Dalam proses keperawatan, langkah pertama yang harus dilalui
adalah pengkajian. Pengkajian dimulai dari penerapan dan pengalaman yang
dimiliki perawat untuk mengumpulkan data klien. Hal ini harus dilakukan secara
akurat untuk memastikan bahwa kebutuhan klien sudah teridentifikasi dan perawat
bisa menerapkan urutan tindakan dengan tepat.
A. Pendekatan
Berpikir Kritis untuk Pengkajian
Perawat harus bisa berpikir kritis dalam menerima informasi
dari klien. Hal ini dibutuhkan untuk pengkajian data klien. Pengkajian adalah
proses sistematis pengumpulan tentang keseluruhan data klien. Pengkajian bisa
berasal dari dua sumber, yaitu sumber primer (klien) dan sumber sekunder
(keluarga, tenaga kesehatan). Kedua sumber ini juga harus dilengkapi dengan
analisis data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan. Pengkajian ini memiliki
tujuan yaitu menetapkan dasar data tentang kondisi keseluruhan klien. Pengkajian
dapat dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan pada klien untuk identifikasi
pola dari masalah klien.
Dalam pengumpulan data yang komprehensif, Carnevali dan
Thomas (1993) berpendapat bahwa ada dua pendekatan, yaitu format data dasar
terstruktur dan pendekatan berorientasi masalah yang difokuskan pada masalah
klien saat ini. Pada pendekatan pertama, akan digunakan 11 pola kesehatan
funsional dari Gordon, yaitu:
1. Pola persepsi kesehatan-manajemen
kesehatan
2. Pola nutrisi-metabolik
3. Pola eliminasi
4. Pola aktivitas-latihan
5. Pola kognitif-perseptual
6. Pola tidur-istirahat
7. Pola konsep diri-persepsi diri
8. Pola peran-berhubungan
9. Pola seksualitas-reproduktif
10. Pola koping-stress-toleransi
11. Pola nilai-keyakinan
Pendeskripsian
dan evaluasi dalam pola kesehatan juga membantu perawat untuk identifikasi pola
fungsi (kekuatan) serta pola disfungsi untuk diagnosa keperawatan, yang bisa
membantu dalam pengembangan rencana asuhan keperawatan.
Pada proses
pengkajian ini, perawat harus bersikap kritis sehingga bisa selangkah lebih
maju daripada pengkajian yang dilakukan. Setelah pengkajian dilakukan, maka
selanjutnya akan dibuat suatu kesimpulan dari keseluruhan data. Kemampuan perawat
dalam hal tersebut akan berkaitan dengan pengetahuan dan pengalaman perawat.
B. Organisasi
Data yang Dikumpulkan
Komunikasi antar perawat dengan klien sangat penting dalam
hal pengkajian data ini. Dalam hal ini, komunikasi yang dimaksud dapat berupa
verbal dan non-verbal. Sebagai perawat, kita harus peka dalam mengkaji perilaku
klien agar mendapat hasil yang akurat. Selain dari perilaku klien, perawat bisa
mengkaji dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan pada klien
untuk mendapatkan lebih banyak data yang akurat. Jika, perawat tidak mengajukan
pertanyaan, maka data yang diperoleh menjadi tidak lengkap dan tidak akurat.
C. Pengumpulan
Data
Data ini bersifat
deskriptif, singkat dan lengkap. Pengkajian ini tidak termasuk kesimpulan yang
tidak didukung adanya data yang akurat. Data deskriptif didapat dari yang
dirasakan oleh klien, pengamatan oleh perawat, pengamatan oleh anggota
keluarga, atau dari tenaga kesehatan lainnya. Pengumpulan data ini harus
lengkap dan akurat. Jika, pengumpulan data tidak akurat dan tidak lengkap maka
akan berpengaruh pada diagnosa keperawatan yang juga tidak akurat. Data tidak
akurat didapat dari kelalaian perawat dalam pengkajian data.
1. Tipe
Data
Terdapat
dua tipe data, yaitu:
a.
Data
Subjektif: tanggapan klien tentang masalah kesehatan mereka.
b.
Data
Objektif: pengamatan yang dilakukan oleh pengumpul data.
2. Sumber
Data
Sumber data dapat diperoleh
dari:
a. Klien:
sumber informasi terbaik, karena dari klien maka perawat bisa mendapatkan
informasi secara jelas.
b. Keluarga
dan orang terdekat: keluarga dan orang terdekat dapat menjadi sumber primer dan
sumber sekuder dalam mendapatkan informasi tentang klien.
c. Anggota
tim perawatan kesehatan: sumber informasi yang penting karena sumber ini dapat
mengidentifikasi, mengomunikasikan data serta menguatkan informasi dari sumber
lain. Anggota tim perawatan kesehatan ini terdiri dari dokter, perawat, tenaga
medis lainnya.
d. Catatan
medis: catatan medis saat ini dan masa lalu dapat digunakan untuk menguatkan
informasi yang sudah didapat dan memberikan informasi baru juga.
e. Catatan
lainnya: catatan ini berupa pendidikan, wajib militer, serta catatan pekerjaan
yang mengandung informasi kesehatan. Informasi ini bersifat rahasia dan
diberlakukan sebagai catatan legal klien.
f. Tinjauan
literatur: tinjauan ini dapat melengkapi data dasar dan menambah pengetahuan
perawat.
g. Pengalaman
perawat: pengalaman praktik dan berpikir kritis dapat membantu perawat dalam
megambil keputusan untuk pengkajian data ini.
D.
Metode
Pengumpulan Data
Berbagai
metode dapat digunakan dalam pengumpulan data, yaitu:
a. Wawancara:
pola komunikasi ini dilakukan untuk tujuan yang spesifik dengan isi yang
spesifik juga. Jenis wawancara, yaitu:
· Teknik
mencari-masalah: pengumpulan data difokuskan pada masalah.
