DIAGNOSA
KEPERWATAN
Setelah perawat menganamnese klien atau
proses pengkajian selanjutnya perawat melanjutkan langkah kedua yaitu pada diagnose keperwatan. Menurut
(Perry&Potter,hal 165)
“diagnose keperawatan merupakan
penilaian klinis tentang respon individu,keluarga, atau komunitas terhadap
masalah kesehatan actual atau potensial atau proses kehidupan .diagnose
keperawatan Peryataan yang mengambarkan respons actual atau potensial klien
terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai lisensi dan kopenten untuk
mengatasinya. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi
untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat
(NANDA,1990);Carpenito,1993). Hasil dan intervensi di pilih dalam kaitanya dengan
diagnose keperawatan tertentu (McCloskey & Bulechek,1992). Alasan untuk
merumuskan diagnose keperawatan setelah menganalisis data pengkajian adalah
untuk mengidentifikasikan masalah kesehatan yang melibatkan klien dan
keluarganya dan untuk memberikan arah asuhan keperawatan. Dlam diagnose
keperawatan dikembangkan untuk klien, keluarga, atau komunitas; dan yang
mencakup data fisik, perkembangan, intelektual, emosi, social dan spiritual
yang didapatkan selama pengkajian”.
v EVOLUSI
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hasil karya tulisan dari
Nightingale, menyatakan tujuan asuhan keperawatan adalah “untuk menempatkan
pasien dalam kondisi yang terbaik sehinga alam bertindak
terhadapnya”(Nightingale,1860).
Awalnya kurikulum keperawatan dimuat tentang penyakit atau model
medis. Namun pada tahun 1950 – 1960 pemimpin & pendidik keperawatan
merevisi kurikulum tentang “Masalah Yang Berpusat Pada Klien”.
(Carpenito,1995).
Menurut
McFarland & McFarlane (1989), “diagnose keperawatan pertama kali di
perkenalkan dalam literature keperawatan pada tahun 1950. Fry(1953) mengusulkan
bahwa keperawatan dapat menjadi lebih
kreatif dengan merumuskan diagnose keperawatan dan mengindividualisasikan
rencana asuhan keperawatan”.
Tahun 1973 konferensi nasional yang pertama di klasifikasikan
untuk diagnose keperawatan (lihat kotak hlm. 167).
“the north American nursing diagnosis association (NANDA) di bentuk tujuan
NANDA adalah untuk mengembankan memperbaiki, dan meningkatkan pengunaan umum
taksonomi terminology diaknostik keperawatan bagi perawat
professional”(kim,McFarland dan Mclane 1984). dan ANA secara resmi mendukung
NANDA sebagai organisasi yang mengatur perkembangan tentang sistim klasifikasi
dari diagnose keperawatan (Carpenito,1995)”.
Diagnose
keperawatan dimasukkan pertama kali oleh standard
of Nursing Practice ANA, juga mendukung diagnose keperawatan Nursing :A Sosial Policy Statement. Melalui
Kolaborasi yang di mulai dari pendidikan
, penelitian, administrator dan praktis secara potensial akan memperkaya
profesi keperawatan.
v DEFINISI
Menurut (Carlson et al,1991; Carpenito 1995) menyatakan
definisinya dalam buku ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam mengunakan
diagnose untuk memberikan diagnose keperawatan.
“diagnose keperawatan adalah peryataan yang menguraikan respon
actual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai
izin dan berkompeten untuk mengatasinya”.
Berikut
adalah contoh table atau alur diagnose keperawatan yang menyajikan sebagai
definisi dan sumbernya .
v BERFIKIR
KRITIS DAN PROSES DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berfikir kritis sering kali kita lakukan dalam berbagai hal dan
merupakan hal yang kompleks menurut (Bandman & Bandman) dan proses
diagnostic menurut (Carnevali et al,1984;Carnevali & Thomas,1993).
“Berfikir Kritis adalah pemeriksaan data, pengumpulan informasi
dari literatur, pengorganisasian pengamatan, dan penelitian atas pengalaman
masa lalu. Proses Diagnostik ini memadukan ketrampilan berfikir kritis dalam
langkah pembuatan keputusan yang di gunakan perawat untuk mengembangkan
peryataan diagnostic”.
Ø
ANALISA DAN INTERPRESTASI DATA
Dalam proses pengkajian data dapat dikumpulkan dalam berbagai
sumber, di validasi di dalam kelompok yang membentuk pola.
Ø
PENGELOMPOKAN DATA
Pengelompokan data menurut (Capernito, 1995).
