KEBUTUHAN DASAR MANUSIA: INDIVIDU DAN KELUARGA*
v
INDIVIDU
Kebutuhan dasar manusia seperti makan, minum,
keamanan, dan rasa cinta adalah hal yang penting untuk mempertahankan hidup dan
kesehatan. Teori Maslow tentang hirarki kebutuhan dasar manusia bisa dijadikan
pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan, Potter & Perry (1999:613)
menyatakan “menurut teori ini, beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih dasar
daripada kebutuhan lainny; oleh karena itu, beberapa kebutuhan harus dipenuhi
sebelum kebutuhan yang lain”.
Terdapat lima tingkatan prioritas dalam hirarki
kebutuhan dasar manusia, meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan
dan rasa aman, kebutuhan rasa cinta dan memiliki, dan terakhir kebutuhan
aktualisasi diri.
Pada teori ini, seseorang akan dianggap sehat
apabila seluruh kebutuhan tersebut terpenuhi, sebaliknya seseorang akan
dianggap tidak sehat atau beresiko sakit apabila satu atau lebih kebutuhannya
tidak terpenuhi. Klien dan keluarganya diperkirakan kebutuhannya tidak
terpenuhi, atau tidak mampu untuk tetap memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu,
pelayanan keperawatan dapat membantu klien dan keluarganya dalam memenuhi
kebutuhan ini.
v
KEBUTUHAN
FISIOLOGIS
Maslow (dalam Potter & Perry, 1999:613)
menyatakan “kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki
Maslow. Seorang individu yang memiliki beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi
secara umum lebih dulu mencari pemenuhan kebutuhan fisiologis”. Macam kebutuhan
fisiologis yaitu oksigen, cairan, nutrisi, eliminasi, temperatur, istirahat,
tempat tinggal dan seks.
Oksigen
Oksigen adalah kebutuhan fisiologis yang paling
penting. Tanpa oksigen manusia tidak dapat mempertahankan hidupnya. Tindakan
keperawatan bisa untuk membantu klien yang memiliki gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigen.
Cairan
Penyakit trauma, parah atau cacat lebih pada klien,
bisa membuat kebutuhan cairan tidak terpenuhi. Tidak terpenuhinya kebutuhan
tersebut bisa diindikasikan dengan terjadinya dehidrasi dan edema. Pengkajian
keperawatan bisa digunakan untuk perbaikan keseimbangan secara normal.
Nutrisi
Nutrisi juga merupakan kebutuhan essensial pada
manusia. Mencerna dan menyimpan makanan merupakan hal yang penting untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi. Seorang perawat harus paham proses pencernaan dan
metabolik untuk membantu klien memenuhi kebutuhannya.
Temperatur
Temperatur normal pada tubuh manusia adalah sekitar
37⁰C atau 98,6⁰F. Secara sementara, tubuh dapat mengatur temperatur dengan
mekanisme tertentu. Contohnya, seseorang menggigil ketika bergerak dari tempat
bersuhu normal menuju tempat bersuhu 13⁰C. Maka dalam waktu sementara respon
adaptif dapat terjadi (Potter & Perry, 1999:614)
Eliminasi
Eliminasi materi sampah termasuk salah satu proses
metabolik tubuh. Produk sampah ini dikeluarkan melalui paru-paru, ginjal,
kulit, dan pencernaan.
Tempat Tinggal
Lembaga bencana alam dan pemberian pelayanan dalam
kesehatan bisa menjadi sumber untuk membantu klien mendapatkan tempat tinggal
yang permanen. Kondisi lingkungan bisa membantu perawat dalam mengidentifikasi
penyakit atau kerusakan pada klien.
Istirahat
Jumlah kebutuhan istirahat berbeda-beda tergantung
pada kualitas tidur, pola aktivitas, status kesehatan, umur, dan gaya hidup.
Seks
Secara umum seks adalah kebutuhan fisiologis yang
mengambil prioritas dibanding tingkat kebutuhan paling tinggi. Kebutuhan seks
dipengaruhi oleh umur, etika,nilai, riwayat sosial budaya, harga diri, dan
kesejahteraan (Potter & Perry, 1999:615).
v
KEBUTUHAN
KESELAMATAN DAN RASA AMAN
Keselamatan Fisik
Mempertahankan keselamatan fisik merupakan keadaan
untuk mengurangi dan menghilangkan ancaman pada tubuh maupun kehidupan.
Memenuhi keselamatan fisik biasanya terprioritaskan lebih dahulu dibanding
kebutuhan fisiologis.