· Teknik
pemecahan-masalah: pengumpulan data difokuskan pada masalah spesifik yang
diidentifikasi oleh klien atau perawat.
· Teknik
pertanyaan-langsung: format terstruktur yang jawabannya sekitar 1-2 kata untuk
klarifikasi informasi sebelumnya atau menambah informasi.
· Teknik
pertanyaan terbuka: untuk mendapat respon lebih dari satu atau dua kata. Teknik
yang mengarah pada diskusi klien yang memaparkan status kesehatannya.
Selain
jenis wawancara, terdapat juga fase-fase wawancara:
· Fase
Orientasi: menelaah tujuan wawancara, tipe data yag dikumpulkan, dan metode
yang sesuai untuk dilakukan wawancara.
· Fase
Kerja: pengajuan pertanyaan untuk membentuk data dasaryang digunakan dalam
pengembangan rencana asuhan keperawatan.
· Fase
Terminasi: membutuhkan keterampilan berkomunikasi dari pewawancara.
Setelah jenis
dan fase dari wawancara, maka langkah selanjutnya dalam wawancara adalah
menetapkan hubungan perawat-klien. Penetapan hubungan ini sangat penting dalam
metode wawancara, karena dapat mempermudah saat melakukan wawancara pertama
kali dengan klien.
b. Riwayat
kesehatan keperawatan: pengumpulan data tentang intelektual, spiritual, sosial,
emosional, fisik dan perkembangan klien. Riwayat kesehatan keperawatan klien
bisa didapatkan dari:
· Informasi
biografi: data demografik faktual tentang klien.
· Alasan untuk mencari perawatan kesehatan: perawat menanyakan pada klien alasan mereka mencari perawatan kesehatan.
· Harapan klien:
· Alasan untuk mencari perawatan kesehatan: perawat menanyakan pada klien alasan mereka mencari perawatan kesehatan.
· Harapan klien:
1. Informasi
yang diperlukan dalam perawatan masalah kesehatan mereka secara mandiri.
2. Ramah
dan sabar dalam memebrikan perawatan.
3. Respons
pemberi perawatan yang cepat sesuai permintaan klien.
4. Peredaan
nyeri dan gejala.
5. Terlibat
dalam pembuatan keputusan.
6. Kebersihan
dari lingkungan perawatan.
· Penyakit
saat ini: perawat mengumpulkan data yang berkaitan dengan gejala dari penyakit
tersebut.
· Riwayat
kesehatan masa lalu: riwayat kesehatan masa lalu dapat memberikan data tentang
pengalaman perawatan kesehatan klien.
· Riwayat
keluarga: mendapatakan data tentang hubungan keluarga langsung dan hubungan
darah.
· Riwayat
lingkungan: memberikan data tentang lingkungan rumah klien dan segala sesuatu
yang digunakan oleh klien dan anggota keluarga.
· Riwayat
psikososial: informasi tentang cara klien dan anggota keluarga menangani
stress.
· Kesehatan
spiritual: perawat meninjau tentang keyakinan yang dipegang oleh klien.
· Tinjauan
sistem: metode sistematis untuk pengumpulan data pada semua sistem tubuh.
c.
Pengkajian
fisik: dalam pengkajian fisik ini, pemeriksaan fisik juga termasuk di dalamnya.
Pemeriksaan fisik adalah mengukur tanda-tanda vital dan memeriksanya dengan
metode auskultasi, palpasi, inspkesi, perkusi. Pada pengkajian fisik ini,
terdapat:
· Urutan
pemeriksaan: dimulai dari pendataan tentang berat dan tinggi badan serta
tanda-tanda vital.
· Teknik
pemeriksaan fisik: inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi.
d.
Data
diagnostik dan laboratorium: data ini diperoleh dari hsail pemeriksaan
diagnostik dan laboratorium yang dipesankan oleh dokter atau perawat yang
berwenang dalam hal tersebut. Data ini penting untuk ditelaah oleh perawat
dengan tujuan mengetahui perkembangan dari masalah kesehatan klien.
E.
Merumuskan
Penilaian Keperawatan
Dalam merumuskan penilaian keperawatan ini, perawat secara
kritis akan menginterprestasikan informasi dan mengelompokan data. Setelah itu
akan menyebutkan masalah klien dalam format diagnosa keperawatan. Perumusan penilaian
keperawatan, yaitu:
a. Interpretasi
data: perawat berusaha mengumpulkan informasi tentang klien. Melalui proses itu, selanjutnya akan muncul suatu kesimpulan dan penilaian sehingga perawat dapat
memutuskan informasi apa yang mempunyai makna yang berkaitan dengan status
kesehatan klien.
b. Pengelompokkan
data: pengelompokkan data ini berguna untuk memfokuskan pada identifikasi
masalah dengan tepat.
F.
Dokumentasi
Data
Dokumentasi data adalah bagian terkahir dalam pengkajian. Keakuratan
dan kelengkapan dari sebuah data sangat dibutuhkan untuk mencatatkan data. Kelengkapan
data dalam dokumentasi didasarkan pada dua alasan, yaitu seluruh data tentang
klien dimasukkan dan pencatatan serta pengamatan tentang status klien merupakan
tanggung jawab legal dan profesional.
*Catatan:
Diringkas oleh Maria Anindyta Widiasti dari buku Potter, P.A. & Pery, A.G.
1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih, Made
Sumawarti, Dian Evriyani, Laily Mahmudah, Ellen Panggabean, Kusrini, Sari
Kurnianingsih, Enie Novieastari. Jakarta: EGC. (halaman 143-163).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...