Selasa, 30 September 2014

KDM: INDIVIDU DAN KELUARGA



KEBUTUHAN DASAR MANUSIA: INDIVIDU DAN KELUARGA*



v  INDIVIDU

Kebutuhan dasar manusia seperti makan, minum, keamanan, dan rasa cinta adalah hal yang penting untuk mempertahankan hidup dan kesehatan. Teori Maslow tentang hirarki kebutuhan dasar manusia bisa dijadikan pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan, Potter & Perry (1999:613) menyatakan “menurut teori ini, beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih dasar daripada kebutuhan lainny; oleh karena itu, beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain”.
Terdapat lima tingkatan prioritas dalam hirarki kebutuhan dasar manusia, meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan rasa aman, kebutuhan rasa cinta dan memiliki, dan terakhir kebutuhan aktualisasi diri.
Pada teori ini, seseorang akan dianggap sehat apabila seluruh kebutuhan tersebut terpenuhi, sebaliknya seseorang akan dianggap tidak sehat atau beresiko sakit apabila satu atau lebih kebutuhannya tidak terpenuhi. Klien dan keluarganya diperkirakan kebutuhannya tidak terpenuhi, atau tidak mampu untuk tetap memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, pelayanan keperawatan dapat membantu klien dan keluarganya dalam memenuhi kebutuhan ini.

v  KEBUTUHAN FISIOLOGIS

              Maslow (dalam Potter & Perry, 1999:613) menyatakan “kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Seorang individu yang memiliki beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi secara umum lebih dulu mencari pemenuhan kebutuhan fisiologis”. Macam kebutuhan fisiologis yaitu oksigen, cairan, nutrisi, eliminasi, temperatur, istirahat, tempat tinggal dan seks.

Oksigen
Oksigen adalah kebutuhan fisiologis yang paling penting. Tanpa oksigen manusia tidak dapat mempertahankan hidupnya. Tindakan keperawatan bisa untuk membantu klien yang memiliki gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen.

Cairan
Penyakit trauma, parah atau cacat lebih pada klien, bisa membuat kebutuhan cairan tidak terpenuhi. Tidak terpenuhinya kebutuhan tersebut bisa diindikasikan dengan terjadinya dehidrasi dan edema. Pengkajian keperawatan bisa digunakan untuk perbaikan keseimbangan secara normal.

Nutrisi
Nutrisi juga merupakan kebutuhan essensial pada manusia. Mencerna dan menyimpan makanan merupakan hal yang penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Seorang perawat harus paham proses pencernaan dan metabolik untuk membantu klien memenuhi kebutuhannya.

Temperatur
Temperatur normal pada tubuh manusia adalah sekitar 37⁰C atau 98,6⁰F. Secara sementara, tubuh dapat mengatur temperatur dengan mekanisme tertentu. Contohnya, seseorang menggigil ketika bergerak dari tempat bersuhu normal menuju tempat bersuhu 13⁰C. Maka dalam waktu sementara respon adaptif dapat terjadi (Potter & Perry, 1999:614)

Eliminasi
Eliminasi materi sampah termasuk salah satu proses metabolik tubuh. Produk sampah ini dikeluarkan melalui paru-paru, ginjal, kulit, dan pencernaan.

Tempat Tinggal
Lembaga bencana alam dan pemberian pelayanan dalam kesehatan bisa menjadi sumber untuk membantu klien mendapatkan tempat tinggal yang permanen. Kondisi lingkungan bisa membantu perawat dalam mengidentifikasi penyakit atau kerusakan pada klien.

Istirahat
Jumlah kebutuhan istirahat berbeda-beda tergantung pada kualitas tidur, pola aktivitas, status kesehatan, umur, dan gaya hidup.

Seks
Secara umum seks adalah kebutuhan fisiologis yang mengambil prioritas dibanding tingkat kebutuhan paling tinggi. Kebutuhan seks dipengaruhi oleh umur, etika,nilai, riwayat sosial budaya, harga diri, dan kesejahteraan (Potter & Perry, 1999:615).

v  KEBUTUHAN KESELAMATAN DAN RASA AMAN

Keselamatan Fisik
Mempertahankan keselamatan fisik merupakan keadaan untuk mengurangi dan menghilangkan ancaman pada tubuh maupun kehidupan. Memenuhi keselamatan fisik biasanya terprioritaskan lebih dahulu dibanding kebutuhan fisiologis.

Keselamatan Psikologis
Orang sakit atau cacat itu lebih rentan terancam kesejahteraan fisik dan juga emosinya, oleh karena itu intervensi yang harus dilakukan perawat adalah melindungi mereka dari hal yang membahayakan.

v  KEBUTUHAN CINTA DAN RASA MEMILIKI

Setelah kebutuhan fisiologis dan keselamatan terpenuhi, setiap manusia akan cenderung untuk memenuhi kebutuhan cinta dan rasa memiliki. Bahkan orang yang secara umum bisa memenuhi kebutuhan cinta, sering tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut dalam keadaan terluka atau sakit. Akhirnya perawat dan keluarga berusaha membantu untuk memenuhi kebutuhan cinta dan rasa saling memiliki pada klien.

v  KEBUTUHAN HARGA DIRI DAN PENGHARGAAN

Setiap orang memerlukan perasaan stabil pada harga diri, maupun perasaan ingin orang lain untuk menghargai dirinya. Apabila diri klien mengalami perubahan dikarenakan penyakitnya, maka perawatan dilakukan untuk meningkatkan gambaran dan konsep diri.

v  KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI

Aktualisasi diri adalah kebutuhan tertinggi dalam hirarki. Manusia yang sudah teraktualisasi dirinya mempunyai kepribadian multidimensi yang telah matang. Aktualisasi diri sudah terjadi jika kebutuhan klien, tekanan atau ancaman, dan kemampuan beradaptasi sudah berkesinambungan.

v  PENERAPAN TEORI KEBUTUHAN DASAR

Untuk memberikan pelayanan yang efektif kepada pasien, perawat harus mengerti hubungan antar-kebutuhan yang berbeda pada pasien. Meskipun hirarki menyatakan pemenuhan kebutuhan harus dilakukan setelah kebutuhan dibawahnya terpenuhi, namun dalam praktek sering terjadi pemberian perawatan secara bersamaan.

Hubungan Antar-Kebutuhan
Saat mengkaji kebutuhan, perawat tidak boleh berpikiran bahwa kebutuhan tingkat lebih rendah merupakan prioritas. Sesuai dengan aspek lain pada pemberian perawatan, seorang  perawat harus menyusun rencana perawatan yang bersifat individual untuk kebutuhan dan keinginan yang unik.

Pemenuhan Kebutuhan secara Simultan
Setelah mengidentifikasi kebutuhan utama klien, maka perawat menetapkan prioritas dalam membantu memenuhi kebutuhan itu. Penetapan prioritas ini tidak berarti perawat memberi perawatan hanya pada satu perawatan dalam satu waktu. Contohnya, perawat tidak hanya memulai kebutuhan pertama sesuai dengan hirarki dan bertambah setelah kebutuhan pertama terpenuhi.

Faktor Pengaruh Prioritas Kebutuhan
Hal-hal yang berpengaruh pada prioritas kebutuhan yaitu kepribadian dan suasana hati klien, kondisi klien, persepsi klien, dan keluarga klien. Sehingga perawat harus melibatkan klien dan keluarganya dalam menentukan perencanaan agar prioritas tak terabaikan.

v  KELUARGA
Fine (dalam Potter & Perry,1999:618) menyatakan bahwa keluarga pada saat ini menghadapi banyak tantangan; hal itu ditandai oleh tiga atribut penting: kelenturan, kekuatan, dan perbedaan.

Trend yang Berlaku
Terdapat beberapa tantangan keluarga yang telah berkembang dari dulu sampai sekarang, seperti perubahan pada struktur dan peran, perceraian, dan kondisi penuaan oleh anggota keluarga yang lebih tua. Namun sejauh ini ahli ilmu sosial telah mengidentifikasi empat trend sebagai ancaman yaitu perubahan status ekonomi, kekerasan dalam keluarga, tidak mempunyai tempat tinggal, dan HIV. 

Perubahan Status Ekonomi
Mengurangi atau mengakhiri pemenuhan kebutuhan termasuk kekawatiran sehari-hari, karena dapat menurunkan status ekonomi keluarga.
Tunawisma
Tidak memiliki tempat tinggal dapat menimbulkan resiko, seperti masalah perkembangan kesehatan, psikologis, dan sosial-ekonomi.
Kekerasan Keluarga
Faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan dalam keluarga adalah stres, kondisi kemiskinan, psikopatologi, isolasi sosial, dan tingkah laku (Andrews dalam Potter & Perry,1999:621).
HIV
Seseorang yang menderita HiIV tidak hanya merusak individual, tetapi juga merusak keluarga dan teman. Diagnosa HIV dapat membawa beban rasa bersalah, konflik gaya hidup, stigma sosial, dan isolasi yang melibatkan semua anggota keluarga.