“Batasan karakteristik adalah criteria yang mendukung adanya
kategori diagnostic. Criteria klinis adalah tanda dan gejala objektif atau
subjektif atau factor resiko “.
Berikut
adalah contoh diagnose yang sudah di setujui oleh NANDA
|
|
Ansietas
|
Koping komunitas, tidak efektif
|
Asfiksia
|
Keputus asaan
|
Aspirasi
|
Kurang aktifitas pengalih
|
Berduka , adaktif
|
Kurang pengetahuan (uraian)
|
Berduka, maladaktif
|
Kurang perawatan diri, berpakaian/
berdandan
|
Bersihkan jalan nafas tidak efektif
|
Kurang perawatan diri, makan
|
Cedera, pemberian posisi
perioperatif
|
Kurang perawatan diri madi/hygine
|
Cedera Resiko terhadap
|
Konflik peran orangtua
|
Curah Jantung Menurun
|
Konfusi akut/ kronik
|
Diare
|
Konstipasi /dirasakan /kolonik
|
Disfungsi Neurovaskuler perifer,
|
Koping defensife
|
Disfungsi seksual
|
Koping, individu tdk efektif /
|
Disrefleksia
|
Koping, keluarga tdk efektif,
ketidakmampuan/ menurun
|
Distress spiritual (distress
kejiwaan)
|
Koping keluarga potensial untuk
pertumbuhan
|
Eleminasi urinarius
|
Koping komunitas potensial
meningkat.
|
Ganguan citra tubuh
|
Kurang perawatan diri, toileting
|
Ganguan harga diri
|
Kurang volume cairan resiko terhadap
/1/2
|
Ganguan identitas pribadi
|
Embran mukosa oral, kerusakan
|
Ganguan medan energy
|
Memori gangue
|
Ganguan pola tidur
|
Menelan ganguan
|
Harga diri, kronik rendah
|
Menjadi ortu perubahan/ resiko
terhadap
|
Harga diri, situasional rendah
|
Menyangkal tidak efektif
|
Hipertermia
|
Menyusui efektif / tidak efektif
|
Hipotermia
|
Mobilitas hambatan fisik
|
Infeksi resiko terhadap
|
Mutilasi diri, resiko terhadap
|
Inkontinensia , dorongan
|
Nutrisi perubahan kurang dari
kebutuhan
|
Inkontinensia, fungsi
|
Nutrisi peruahan lebih dari kebutuhan
|
Inkontinensia, reflek
|
Nyeri / kronik
|
Inkontinensia, total
|
Pemeliharaan kesehatan
|
Inkontinensia usus
|
Penatalaksanaan pemeliharaan di
rumah
|
Integritas jaringan, kerusakan
|
Penatalaksanaan program terapiutik
individu efektif /tdk efektif
|
Integritas kulit, kerusakan / resiko
terhadap
|
Penatalaksanaan program terapiutik
keluarga tdk efektif
|
Interaksi social, hambatan
|
Penatalaksanaan komunitas tidak
efektif
|
Intoleransi aktifitas / resiko
terhadap
|
Pengabaiaan unilateral
|
Isolasi social
|
Penilaian ganguan
|
Kapasitas adaktif , menurun ,
intracranial
|
Perbuahan sensori/perceptual
(visual,auditorius,kinestetik,olfaktorius,
gustatorius,taktil)
|
Kedekatan ortu, bayi, anak, berubah
resiko terhadap…
|
Perfusi jaringan
|
Kekerasan resiko terhadap diri
sendiri/ orang lain
|
Perilaku bayi tdk teratur/ teratur
|
Kelebihan volume cairan
|
Perilaku mencari bantuan kesehatan
|
Keletihan
|
Perlindungan perubahan
|
Keracunan resiko terhadap
|
Pertukarn gas
|
Kesejahteraan spiritual, poensial
meningkat
|
Pertumbuhan dan perkembangan
|
Kesepian, resiko terhadap
|
Pola bernafas tdk efektif
|
Ketakutan
|
Pola makan bayi
|
Ketengangan peran member perawatan/
resiko terhadap
|
Pola seksualitas
|
Ketidak berdayaan
|
Proses keluarga
|
Ketidak patuhan (uraian)
|
Proses penyapihan ventilator,
disfungsi
|
Komunikasi hambatan verbal
|
Proses piker perubahan
|
Konflik pengambilan keputusan
|
Respon paska trauma
|
Retensi urinarius
|
Sindrom stress relokasi
|
Sindrom disuse
|
Suhu tubuh perubahan resiko terhadap
|
Sindrom interpretasi lingkungan
|
Termoregulasi tidakefektif
|
Sindrom trauma perkosan / reaksi
campuran/ reasi diam
|
Trauma , resiko terhadap
|
|
Ventilasi, ketidakmampuan
mempertahannkan spontanitas
|
Definisi-definisi diagnose keperawatan menurut
beberapa ahli
PENULIS
|
DEFINISI
|
Abdellah(1957)
|
“penentuan sifat dan keluasan
masalah keperawatan yang di tujjukan oleh pasien individual / keluarga yang
menerima asuhan keperawatan”.