Keselamatan Psikologis
Orang sakit atau cacat itu lebih rentan terancam kesejahteraan
fisik dan juga emosinya, oleh karena itu intervensi yang harus dilakukan
perawat adalah melindungi mereka dari hal yang membahayakan.
v
KEBUTUHAN
CINTA DAN RASA MEMILIKI
Setelah kebutuhan fisiologis dan keselamatan
terpenuhi, setiap manusia akan cenderung untuk memenuhi kebutuhan cinta dan
rasa memiliki. Bahkan orang yang secara umum bisa memenuhi kebutuhan cinta,
sering tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut dalam keadaan terluka atau
sakit. Akhirnya perawat dan keluarga berusaha membantu untuk memenuhi kebutuhan
cinta dan rasa saling memiliki pada klien.
v
KEBUTUHAN
HARGA DIRI DAN PENGHARGAAN
Setiap orang memerlukan perasaan stabil pada harga
diri, maupun perasaan ingin orang lain untuk menghargai dirinya. Apabila diri
klien mengalami perubahan dikarenakan penyakitnya, maka perawatan dilakukan
untuk meningkatkan gambaran dan konsep diri.
v
KEBUTUHAN
AKTUALISASI DIRI
Aktualisasi diri adalah kebutuhan tertinggi dalam
hirarki. Manusia yang sudah teraktualisasi dirinya mempunyai kepribadian
multidimensi yang telah matang. Aktualisasi diri sudah terjadi jika kebutuhan
klien, tekanan atau ancaman, dan kemampuan beradaptasi sudah berkesinambungan.
v
PENERAPAN
TEORI KEBUTUHAN DASAR
Untuk memberikan pelayanan yang efektif kepada
pasien, perawat harus mengerti hubungan antar-kebutuhan yang berbeda pada
pasien. Meskipun hirarki menyatakan pemenuhan kebutuhan harus dilakukan setelah
kebutuhan dibawahnya terpenuhi, namun dalam praktek sering terjadi pemberian
perawatan secara bersamaan.
Hubungan Antar-Kebutuhan
Saat mengkaji kebutuhan, perawat tidak boleh
berpikiran bahwa kebutuhan tingkat lebih rendah merupakan prioritas. Sesuai
dengan aspek lain pada pemberian perawatan, seorang perawat harus menyusun rencana perawatan yang
bersifat individual untuk kebutuhan dan keinginan yang unik.
Pemenuhan Kebutuhan secara
Simultan
Setelah mengidentifikasi kebutuhan utama klien,
maka perawat menetapkan prioritas dalam membantu memenuhi kebutuhan itu.
Penetapan prioritas ini tidak berarti perawat memberi perawatan hanya pada satu
perawatan dalam satu waktu. Contohnya, perawat tidak hanya memulai kebutuhan
pertama sesuai dengan hirarki dan bertambah setelah kebutuhan pertama
terpenuhi.
Faktor Pengaruh Prioritas
Kebutuhan
Hal-hal yang berpengaruh pada prioritas kebutuhan
yaitu kepribadian dan suasana hati klien, kondisi klien, persepsi klien, dan
keluarga klien. Sehingga perawat harus melibatkan klien dan keluarganya dalam
menentukan perencanaan agar prioritas tak terabaikan.
v
KELUARGA
Fine (dalam Potter & Perry,1999:618) menyatakan
bahwa keluarga pada saat ini menghadapi banyak tantangan; hal itu ditandai oleh
tiga atribut penting: kelenturan, kekuatan, dan perbedaan.
Trend yang Berlaku
Terdapat beberapa tantangan keluarga yang telah
berkembang dari dulu sampai sekarang, seperti perubahan pada struktur dan
peran, perceraian, dan kondisi penuaan oleh anggota keluarga yang lebih tua.
Namun sejauh ini ahli ilmu sosial telah mengidentifikasi empat trend sebagai
ancaman yaitu perubahan status ekonomi, kekerasan dalam keluarga, tidak mempunyai
tempat tinggal, dan HIV.
Perubahan Status Ekonomi
Mengurangi atau mengakhiri pemenuhan kebutuhan
termasuk kekawatiran sehari-hari, karena dapat menurunkan status ekonomi
keluarga.
Tunawisma
Tidak memiliki tempat tinggal dapat menimbulkan
resiko, seperti masalah perkembangan kesehatan, psikologis, dan sosial-ekonomi.
Kekerasan Keluarga
Faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan dalam
keluarga adalah stres, kondisi kemiskinan, psikopatologi, isolasi sosial, dan
tingkah laku (Andrews dalam Potter & Perry,1999:621).
HIV
Seseorang yang menderita HiIV tidak hanya merusak
individual, tetapi juga merusak keluarga dan teman. Diagnosa HIV dapat membawa
beban rasa bersalah, konflik gaya hidup, stigma sosial, dan isolasi yang melibatkan
semua anggota keluarga.