Definisi Keluarga
Model tipe Norman Rockwell sering menggambarkan tentang keluarga: yaitu dengan anak-anak dan orang dewasa tinggal dalam lingkungan selaras. Berbagai macam jenis keluarga tergantung pada individu yang membentuk. Agar efektif memberikan pelayanan, perawat harus mengerti sikap individu terhadap keluarga itu sangat berakar dan pantas mendapat penghargaan.

Bentuk Keluarga
Seorang perawat harus mempunyai pemikiran yang terbuka terhadap bentuk keluarga agar kepedulian dan sumber potensial menjadi tidak terlupakan.

v  PENDEKATAN TEORETIS: TENTANG SUATU TINJAUAN

Teori Fungsional (Fungsionalisme)
Teori fungsional dipandang sebagai teori “konservatif”. Potter & Perry (1999:622) menyatakan bahwa “keluarga dipandang sebagai bentuk yang universal, penting, institusi sosial yang memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat”.

Pendekatan Konflik Sosial
Teori ini menganggap bahwa perubahan dan konflik penting diperlukan dalam suatu kehidupan.

Interaksi Simbolik
Pendekatan ini menganggap bahwa setiap interaksi mempunyai arti yang berbeda pada individu berbeda pada kondisi yang berbeda dan bahwa setiap individu berinteraksi untuk menjalin hubungan dengan orang lain.

v  TEORI SISTEM UMUM

Keluarga sebagai  Suatu Sistem Sosial Terbuka
Sistem keluarga memiliki tujuan yang eksplisit maupun implisit, yang berlainan berdasarkan tahapan pada nilai keluarga, siklus hidup keluarga, dan kepedulian antar anggota keluarga.

Struktur
Struktur dapat dipastikan dengan cara mengobservasi perilaku dalam keluarga, seperti membuat pertanyaan untuk mengetahui siapa yang membuat keputusan, bagaimana keputusan itu dibuat, dan siapa yang melaksanakan tugas. Perubahan status kesehatan seseorang yang menanggung tugas memberi beban untuk keluarga karena dianggap tidak ada yang bisa untuk menggantikan tugas tersebut.

Fungsi
Fungsi keluarga dianggap sebagai proses untuk mencapai tujuan keluarga itu sendiri. Tujuan dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terdapat komunikasi yang langsung dan jelas. Hubungan sosial juga bertindak sebagai pendukung, utamanya saat masa stres dan meminimalkan kerapuhan keluarga.

v  TAHAP PERKEMBANGAN

Keluarga juga mengalami perubahan dan pertumbuhan setiap waktu. Setiap tahap perkembangan mempunyai kebutuhan, tantangan, dan sumber tersendiri termasuk tugas yang harus diselesaikan sebelum keluarga mencapai tahap selanjutnya dengan sukses.

 Keluarga dan Kesehatan
Stabilitas ekonomi akan meningkatkan pelayanan kesehatan keluarga yang adekuat, membuat lebih banyak kesempatan pada pendidikan dan  kebutuhan nutrisi yang baik, dan meminimalisir stres. Keluarga sangat berpengaruh terhadap kesehatan, Champbell (dalam Potter & Perry, 1999:625) mengungkapkan “keluarga adalah bentuk sosial yang utama yang merupakan tempat untuk peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit”.

Atribut Keluarga “Sehat”
Keluarga yang efektif mempunyai kontrol kepada lingkungannya dan menggunakan pengaruhnya kepada lingkungan terdekat keluarga, tetangga, maupun sekolah. Sedangkan keluarga tidak efektif itu, mungkin kekurangan atau yakin bahwa kekurangannya tersebut mengontrol lingkungan.

v  KEPERAWATAN KELUARGA

Tujuan dari perawat keluarga yaitu untuk membantu keluarga dan anggotanya mendapat dan mempertahankan kesehatan yang maksimal. Perawat harus berhati-hati terhadap parameter praktik keperawatan serta membuat penyerahan saat kondisinya sesuai. Berikut penjelasan Perry dan Potter (1999:626):
Sesuai tujuan bab ini, praktik keperawatan keluarga dikonsepkan sebagai hal yang memiliki dua tingkat pendekatan, keluarga sebagai struktur dan keluarga sebagai klien, yang melibatkan kedua konsep relasional dan transaksional. Jika hanya satu anggota keluarga yang menerima pelayanan keperawatan, adalah hal yang nyata dan praktis untuk melihat keluarga sebagai suatu struktur. Pada saat seluruh anggota keluarga dilibatkan dalam perawatan satu sama lain setiap hari, intervensi keperawatan pada satu individu memerlukan beberapa perubahan aktivitas individu yang lainnya. Kedua pendekatan, keluarga sebagai konteks dan keluarga sebagai klien, berguna dalam memberikan pelayanan keperawatan yang efektif.