|
Duran, prince (1996)
|
“suatu peryataan tentang konklusi
yang dihasilkan dari pengenalan terhadap pola yang berasal / penyelidikan
keperawtan dari pasien”.
|
Gebbi,lavin(1975)
|
“penilaian atau konklusi yang
terjadi sebagai akibat dari pengkajian keperawatan”.
|
Bricer (1975)
|
“suatu fungsi keperawatan yang
mandiri … suatu evaluasi tentang
respon personal klien terhadap pengalaman kemanusiaannya sepanjang
siklus kehidupan, apakah respon merupakan krisis perkembangan / kecelakaan ,
penyakit, kesukaran, streslainnya”.
|
Aspinall (1976)
|
“suatu proses kesimpulan klinis dari
perubahan yang teramati dalam kondisi fisik / fisiologis pasien,; jika proses
ini terjadi secara akurat dan rasional, maka proses tersebut akan mengarah
pada identifikasi tentang kemungkinan tentang penyebab simptomatologi”.
|
Gordon (1976)
|
“masalah kesehatn actual atau
potensional dimana perawat,degan pendidikan dan penglamannya, mampu mempunyai
izin untuk mengatasinya”.
|
Roy (1982)
|
“diagnose keperwatan adalah frase
singkat atau istilah yang meringkaskan kelompok indicator penting(empiris)
yang mewakili pola keutuhan manusia”.
|
Shoemaker (1984)
|
“diagnose keperawatan adalah
penilaian klinis tentang individu, keluarga /komunitas yang didapatkan
melalui proses pengumpulan data yang disengaja dan sistematis yang menjadi
tangung gugat perawat. Hal ini di tunjukkan secara singkat dan mencakup
etiologi kondisi bila di ketahui”.
|
Carpenito (1987)
|
“diagnose keperawatan adalah
peryataan yang mengambarkan respon manusia (keadaan sehat atau perubahan pola
interaksi actual/potensial)dari individu atau kelompok perawat yang secara
legal mengidentifikasi dan dimana perawat dapat menginstruksikan intervensi
definitive untuk mempertahankan keadaan sehat atau untuk mengurangi,
menyingkirkan, atau mencegah perubahan”.
|
Nanda (1990)
|
“diagnose keperawatan adalah
penilaian klinis tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap
masalah kesehatan dan proses kehidupan actual atau potensial. Diagnose
keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk diagnose
keperawatan untuk mencapai hasil dimana perawat bertangung gugat”.
|
Carlson et al. (1991)
|
“diagnose keperawatan adalah
peryataan ringkas tentang status kesehatan klien yang di dapatkan melalui
proses pengkajian dan membutuhkan intervensi dan domain keperawatan.
|
Æ IDENTIFIKASI
MASALAH KLIEN
Mengidentifikasi
kebutuhan klien, perawat harus menentukan apa masalah yang di hadapi oleh
pasien tersebut apa mungkin masalah actual atau potensial.menurut (Gordon,
1994)
“Masalah
kesehatan actual adalah masalah yang
dirasakan atau dialami oleh klien, seperti ganguan pola tidur yang berhubungan
dengan lingkungan yang bising.suatu masalah kesehatan beresiko mewaspadakan
perawat pada pentingnya intervensi pencegahan.
v PERYATAA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Æ
Format diagnose keperawatan
Di dalam format diagnose keperawatan termuat secara actual diagosa yang dinyatakan
dari proses diagnostic. Terdapat contoh analisa data di dalam buku (perry
&poter, hal 169) yaitu :
“1. Kenali pola (kelompok batasan
karakteristik)
Tidak
defekasi selama 4 hari
Defekasi
nyeri degan mengejan
Feses
terahkir kecil dn keras
Abdomen
keras dan distensi
2. Bandingkan degan standar normal
Feses lunak, dan terbentuk setiap hari
Defekasi tidak nyeri
Abdomen lunak, tidak distensi
3. Buat konklusi pertimbangan
Masalah
eleminasi feses
Æ
Perumusan diagnose keperawatan
Perumusan diagnose keperawatan diarahkan pada pemilihan diagnose
keperawatan sesuai degan analisa data dan mulai menghubungkan permsalahan di
dalam pohon masalah. Menurut (Carpenito,1995) “factor yang berhubungan adalah
ondisi etiologi atau penunjang lainnya yang mempengaruhi respon klien.
Æ
Data pengkajian dan peryataan diagnostic
Di dalam pengkajian factor yang berhubungan harus saling mendukung
etiologi. Didalam buku (perry&potter, hal 171) sebagai salah satu contoh
“menanyakan klien tentang kualitas dan persepsi nyeri menghasilkan data
subjektif”.
Æ
Diagnose keperawatan medis
“Diagnosa
keperawatan berfokus pada dan mendefinisikan kebutuhan keperawatan dari klien
(Gordon,1994)”.
jadi
diagnose keperawatan mendefinisikan apa
yang benar-benar di butuhkan klien,sedangkan
diagnose medis
mengidentifikasikan dan berfokus pada status penyakit secara spesifik,
dan pengobatan terhadap penyakit.
v SUMBER
KESALAHAN DIAGNOSTIK
Di dalam
pengambilan diagnose keperawatan sellu dominan degan yang namanya kesalahan
namun perawat berpegang teguh terhadap 4 bidang yaitu :
1.
Pengkajian dasar
2.
Menganalisa data
3.
Mengelompokkan
4.
Mengidentifikasi klien yang menghasilkan
identifikasi label diagnostic.
Æ
Kesalahan
pengumpulan data
Penguumpulan
data jika ada yang kurang dan tidak lengkap , salah , dan isi diagnose di
dalamnya tidak benarmaka proses tersebut tidak benar, namun jika pengumpulan
data terorganisir maka proses akan jelas.
Æ
Kesalahan
dalam interpretasi dan analisa data
Kesalahan
dalam pengisian analisa data sebagian besar isinya tidak akurat dan lengkap.
Æ
Kesalahan
dalam pengelompokan data
Kesalahan
yang sering terjadi dalam pengelompokan data yaitu pengelompokan di kelompokkan
secara premature, dan tidak tepat atau
mungkin tidak sama sekali.
Æ
Kesalahan
dalam peryataan diagnostic
Peryataan
yang sering terjadi kesalahan di dalam pengisian diagnostic yaitu dalam
pengisian kata-kata tidak sesuai, tidak ringkas/berbelit-belit dan bahasa yang
digunakan tidak tepat/ muluk-muluk , respon yang tidak mencerminkan
penyakit klien .
Adapun
tips untuk menghindari kesalahan diagnostic :
“Identifiksi
respons klien terhadap peyakit , Nyatakan diagnostic NANDA , Identifikasi suatu
etiologi yang dapat di atasi oleh keperawatan , Identifikasi klien yang sesuai
dengan pengobatn dan pemeriksaan , Identifiksi respon klien terhadap peralatan
, Identifikasi masalah klien, bukan masalah perawat, identifikasi makalah klien
, bukan intervensi dan bukan tujuan, hindari peryataan yang merugikan, nyatakan
etiologi secara legal, identifiksi masalah dan etiologi, identifikasi hanya
satu masalah klien dalam peryataan diagnostic”.
v DIAGNOSA
KEPERAWATAN APLIKASI PADA PERENCANAAN KEPERAWATAN
Æ Keuntungan
dari diagnose keperawatan
Diagnose
menguntungkan bagi klien juga perawat, membangun komunikasi yang baik anatara
pasien dan perawat untuk melaksanakan tugasnya degan membina hubungan saling
percaya . di samping itu diagnose di gunakan untuk mengisi catatan perkembangan
klien, menurut (Gordon,1992) “diagnose keperawatan dapat juga berfungsi sebagai
focus untuk perbaikan kualitas”.
Æ Keterbatasan
diagnose keperawatan
Kadang
di dalamnya mengunakan bahasa yang bertele-tele, bahasa yang digunakan tidak
tepat, menurut (stantis & ryan 1982;Edel, 1985). “bahasa dari diagostik
yang tidak tepat dapat secara tidak tepat memberi LEBEL pada klien. Label diagnostic yang
demikian adalah Ketidakpatuhan. Istilah
tersebut adalah muatan nilai dan tidak lengkap.
*Catatan:
Diringkas oleh Riris Wahyu Anggraini dari Buku Potter,P.A & Perry A.G 1999. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep,proses dan Praktik. Vol. 1E/4.Alih bahasa oleh Yasmin Asih ,
Made Sumarwati,Dian Eviriyani,laily Mahmudah,Ellen Pangagabean, Kusrini, Sari
Kurnianingsih,Enie Novieastari,Jakarta: EGC. (Halaman 164-176).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...