Definisi Keluarga
Model tipe Norman Rockwell sering menggambarkan
tentang keluarga: yaitu dengan anak-anak dan orang dewasa tinggal dalam
lingkungan selaras. Berbagai macam jenis keluarga tergantung pada individu yang
membentuk. Agar efektif memberikan pelayanan, perawat harus mengerti sikap
individu terhadap keluarga itu sangat berakar dan pantas mendapat penghargaan.
Bentuk Keluarga
Seorang perawat harus mempunyai pemikiran yang
terbuka terhadap bentuk keluarga agar kepedulian dan sumber potensial menjadi
tidak terlupakan.
v
PENDEKATAN
TEORETIS: TENTANG SUATU TINJAUAN
Teori Fungsional (Fungsionalisme)
Teori fungsional dipandang sebagai teori
“konservatif”. Potter & Perry (1999:622) menyatakan bahwa “keluarga
dipandang sebagai bentuk yang universal, penting, institusi sosial yang
memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat”.
Pendekatan Konflik Sosial
Teori ini menganggap bahwa perubahan dan konflik
penting diperlukan dalam suatu kehidupan.
Interaksi Simbolik
Pendekatan ini menganggap bahwa setiap interaksi
mempunyai arti yang berbeda pada individu berbeda pada kondisi yang berbeda dan
bahwa setiap individu berinteraksi untuk menjalin hubungan dengan orang lain.
v
TEORI
SISTEM UMUM
Keluarga sebagai Suatu Sistem Sosial Terbuka
Sistem keluarga memiliki tujuan yang eksplisit
maupun implisit, yang berlainan berdasarkan tahapan pada nilai keluarga, siklus
hidup keluarga, dan kepedulian antar anggota keluarga.
Struktur
Struktur dapat dipastikan dengan cara mengobservasi
perilaku dalam keluarga, seperti membuat pertanyaan untuk mengetahui siapa yang
membuat keputusan, bagaimana keputusan itu dibuat, dan siapa yang melaksanakan
tugas. Perubahan status kesehatan seseorang yang menanggung tugas memberi beban
untuk keluarga karena dianggap tidak ada yang bisa untuk menggantikan tugas
tersebut.
Fungsi
Fungsi keluarga dianggap sebagai proses untuk
mencapai tujuan keluarga itu sendiri. Tujuan dalam keluarga akan lebih mudah
dicapai apabila terdapat komunikasi yang langsung dan jelas. Hubungan sosial
juga bertindak sebagai pendukung, utamanya saat masa stres dan meminimalkan
kerapuhan keluarga.
v
TAHAP
PERKEMBANGAN
Keluarga juga
mengalami perubahan dan pertumbuhan setiap waktu. Setiap tahap perkembangan
mempunyai kebutuhan, tantangan, dan sumber tersendiri termasuk tugas yang harus
diselesaikan sebelum keluarga mencapai tahap selanjutnya dengan sukses.
Keluarga dan Kesehatan
Stabilitas ekonomi akan meningkatkan pelayanan
kesehatan keluarga yang adekuat, membuat lebih banyak kesempatan pada
pendidikan dan kebutuhan nutrisi yang
baik, dan meminimalisir stres. Keluarga sangat berpengaruh terhadap kesehatan,
Champbell (dalam Potter & Perry, 1999:625) mengungkapkan “keluarga adalah
bentuk sosial yang utama yang merupakan tempat untuk peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit”.
Atribut Keluarga “Sehat”
Keluarga yang efektif mempunyai kontrol kepada
lingkungannya dan menggunakan pengaruhnya kepada lingkungan terdekat keluarga,
tetangga, maupun sekolah. Sedangkan keluarga tidak efektif itu, mungkin
kekurangan atau yakin bahwa kekurangannya tersebut mengontrol lingkungan.
v
KEPERAWATAN
KELUARGA
Tujuan dari perawat keluarga yaitu untuk membantu
keluarga dan anggotanya mendapat dan mempertahankan kesehatan yang maksimal.
Perawat harus berhati-hati terhadap parameter praktik keperawatan serta membuat
penyerahan saat kondisinya sesuai. Berikut penjelasan Perry dan Potter
(1999:626):
Sesuai
tujuan bab ini, praktik keperawatan keluarga dikonsepkan sebagai hal yang
memiliki dua tingkat pendekatan, keluarga sebagai struktur dan keluarga sebagai
klien, yang melibatkan kedua konsep relasional dan transaksional. Jika hanya
satu anggota keluarga yang menerima pelayanan keperawatan, adalah hal yang
nyata dan praktis untuk melihat keluarga sebagai suatu struktur. Pada saat
seluruh anggota keluarga dilibatkan dalam perawatan satu sama lain setiap hari,
intervensi keperawatan pada satu individu memerlukan beberapa perubahan
aktivitas individu yang lainnya. Kedua pendekatan, keluarga sebagai konteks dan
keluarga sebagai klien, berguna dalam memberikan pelayanan keperawatan yang
efektif.