Keluarga sebagai Konteks
Fokus utamanya yaitu kesehatan dan perkembangan pada individu anggota dalam lingkungan tertentu (misalnya lingkungan keluarga klien).

Keluarga sebagai Klien
Pada pendekatan keluarga sebagai klien, fokus utamanya adalah proses dan hubungan saat pelayanan keperawatan.

v  PROSES KEPERAWATAN KELUARGA

Terdapat tiga keyakinan yang mendasari pendekatan keluarga terhadap proses keperawatan:
1.       Bahwa seluruh individu itu harus dilihat sesuai konteks keluarga mereka.
2.       Bahwa keluarga mempunyai pengaruh kuat pada individu.
3.       Bahwa individu mempunyai pengaruh kuat pada keluarga.

Pengkajian
Pengkajian keluarga termasuk kompenen yang esensial dalam proses keperawatan. Hal-hal yang termasuk pada pengkajian keluarga meliputi struktur, bentuk, dan fungsi keluarga; tahapan pada perkembangan keluarga; dan pencapaian atau kemajuan tugas perkembangan.

Diagnosa Keperawatan
Pengkajian keperawatan yang telah dibuat akan menghasilkan data yang mendukung diagnosa keperawatan, selain itu bisa digunakan untuk mengidentifikasi beberapa fungsi yang tidak adekuat dan intervensi yang akan dibutuhkan.

Perencanaan
Ketika proses keperawatan telah dibuat, tindakan berikutnya yaitu merencanakan maksud dari tindakan bersama keluarga. Kolaborasi dengan keluarga juga merupakan komponen yang esensial. Rencana keperawatan yang menyatu bersama dengan anggota keluarga, bisa memandang keluarga sebagai klien juga.

Implementasi
Jika tujuan dan tindakan telah dilakukan maka mulai implementasi. Intervensi merupakan suatu strategi untuk membantu keluarga dalam mencapai tujuan. Seorang perawat bisa membimbing keluarga untuk menyelesaikan masalah, memberikan pelayanan praktis, dan memberi rasa perawatan dan penerimaan dengan cara mendengarkan masalah maupun solusi dari anggota keluarga.

Evaluasi
Tindakan evaluasi juga dimodifikasi sesuai kebutuhan, Potter dan Perry (1999:632) memberikan pernyataan tentang evaluasi berikut ini.

Contoh tindakan evaluasi keluarga sebagai klien meliputihal-hal sebagai berikut:
- Mengobservasi interaksi antara anggota keluarga.
- Mencatat pola komunikasi yang efektif dan yang tidak efektif.
- Menanyakan kepada anggota keluarga untuk mendeskripsikan bagaimana konflik diselesaikan dalam keluarga mereka.
- Menanyakan kepada anggota keluarga sumber internal dan eksternal apa yang khusus mereka gunakan untuk mempertahankan fungsi keluarga optimal.
- Mengobservasi kemampuan keluarga untuk mempertahankan peran dan hubungan yang sesuai.
- Mencatat kesadaran dan kesediaan anggota untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan setiap anggota lainnya.
Contoh tindakan evaluasi keluarga sebagai konteks melliputi hal-hal sebagai berikut:
- Menanyakan kepada klien apa sumber internal dan eksternal yang mereka gunakan untuk mempertahankan fungsi optimal dalam unit keluarga.
- Mengobservasi interaksi klien dengan anggota keluarga.
- Mencatat kemampuan klien untuk mendefinisikan dan memenuhi kebutuhan dalam konteks  keluarga.


*Catatan     : Diringkas oleh  Agustinna Laili Rachmawati dari buku Potter, P.A. & Perry, A.G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih, Made Sumarwati , Dian  Evriyani, Laily Mahmudah, dkk. Jakarta: EGC. (halaman 612—635)


 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar...