Pendidikan tentang keperawatan dirasa
semakin dibutuhkan bagi perawat. Perawat diharuskan mengetahui dan memahami
pengetahuan yang terpercaya sehingga dapat membantu dalam keadaan yang
dianggap sensitife dengan cara
memberikan kontribusi yang baik.
Perawat memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat dalam
praktik etik yang mengharuskan perawat
menyelesaikan dilema etiknya secara mandiri atau dengan bantuan tim perawat
yang menangani klien bukan dengan pakar ataupun institusi.
Seringkali perawat merasa bahwa mereka “ada diposisi tengah”.
Perawat mempunyai komitmen bersama klien, keluarga, institusi, dokter, dan juga
masyarakat yang mengharuskan perawat untuk dapat memecahkan masalah seperti
saat kewajiban perawat dianggap tidak penting.
Ø
DEFINISI ETIK
Etik
merupakan terminologi yang memiliki banyak makna. Etik mempunyai makna
bagaimana cara untuk melakukan suatu hal dan bagaimana cara berhubungan dengan
orang. Secara umum, terminologi antara moral dengan etik sama.
Perawat
sering merasa bahwa tidak ada kejelasan yang menjadikan suatu tindakan menjadi
benar atau yang biasa disebut dengan dilema moral. Pembelajaran mengenai etik keperawatan mengacu pada
penyelesaian dilema etik. Perawatan merupakan kata moral yang mengacu pada
tindakan atau asuhan keperawatan yang dilakukan perawat untuk klien.
Etik adalah pembelajaran mengenai motif dan
karakter baik,yang menekankan pada perilaku penetapan yang baik dan menghargai
orang lain. Perawat yang etis akan melakukan tindakan terhadap orang lain
dengan tindakan yang konsisten menurut norma keperawatan dan akan berlandaskan lebih
dari sekedar nilai pribadi.
Ø
ETIK DALAM KEPERAWATAN
Untuk dapat
menjadi perawat yang profesional dewasa, perawat harus selalu meningkatkan
perasaan yang kuat mengenai identitas moral para perawat, elalu mencari sumber
professional yang akan mendukung kinerja mereka dalam bidang etik.
1.
Etik Perawatan
Etik
perawatan berhubungan dengan hubungan antara masyarakat dengan tindakan yang
perawat lakukan kepada orang lain. Perawat yang berlaku professional akan
memberikan sikap yang empati kepada kliennya bukan member sikap simpati.
Perawat harus apat memahami dan dapat mencari solusi atas masalah klien.
2.
Kode Etik Perawat
Perawat yang telah meningkatkan kode etik yang
ideal telah merefleksikan kode tersebut kepada anggota profesinya.
3. Tanggung
Jawab dan Tanggung Gugat
Tanggung jawab merupakan tindakan yang berkaitan dengan peran
perawat. Sedangkan tanggung gugat
merupakan pemberian alasan atas tindakan.
Ø
DASAR UNTUK PERTIMBANGAN ETIS
“Melakukan etik” yaitu ikut dalam proses berpikir yang kritis
tentang apa yang salah dan benar, buruk atau baik, atau kadang berpikir tentang
keadaan dimana orang mempunyai banyak tindakan yang benar. Pertimbangan moral
mencakup pengkajian yang rasional agar perawat dapat berpartisipasi dalam
diskusi dengan baik. Biasanya
pertimbangan moral akan terjadi saat seorang perawat telah mengenali situasi
etis tapi sebelum seorang perawat mengimplementasikan tindakan tersebut.
1. Pertimbangan
Moral
Pengaruh pertimbangan moral meliputi banyak hal. Pertama emosi, suatu
kewaspadaan terhadap masalah etis dan juga ketidak adilan akan tercermin dari
emosinya. Kedua yaitu pertimbangan legal, sangatlah penting untuk dapat
mempertimbangkan dengan bijak suatu pemikiran moral. Yang ketiga yaitu agama,
pendidikan agama yang dianut akan terus menuntun seseorang dalam pertimbanangan
moral yang akan diambilnya.
2. Teori
Moral
Teori moral meliputi teori teleologi dan deotologi. Teori
teleologi ialah teori yang mengutamakan hasil akhir daripada tindakan yang
diberikan. Sedangkan teori deontologi ialah teori yang lebih mengutamakan
tindakan yang diberikan daripada hasil akhirnya.
3. Prinsip
Etis
Saat mengambil keputusan perawat akan menggunakan
pertimbangan dengan memakai kewajiban dan prinsip moral yang universal.
a)
Respek pada seseorang
Setiap kehidupan yang dialami manusia itu berbeda-beda, tapi
mereka harus selalu menyadari bahwa seseorang dapat mati. Dan kebanyakan orang
menganggap bahwa hidup tidak hanya sekedar berfungsinya organ-organ vital melainkan
lebih dari itu.
b)
Respek pada autonomi
Perawat tradisional lebih mengacu pada kemurahan hati
sedangkan professional lebih mengacu pada paternalisme.
c)
Non-malefisien dan kemaslahatan
Dalam pengambilan tindakan, perawat harus dapat
memperhitungkan kemungkinan resiko yang akan dialami klien agar tercapai lebih
banyak kemaslahatan.
d)
Keadilan
Prinsip keadilan menuntut para perawat untuk berlaku adil
kepada para klien dengan cara pemenuhan kebutuhan pasien, meskipun cara
pendistribusian keadilan dengan cara keadilan non komparatif ini akan sulit.
e)
Kejujuran, kerahasiaan, dan kesetiaan
Prinsip ini mengharuskan perawat untuk berkata jujur dan
bersikap positif kepada klien tentang kondisi klien karena klien harus ikut
serta dalam perawatan diri mereka sendiri. Kerahasiaan membantu klien dan
perawat untuk tidak menyebarluaskan kondisi pasien, sehingga keinginan klien
yang kompeten akan tercapai.
f)
Informed consent dan advance directive
Informed consent merupakan peningkatan pengetahuan klien
terhadap pilihanya sendiri. Sedangkan advance directive merupakan komunikasi
yang dilakukan klien secara tidak langsung tentang apa yang ingin klien
dapatkan(komunikasi oleh wali klien).
Ø
METODOLOGI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
Tindakan baik yang dilakukan perawat adalah mendiskusikan dalam mengatasi
dilema etis dengan meminimalkan resiko dari informasi relevan yang
diperolehnya. Berikut adalah beberapa panduan yang dapat perawat ambil dalam
pemecahan dan pemrosesan masalah etis.
1.
Memperlihatkan maksud yang baik
Dalam diskusi sangatlah penting bagi para perawat juga peserta
diskusi lain untuk saling menghormati dan mempunyai anggapan bahwa setiap
peserta diskusi ingin mencapai hal “baik”.
2.
Menganggap semua orang penting
Ingatlah bahwa semua orang yang ikut dalam diskusi adalah
penting dalam pengambilan keputusan moral.
3.
Pengumpulan informasi yang terpercaya
Informasi yang terpercaya meliputi, system keluarga,
pilihan klien, prognosa dan diagnosa medis, dukungan lingkungan, dan
pertimbangan sosial.
4.
Membedakan prinsip etis yang penting dan tidak
penting
Dalam mengidentifikasi prinsip etis yang penting akan
memudahkan dalam penimbangan pengambilan tindakan untuk pemecahan dilema etis.
5.
Mengusulkan tindakan alternatife
Memberi kebebasan pada peserta diskusi untuk memilih
keputusan yang logis.
6.
Implementasi
Setelah melakukan diskusi terbuka yang dilakukan,
perlakuan etis akan dapat diterapkan.
Ø
KOMITE ETIK INSTITUSIONAL
Jarang sekali masalah etik dapat dipecahkan dengan metode “top down” atau
pengalihan masalah kepada pakar yang memiliki wewenang.
1.
Hubungan Perawat Dengan Komite Etik
Menurut sejarah perawat tidak
termasuk komite etik. Ini dikarenakan status perawat dilingkungan perawatan
kesehatan. Namun perawat yang setiap harinya merawat klien memiliki hak untuk
mengajukan pendapat dalam komite etik. Akan lebih baik jika masalah etik
diselesaikan dengan intervensi yang kompeten oleh professional yang ikut serta
dalam penyelesaian masalah etik.
Ø
PENINGKATAN KESEHATAN ETIS
Agar tidak
terjadi kesalah pahaman perawat bias memanfaatkan posisinya “di tengah-tengah”
sehingga peningkatan kesehatan kan tercipta.
*Catatan: Diringkas oleh Ayu Ani Oktavianingsih
dari buku Potter, P.A. &Perry, A.G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan
Praktik, Vol. 1 E/4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih,Made
sumarwati, Dian Eriyani, Laily Mahmudah, Ellen panggabean, Kusrini S, Enie
Noviestari Novieastari. Jakarta: EGC. (halaman 413-426).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...