Keluarga sebagai Konteks
Fokus utamanya yaitu kesehatan dan perkembangan
pada individu anggota dalam lingkungan tertentu (misalnya lingkungan keluarga klien).
Keluarga sebagai Klien
Pada pendekatan keluarga sebagai klien, fokus
utamanya adalah proses dan hubungan saat pelayanan keperawatan.
v
PROSES
KEPERAWATAN KELUARGA
Terdapat tiga
keyakinan yang mendasari pendekatan keluarga terhadap proses keperawatan:
1.
Bahwa seluruh individu itu harus dilihat sesuai
konteks keluarga mereka.
2.
Bahwa keluarga mempunyai pengaruh kuat pada
individu.
3.
Bahwa individu mempunyai pengaruh kuat pada
keluarga.
Pengkajian
Pengkajian keluarga termasuk kompenen yang esensial
dalam proses keperawatan. Hal-hal yang termasuk pada pengkajian keluarga
meliputi struktur, bentuk, dan fungsi keluarga; tahapan pada perkembangan
keluarga; dan pencapaian atau kemajuan tugas perkembangan.
Diagnosa Keperawatan
Pengkajian keperawatan yang telah dibuat akan
menghasilkan data yang mendukung diagnosa keperawatan, selain itu bisa
digunakan untuk mengidentifikasi beberapa fungsi yang tidak adekuat dan
intervensi yang akan dibutuhkan.
Perencanaan
Ketika proses keperawatan telah dibuat, tindakan
berikutnya yaitu merencanakan maksud dari tindakan bersama keluarga. Kolaborasi
dengan keluarga juga merupakan komponen yang esensial. Rencana keperawatan yang
menyatu bersama dengan anggota keluarga, bisa memandang keluarga sebagai klien
juga.
Implementasi
Jika tujuan dan tindakan telah dilakukan maka mulai
implementasi. Intervensi merupakan suatu strategi untuk membantu keluarga dalam
mencapai tujuan. Seorang perawat bisa membimbing keluarga untuk menyelesaikan
masalah, memberikan pelayanan praktis, dan memberi rasa perawatan dan
penerimaan dengan cara mendengarkan masalah maupun solusi dari anggota
keluarga.
Evaluasi
Tindakan evaluasi juga dimodifikasi sesuai
kebutuhan, Potter dan Perry (1999:632) memberikan pernyataan tentang evaluasi
berikut ini.
Contoh
tindakan evaluasi keluarga sebagai klien
meliputihal-hal sebagai berikut:
- Mengobservasi interaksi antara anggota keluarga.
- Mencatat pola komunikasi yang efektif dan yang tidak efektif.
- Menanyakan kepada anggota keluarga untuk mendeskripsikan bagaimana konflik diselesaikan dalam keluarga mereka.
- Menanyakan kepada anggota keluarga sumber internal dan eksternal apa yang khusus mereka gunakan untuk mempertahankan fungsi keluarga optimal.
- Mengobservasi kemampuan keluarga untuk mempertahankan peran dan hubungan yang sesuai.
- Mencatat kesadaran dan kesediaan anggota untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan setiap anggota lainnya.
- Mengobservasi interaksi antara anggota keluarga.
- Mencatat pola komunikasi yang efektif dan yang tidak efektif.
- Menanyakan kepada anggota keluarga untuk mendeskripsikan bagaimana konflik diselesaikan dalam keluarga mereka.
- Menanyakan kepada anggota keluarga sumber internal dan eksternal apa yang khusus mereka gunakan untuk mempertahankan fungsi keluarga optimal.
- Mengobservasi kemampuan keluarga untuk mempertahankan peran dan hubungan yang sesuai.
- Mencatat kesadaran dan kesediaan anggota untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan setiap anggota lainnya.
Contoh
tindakan evaluasi keluarga sebagai
konteks melliputi hal-hal sebagai berikut:
- Menanyakan kepada klien apa sumber internal dan eksternal yang mereka gunakan untuk mempertahankan fungsi
optimal dalam unit keluarga.
- Mengobservasi interaksi klien dengan anggota keluarga.
- Mencatat kemampuan klien untuk mendefinisikan dan memenuhi kebutuhan dalam konteks keluarga.
*Catatan : Diringkas oleh Agustinna Laili Rachmawati dari buku Potter,
P.A. & Perry, A.G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih, Made Sumarwati , Dian Evriyani,
Laily Mahmudah, dkk.
Jakarta: EGC. (halaman 612—635)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar...