi oksigen yang diinspirasi menurun, maka kapasitas darah membawa oksigen juga menurun.
Ø  Hipovolemia : suatu kondisi penurunan volume darah sirkuasi yang diakibatkan kehilangan cairan ekstraseluar yang terjadi pada kondisi, seperti syok dan dehidrasi berat.
Ø  Peningkatan laju metabolisme : peningkatan aktivitas metabolisme tubuh menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen.
Ø  Kondisi yang mempengaruhi gerakan dinding dada : setiap kondisi yang menurunkan gerakan dinding dada akan mengakibatkan penurunan ventilasi, misalnya kehamilan, obesitas, trauma, penyakit otot, penyakit sistem pernafasan, peubahan sistem saraf pusat, dan pengaruh penyakit kronik.
b.      Faktor perkembangan :
Ø  Bayi prematur : bayi prematur beresiko terkena penyakit membran hialin, yang diduga disebabkan oleh defisiensi surfaktan.
Ø  Bayi dan todler : bayi dan todler beresiko mengalami infeksi saluran naoas atas sebagai hasil pemaparan asap dari rokok yang dihisap orang lain.
Ø  Anak usia sekolah dan remaja : anak usai sekolah dan remaja terpapar pada infeksi pernapasan dan faktor-faktor resiko pernafasa, misalnya asap rokok dan merokok.
Ø  Dewasa muda dan dewasa tengah : usia imi terpapar pada banyak faktor resiko kardipulmonarnseperti: diet yang kurang sehat, kurang latihan fisik, obat-obatan, dan merokok.
Ø   Lansia : sistem pernafasan dan sistem jantung mengaklami penurunan sepanjang penuaan.
c.       Faktor perilaku :
Ø  Nutrisi : nutrisi mempengaruhi fungsi kardiopulmonar dalam bebrapa cara. Obesitas berat dapat menurunkan ekspansi paru, sedangkan pasien yang memiliki kekurangan gizi dapat mengalami kelemahan otot pernafasan.
Ø  Latihan fisik : latihan fisik meningkatkan aktivitas metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen.  Seseorang yang melakukan latihan fisik mempunyai frekuensi nadi dan tekanan darah yang lebih rendah dan mengalamai penurunan kolesterol serta mengalami peningkatan aliran darah dm menggunakan lebih banyak oksigen akibat kerja otot.
Ø  Merokok : merokok dapat memperburuk penyakit arteri koroner dan pembuluh darah perifer.
d.      Faktor lingkungan :
Ø  Ansietas : keadaan yang terus-menerus pada ansietas berat akan meningkatkan laju metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen.

PERUBAHAN FUNGSI JANTUNG
Perubahan fungsi jantung disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
a.       Gangguan dalam konduksi : beberapa gangguan merupakan hasil impuls listrik yang tidak berasal dari nodus SA. Gangguan irama ini disebut diritmia, yang berarti penyimpangan pada irama jantung sinus normal.
b.      Perubahan curah jantung : dari gagal jantung kiri, yaitu kondisi abnormal, yang manifestasinya dengan kerusakan fungsi ventrikel kiri akibat tekanan dan kongesti pulmonar yang meningkat. Jika gagal jantung kanan disebabkan oleh kerusakan fungsi ventrikel kanan yang ditandai dengan kongersti vena pada sirkulasi sistemik.
c.       Kerusakan fungsi katup : gangguan katup jantung yang didapat atau kongenital. Penyakit ini ditandai dengan stenosis dan obstruksi aliran darah atau degenerasi katup dan regurgitasi darah.
d.      Iskemia miokard : terjadi bila suplai darah ke miokard dari arteri koroner tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan oksigen pada organ. Ada 2 gejala yang umum pada iskemia miokard, yaitu :
·         Angina pektoris.
Biasanya merupakan ketidakseimbangan sementara antara suplai dan kebutuhan oksigen pada miokard. Kondisi ini mengakibatkan nyeri dadaa yang menimbulkan rasa sakit, tajam, kesemutan, terbakar, atau terasa seperti tekanan.
·         Infark miokard.
Disebabkan oleh penurunan aliran darah koroner yang tiba-tiba atau peningkatan kebutuhan oksigen miokard tanpa disertai perfusi koroner yang adekuat.
PERUBAHAN FUNGSI PERNAFASAN
Perubahan dalam fungsi pernafasan disebabkan penyakit dan kondisi-kondisi yang mempengaruhi ventilasi atau transpor oksigen. Ketiga perubahan primer tersebut adalah:
a.       Hiperventilasi : suatu kondisi ventilasi yang berlebh, yang dibutuhkan untuk mengeliminasi karbondioksida normal di vena, yang diproduksi melalui metabolisme selular.
b.      Hipoventilas : terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh atau mengeliminasi karbondioksida secara adekuat.
c.       Hipoksia : oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada tingkat jaringan.
PROSES KEPERAWATAN DAN OKSIGENASI
a.       Pengkajian. Dalam pengkajian berisikan
§  Riwayat keperawatan : biasanya yang dikaji pada riwayat keperawatan dalam oksigenasi terdiri dari :
-  Keletihan. Keletihan pada klien yang mengalami perubahan kardiopulmonal seringkali merupakan tanda awal perburukan proses kronik yang mendasari perubahan.
-  Dispnea. Dispnea merupakan tanda klinis hipoksia dan digejalai dengan sesak nafas.
-  Batuk. Batuk adalah pengeluaran udara dari paru-paru yang tiba-tiba dapat didengar.
-  Mengi. Mengi ditandai dengan bunyi musik yang bernada tinggi yang disebabkan gerakan udara berkecepatan tinggi melalui jalan nafas yang sempit.
-  Nyeri. Nyeri dada perlu dievaluasi dengan seksama dengan memperhatikan lokasi, durasi, radiasi, dan frekuensi nyeri.
-  Pemaparan geografi atau Pemaparan Lingkungan. Bentuk pemaparan lingkungan yang universal ialah pemaparan terhadap asap rokok, karbon monoksida, dan radon.
-  Infeksi pernafasan. Tetapkan apakah pasien pernah pernah mendapatkan vaksin flu atau vaksin pneumoniavax di masa lalu.
-  Faktor resiko. Perawat juga harus memeriksa faktor resiko lingkungan dan resiko keluarga, seperti riwayat keluarga dengan kanker paru atau penyakit kardiovaskular.
-  Obat-obatan. Obat-obatan tersebut mungkin memiliki efek yang merugikan akibat kerja obat itu sendiri atau karena interaksi obat tersebut dengan obat-obatan lain.
§  Pemeriksaan fisik : teknik inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi digunakan dalam pemeriksaan fisik.
-  Inspeksi : perawat melakukan observasi dari kepala sampai ujung kaki pasien untuk mengkaji kulit dan warna membran mukosa, penampilan umum, tingkat kesadaran, keadekuatan sirkulasi sistemik,pola pernafasan, dan gerakan dinding dada.
-  Palpasi : dengan palpasi, jenis dan jumlah kerja thorax, daerah nyeri tekan dapat diketahui dan perawat dapat mengidentifikasi taktil fremitus, getaran pada dada, angkatan dada, dam titik impuls jantung.
-  Perkusi : perkusi memungkinkan perawat untuk menentukan adanya cairan yang tidak normal, udara di paru-paru, atau kerja diafragma.
-  Auskultasi : penggunaan auskultasi memungkinkan perawat mengidentifikasi bunyi paru dan jantung yang normal maupun yang tidak normal.
§  Pemeriksaan diagnostik : mencakup pemeriksaan dengan elektrokardigram, monitor Holter, pemeriksaan stres latihan, dan pemeriksaan elektrofisiologi.
-  Elektrokardigram. Elektrokardigram atau EKG menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi transmisi impuls dan posisi listrik jantung.
-  Pemeriksaan stres latihan. Pemeriksaan stres latihan digunakan untuk mengevaluasi respons jantung terhadap stres fisik.
-  Pemeriksaan elekrofisiologis. Pemeriksaan elektrofisiologis adalah pengukuran invasif aktifitas listrik.
-  Pemeriksaan untuk meentukan kontraksi miokard dan aliran darah. Alat yang digunakan adalah ekokardiografi, skintigrafi, kateterisasi, dan angiografi.
-  Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi.
-  Pemeriksaan fungsi paru. Pemeriksaan fungsi paru menentukan kemampuan paru-paru untuk melakukan pertukaran oksigen dan karbondioksida secara efisien.
-  Kecepatan aliran ekspirasi puncak. Kecepetan aliran ekspirasi puncak yaitu titik aliran tertinggi yang dicapai selama ekspirasi maksimal dan titik ini mencerminkan terjadinya perubahan ukuran jalan nafas menjadi besar.
b.      Diagnosa keperawatan : setiap diagnosa keperawatan harus didasarkan pada batasan karakteristik dan melibatkan etiologi terkait.
c.       Perencanaan : perawat mengidentifikasi hasil akhir khusus pada asuhan keperawatan yang diberikan. Rencana tersebut meliputi satu atau lebih sasaran yang berpusat pada klien.
d.      Implementasi : intervensi keperawatan untuk meningkatkan dan mempertahankan oksigenasi tercakup dalam domain keperawatan: pemberian dan pemantauan intervensi dan program yang terapeutik.
e.      Perawatan akut dan tersier : terdiri dari :
o   Penatalaksanaan dipsnea
o   Mempertahankan kepatenan jalan napas
o   Mobilisasi sekresi pulmonar
o   Mempertahankan atau meningkatkan pengembangan paru
o   Mempertahankan dan meningkatkan oksigenasi
o   Perbaikan fungsi kardiopulmonar.

f.        Perawatan restoratif : perawatan restoratif adalah upaya yang menekankan pada pengkondisian kembali jantung paru sebagai suatu program rehabilitasi terstruktur.
-  Latihan otot pernafasan : latihan otot pernafasan meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot, sehingga menghasilkan peningkatan toleransi aktivitas.
-  Latihan pernafasan : dilakukan dengan teknik-teknik untuk meningkatkan ventilasi dan oksigenasi.
KONSEP INTI
1.       Kegunaan utama jantung ialah menghantarkan darah yang tidak mengandung oksigen ke paru-paru untuk dioksigenasi dan untuk menghantarkan oksigen dan nutrien ke jaringan.
2.       Curah jantung berubah akibat pengaruh preload, afterload, kontraktiitas, dan frekuensi denyut jantung.
3.       Kegunaan utama paru-paru adalah mentransfer oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli dan mentransfer karbon dioksida keluar dari tubuh sebagai produk sampah.
4.       Proses inspirasi dan ekspirasi dicapai seiring dengan perubahan tekanan adn perubahan volume paru.
5.       Henti jantung membutuhkan penggunaan resusitasi jantung paru.

*Catatan: Diringkas oleh Agni Ayu Murbarani dari buku Potter, P.A dan Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik, Vol 2 E/4. Alih bahasa oleh Renta kumalasari, Dian Everiyani, Enie Novieastari , Alfrina Hany & Sari Kurnianingsih.  Jakarta: EGC . (halaman 1551-1614)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...