Rabu, 01 Oktober 2014

DIAGNOSA KEPERWATAN

Setelah perawat menganamnese klien atau proses pengkajian selanjutnya perawat melanjutkan langkah  kedua yaitu pada diagnose keperwatan. Menurut (Perry&Potter,hal 165)
“diagnose keperawatan merupakan penilaian klinis tentang respon individu,keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan actual atau potensial atau proses kehidupan .diagnose keperawatan Peryataan yang mengambarkan respons actual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai lisensi dan kopenten untuk mengatasinya. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat (NANDA,1990);Carpenito,1993). Hasil dan intervensi di pilih dalam kaitanya dengan diagnose keperawatan tertentu (McCloskey & Bulechek,1992). Alasan untuk merumuskan diagnose keperawatan setelah menganalisis data pengkajian adalah untuk mengidentifikasikan masalah kesehatan yang melibatkan klien dan keluarganya dan untuk memberikan arah asuhan keperawatan. Dlam diagnose keperawatan dikembangkan untuk klien, keluarga, atau komunitas; dan yang mencakup data fisik, perkembangan, intelektual, emosi, social dan spiritual yang didapatkan selama pengkajian”.

v    EVOLUSI DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hasil karya tulisan dari  Nightingale, menyatakan tujuan asuhan keperawatan adalah “untuk menempatkan pasien dalam kondisi yang terbaik sehinga alam bertindak terhadapnya”(Nightingale,1860).
Awalnya kurikulum keperawatan dimuat tentang penyakit atau model medis. Namun pada tahun 1950 – 1960 pemimpin & pendidik keperawatan merevisi kurikulum tentang “Masalah Yang Berpusat Pada Klien”. (Carpenito,1995).
Menurut McFarland & McFarlane (1989), “diagnose keperawatan pertama kali di perkenalkan dalam literature keperawatan pada tahun 1950. Fry(1953) mengusulkan bahwa keperawatan dapat  menjadi lebih kreatif dengan merumuskan diagnose keperawatan dan mengindividualisasikan rencana asuhan keperawatan”.
Tahun 1973 konferensi nasional yang pertama di klasifikasikan untuk diagnose keperawatan (lihat kotak hlm. 167).
the north American nursing diagnosis association (NANDA) di bentuk tujuan NANDA adalah untuk mengembankan memperbaiki, dan meningkatkan pengunaan umum taksonomi terminology diaknostik keperawatan bagi perawat professional”(kim,McFarland dan Mclane 1984). dan ANA secara resmi mendukung NANDA sebagai organisasi yang mengatur perkembangan tentang sistim klasifikasi dari diagnose keperawatan (Carpenito,1995)”.
Diagnose keperawatan dimasukkan pertama kali oleh standard of Nursing Practice ANA, juga mendukung diagnose keperawatan Nursing :A Sosial Policy Statement. Melalui Kolaborasi  yang di mulai dari pendidikan , penelitian, administrator dan praktis secara potensial akan memperkaya profesi keperawatan.




v    DEFINISI
Menurut (Carlson et al,1991; Carpenito 1995) menyatakan definisinya dalam buku ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam mengunakan diagnose untuk memberikan diagnose keperawatan.
“diagnose keperawatan adalah peryataan yang menguraikan respon actual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya”.
Berikut adalah contoh table atau alur diagnose keperawatan yang menyajikan sebagai definisi dan sumbernya .
















v    BERFIKIR KRITIS DAN PROSES DIAGNOSA KEPERAWATAN  
Berfikir kritis sering kali kita lakukan dalam berbagai hal dan merupakan hal yang kompleks menurut (Bandman & Bandman) dan proses diagnostic menurut (Carnevali et al,1984;Carnevali & Thomas,1993).
“Berfikir Kritis adalah pemeriksaan data, pengumpulan informasi dari literatur, pengorganisasian pengamatan, dan penelitian atas pengalaman masa lalu. Proses Diagnostik ini memadukan ketrampilan berfikir kritis dalam langkah pembuatan keputusan yang di gunakan perawat untuk mengembangkan peryataan diagnostic”.
Ø ANALISA DAN INTERPRESTASI DATA
Dalam proses pengkajian data dapat dikumpulkan dalam berbagai sumber, di validasi di dalam kelompok yang membentuk pola.
Ø PENGELOMPOKAN DATA
Pengelompokan data menurut (Capernito, 1995).
“Batasan karakteristik adalah criteria yang mendukung adanya kategori diagnostic. Criteria klinis adalah tanda dan gejala objektif atau subjektif atau factor resiko “.



Berikut adalah contoh diagnose yang sudah di setujui oleh NANDA
Ansietas
Koping komunitas, tidak efektif
Asfiksia
Keputus asaan
Aspirasi
Kurang aktifitas pengalih
Berduka , adaktif
Kurang pengetahuan (uraian)
Berduka, maladaktif
Kurang perawatan diri, berpakaian/ berdandan
Bersihkan jalan nafas tidak efektif
Kurang perawatan diri, makan
Cedera, pemberian posisi perioperatif
Kurang perawatan diri madi/hygine
Cedera Resiko terhadap
Konflik peran orangtua
Curah Jantung Menurun
Konfusi akut/ kronik
Diare
Konstipasi /dirasakan /kolonik
Disfungsi Neurovaskuler perifer,
Koping defensife
Disfungsi seksual
Koping, individu tdk efektif /
Disrefleksia
Koping, keluarga tdk efektif, ketidakmampuan/ menurun
Distress spiritual (distress kejiwaan)
Koping keluarga potensial untuk pertumbuhan
Eleminasi urinarius
Koping komunitas potensial meningkat.
Ganguan citra tubuh
Kurang perawatan diri, toileting
Ganguan harga diri
Kurang volume cairan resiko terhadap /1/2
Ganguan identitas pribadi
Embran mukosa oral, kerusakan
Ganguan medan energy
Memori gangue
Ganguan pola tidur
Menelan ganguan
Harga diri, kronik rendah
Menjadi ortu perubahan/ resiko terhadap
Harga diri, situasional rendah
Menyangkal tidak efektif
Hipertermia
Menyusui efektif / tidak efektif
Hipotermia
Mobilitas hambatan fisik
Infeksi resiko terhadap
Mutilasi diri, resiko terhadap
Inkontinensia , dorongan
Nutrisi perubahan kurang dari kebutuhan
Inkontinensia, fungsi
Nutrisi peruahan lebih dari kebutuhan
Inkontinensia, reflek
Nyeri / kronik
Inkontinensia, total
Pemeliharaan kesehatan
Inkontinensia usus
Penatalaksanaan pemeliharaan di rumah
Integritas jaringan, kerusakan
Penatalaksanaan program terapiutik individu efektif /tdk efektif
Integritas kulit, kerusakan / resiko terhadap
Penatalaksanaan program terapiutik keluarga tdk efektif
Interaksi social, hambatan
Penatalaksanaan komunitas tidak efektif
Intoleransi aktifitas / resiko terhadap
Pengabaiaan unilateral
Isolasi social
Penilaian ganguan
Kapasitas adaktif , menurun , intracranial
Perbuahan sensori/perceptual
(visual,auditorius,kinestetik,olfaktorius, gustatorius,taktil)
Kedekatan ortu, bayi, anak, berubah resiko terhadap…
Perfusi jaringan

Kekerasan resiko terhadap diri sendiri/ orang lain
Perilaku bayi tdk teratur/ teratur
Kelebihan volume cairan
Perilaku mencari bantuan kesehatan
Keletihan
Perlindungan perubahan
Keracunan resiko terhadap
Pertukarn gas
Kesejahteraan spiritual, poensial meningkat
Pertumbuhan dan perkembangan
Kesepian, resiko terhadap
Pola bernafas  tdk efektif
Ketakutan
Pola makan bayi
Ketengangan peran member perawatan/ resiko terhadap
Pola seksualitas
Ketidak berdayaan
Proses keluarga
Ketidak patuhan (uraian)
Proses penyapihan ventilator, disfungsi
Komunikasi hambatan verbal
Proses piker perubahan
Konflik pengambilan keputusan
Respon paska trauma
Retensi urinarius
Sindrom stress relokasi
Sindrom disuse
Suhu tubuh perubahan resiko terhadap
Sindrom interpretasi lingkungan
Termoregulasi tidakefektif
Sindrom trauma perkosan / reaksi campuran/ reasi diam
Trauma , resiko terhadap

Ventilasi, ketidakmampuan mempertahannkan spontanitas




Definisi-definisi diagnose keperawatan menurut beberapa ahli
PENULIS
DEFINISI
Abdellah(1957)
“penentuan sifat dan keluasan masalah keperawatan yang di tujjukan oleh pasien individual / keluarga yang menerima asuhan keperawatan”.
Duran, prince (1996)
“suatu peryataan tentang konklusi yang dihasilkan dari pengenalan terhadap pola yang berasal / penyelidikan keperawtan dari pasien”.
Gebbi,lavin(1975)
“penilaian atau konklusi yang terjadi sebagai akibat dari pengkajian keperawatan”.
Bricer (1975)
“suatu fungsi keperawatan yang mandiri … suatu evaluasi tentang  respon personal klien terhadap pengalaman kemanusiaannya sepanjang siklus kehidupan, apakah respon merupakan krisis perkembangan / kecelakaan , penyakit, kesukaran, streslainnya”.
Aspinall (1976)
“suatu proses kesimpulan klinis dari perubahan yang teramati dalam kondisi fisik / fisiologis pasien,; jika proses ini terjadi secara akurat dan rasional, maka proses tersebut akan mengarah pada identifikasi tentang kemungkinan tentang penyebab simptomatologi”.
Gordon (1976)
“masalah kesehatn actual atau potensional dimana perawat,degan pendidikan dan penglamannya, mampu mempunyai izin untuk mengatasinya”. 
Roy (1982)
“diagnose keperwatan adalah frase singkat atau istilah yang meringkaskan kelompok indicator penting(empiris) yang mewakili pola keutuhan manusia”.
Shoemaker (1984)
“diagnose keperawatan adalah penilaian klinis tentang individu, keluarga /komunitas yang didapatkan melalui proses pengumpulan data yang disengaja dan sistematis yang menjadi tangung gugat perawat. Hal ini di tunjukkan secara singkat dan mencakup etiologi kondisi bila di ketahui”.
Carpenito (1987)
“diagnose keperawatan adalah peryataan yang mengambarkan respon manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi actual/potensial)dari individu atau kelompok perawat yang secara legal mengidentifikasi dan dimana perawat dapat menginstruksikan intervensi definitive untuk mempertahankan keadaan sehat atau untuk mengurangi, menyingkirkan, atau mencegah perubahan”.
Nanda (1990)
“diagnose keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan actual atau potensial. Diagnose keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk diagnose keperawatan untuk mencapai hasil dimana perawat bertangung gugat”.
Carlson et al. (1991)
“diagnose keperawatan adalah peryataan ringkas tentang status kesehatan klien yang di dapatkan melalui proses pengkajian dan membutuhkan intervensi dan domain keperawatan.



Æ IDENTIFIKASI MASALAH KLIEN

Mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat harus menentukan apa masalah yang di hadapi oleh pasien tersebut apa mungkin masalah actual atau potensial.menurut (Gordon, 1994)
“Masalah kesehatan actual  adalah masalah yang dirasakan atau dialami oleh klien, seperti ganguan pola tidur yang berhubungan dengan lingkungan yang bising.suatu masalah kesehatan beresiko mewaspadakan perawat pada pentingnya intervensi pencegahan.


v    PERYATAA DIAGNOSA KEPERAWATAN
Æ  Format diagnose keperawatan
Di dalam format diagnose keperawatan  termuat secara actual diagosa yang dinyatakan dari proses diagnostic. Terdapat contoh analisa data di dalam buku (perry &poter, hal 169) yaitu :
“1. Kenali pola (kelompok batasan karakteristik)
Tidak defekasi selama 4 hari
Defekasi nyeri degan mengejan
Feses terahkir kecil dn keras
Abdomen keras dan distensi
2. Bandingkan degan standar normal
Feses lunak, dan terbentuk setiap hari
Defekasi tidak nyeri
Abdomen lunak, tidak distensi
3. Buat konklusi pertimbangan 
Masalah eleminasi feses
Æ  Perumusan diagnose keperawatan
Perumusan diagnose keperawatan diarahkan pada pemilihan diagnose keperawatan sesuai degan analisa data dan mulai menghubungkan permsalahan di dalam pohon masalah. Menurut (Carpenito,1995) “factor yang berhubungan adalah ondisi etiologi atau penunjang lainnya yang mempengaruhi respon klien.
Æ  Data pengkajian dan peryataan diagnostic
Di dalam pengkajian factor yang berhubungan harus saling mendukung etiologi. Didalam buku (perry&potter, hal 171) sebagai salah satu contoh “menanyakan klien tentang kualitas dan persepsi nyeri menghasilkan data subjektif”.
Æ  Diagnose keperawatan medis
“Diagnosa keperawatan berfokus pada dan mendefinisikan kebutuhan keperawatan dari klien (Gordon,1994)”.
jadi diagnose keperawatan  mendefinisikan apa yang benar-benar di butuhkan klien,sedangkan  diagnose medis   mengidentifikasikan dan berfokus pada status penyakit secara spesifik, dan pengobatan terhadap penyakit.

v    SUMBER KESALAHAN DIAGNOSTIK
Di dalam pengambilan diagnose keperawatan sellu dominan degan yang namanya kesalahan namun perawat berpegang teguh terhadap 4 bidang yaitu :
1.       Pengkajian dasar
2.       Menganalisa data
3.       Mengelompokkan
4.       Mengidentifikasi klien yang menghasilkan identifikasi label diagnostic.
Æ Kesalahan pengumpulan data
Penguumpulan data jika ada yang kurang dan tidak lengkap , salah , dan isi diagnose di dalamnya tidak benarmaka proses tersebut tidak benar, namun jika pengumpulan data terorganisir maka proses akan jelas.

Æ Kesalahan dalam interpretasi dan analisa data
Kesalahan dalam pengisian analisa data sebagian besar isinya tidak akurat dan lengkap.
Æ Kesalahan dalam pengelompokan data
Kesalahan yang sering terjadi dalam pengelompokan data yaitu pengelompokan di kelompokkan secara premature, dan  tidak tepat atau mungkin tidak sama sekali.
Æ Kesalahan dalam peryataan diagnostic
Peryataan yang sering terjadi kesalahan di dalam pengisian diagnostic yaitu dalam pengisian kata-kata tidak sesuai, tidak ringkas/berbelit-belit dan bahasa yang digunakan tidak tepat/ muluk-muluk , respon yang tidak  mencerminkan  penyakit klien .
Adapun tips untuk menghindari kesalahan diagnostic :
“Identifiksi respons klien terhadap peyakit , Nyatakan diagnostic NANDA , Identifikasi suatu etiologi yang dapat di atasi oleh keperawatan , Identifikasi klien yang sesuai dengan pengobatn dan pemeriksaan , Identifiksi respon klien terhadap peralatan , Identifikasi masalah klien, bukan masalah perawat, identifikasi makalah klien , bukan intervensi dan bukan tujuan, hindari peryataan yang merugikan, nyatakan etiologi secara legal, identifiksi masalah dan etiologi, identifikasi hanya satu masalah klien dalam peryataan diagnostic”.


v    DIAGNOSA KEPERAWATAN APLIKASI PADA PERENCANAAN KEPERAWATAN
Æ Keuntungan dari diagnose keperawatan
Diagnose menguntungkan bagi klien juga perawat, membangun komunikasi yang baik anatara pasien dan perawat untuk melaksanakan tugasnya degan membina hubungan saling percaya . di samping itu diagnose di gunakan untuk mengisi catatan perkembangan klien, menurut (Gordon,1992) “diagnose keperawatan dapat juga berfungsi sebagai focus untuk perbaikan kualitas”.




Æ Keterbatasan diagnose keperawatan
Kadang di dalamnya mengunakan bahasa yang bertele-tele, bahasa yang digunakan tidak tepat, menurut (stantis & ryan 1982;Edel, 1985). “bahasa dari diagostik yang tidak tepat dapat secara tidak tepat memberi  LEBEL  pada klien. Label diagnostic yang demikian adalah Ketidakpatuhan. Istilah tersebut adalah muatan nilai dan tidak lengkap.

*Catatan: Diringkas oleh Riris Wahyu Anggraini dari Buku Potter,P.A  & Perry A.G 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,proses dan Praktik. Vol. 1E/4.Alih bahasa oleh Yasmin Asih , Made Sumarwati,Dian Eviriyani,laily Mahmudah,Ellen Pangagabean, Kusrini, Sari Kurnianingsih,Enie Novieastari,Jakarta: EGC. (Halaman 164-176).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...